3 Hal Benar yang Dilakukan Klopp kala Liverpool Hentikan Laju Man City
FOOTBALL265.COM – Berikut tiga hal benar yang dilakukan pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, kala hentikan laju klub Liga Inggris (Premier League), Manchester City.
Liverpool secara mengejutkan mampu menghentikan laju Man City dalam lanjutan laga Liga Inggris pada hari Minggu kemarin.
Liverpool mengawali musim dengan kurang baik dengan adanya beberapa pemain utama yang performanya juga sekaligus sejumlah penggawa yang diterpa badai cedera.
Oleh sebab itu, awalnya skuad besutan Jurgen Klopp itu sempat terseok-seok pada awal musim kendatipun sempat menghuni peringkat ke-6.
Namun, peringkat Liverpool kian merosot setelah ditahan imbang Everton dan Brighton & Hove Albion serta kalah dari pemuncak klasemen saat ini, Arsenal.
Di sisi lain, Manchester City masih membayangi Arsenal yang tengah adem ayem di puncak klasemen bersama Erling Haaland yang begitu rajin bikin gol di setiap laga.
Tentunya, Man City yang perkasa jelas sangat percaya diri bisa menambah garam di luka Liverpool yang tengah pesakitan ketika Jordan Henderson cs menghuni peringkat ke-11 sebelumnya.
Namun, memang sepak bola itu tidak bisa diprediksi sebab Liverpool berhasil menggulingkan Manchester City dengan skor tipis 1-0 sekaligus mengakhiri rekor tak terkalahkannya The Citizens.
Berikut tiga hal benar yang dilakukan oleh pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, dalam mengandaskan Manchester City dengan skor tipis 1-0.
1. 1. Berubahnya Bentuk di Lini Tengah
Selama tujuh tahun berkuasa di Liverpool, Jurgen Klopp sudah terpatri dengan formasi 4-3-3, tetapi pada pertandingan melawan Manchester City, sang pelatih memutuskan untuk mengubahnya.
Jurgen Klopp menerapkan double-pivot di lini tengah dengan mempercayakan Thiago Alcantara dan Fabinho di posisi tersebut.
Di depan Thiago Alcantara dan Fabinho terdapat Harvey Elliott dan trio penyerang yang lincah, yaitu Diogo Jota, Roberto Firmino, dan Mohamed Salah.
Apa yang dilakukan Jurgen Klopp adalah menyumbat ruang kosong di depan pertahanan Liverpool sehingga pemain Manchester City tidak bisa memanfaatkannya.
Sistem dan taktik yang diterapkan Klopp pada laga ini pun terbukti berhasil mengingat Manchester City tidak mencetak satu pun gol dalam pertandingan ini.
2. Melumpuhkan Haaland
Pep Guardiola sebelumnya pernah menjawab pertanyaan wartawan apa yang membedakan Erling Haaland dan Lionel Messi.
Pelatih asal Spanyol itu menjawab bahwa Haaland membutuhkan rekan setimnya untuk mencetak gol. Namun, Messi bisa melakukannya sendiri.
Cara Liverpool mengacaukan area tengah secara krusial berimbas dengan putusnya jalur suplai ke Erling Haaland sehingga mesin pencetak gol Norwegia itu dibuat tidak berdaya.
Pemain, seperti Bernardo Silva dan Phil Foden, juga tidak efektif atas imbas dari ruang kosong yang sangat terbatas di sepanjang pertandingan tersebut.
2. 3. Memainkan Salah di Tengah
Mohamed Salah memang sejak awal selalu dipercaya untuk memberikan ancaman dari sisi sayap kanan mengingat ia berposisi sebagai penyerang sayap.
Memang Salah sempat tampil menggigit musim lalu di posisi itu dan membuat bek lawan kalang kabut dalam menjaga pria asal Mesir itu. Namun, kini sang pemain diberi peran yang berbeda oleh Jurgen Klopp.
Salah bermain agak lebih di tengah dan bisa dibilang hampir membentuk duo striker tengah bersama Roberto Firmino layaknya double-pivot yang mana taktik itu jarang dipakai oleh Klopp.
Dengan bermain lebih sempit, Salah bisa lebih sering duel satu lawan satu dengan bek tengah Man City dan terlihat sama berbahayanya seperti posisi aslinya di penyerang sayap kanan.
Sumbangan gol semata wayangnya adalah bukti strategi yang diterapkan Klopp untuk menghentikan laju Manchester City ini memang efektif.
Kemenangan yang berharga ini membuat Liverpool meringsek naik dari ranking 11 ke peringkat kedelapan sementara.
Peringkat Liverpool masih bisa berpotensi naik lagi usai jumpa Man City jika berhasil mengamankan poin penuh di dua laga berikutnya melawan West Ham United dan Nottingham Forest.
Terlebih lagi, jika rivalnya, yang berada di peringkat lebih atas dari Liverpool, tergelincir, hal ini jelas kian menguntungkan skuad asuhan Jurgen Klopp ke depannya di Liga Inggris.