Ini 5 Faktor Terbesar di Balik Buruknya Performa Livepool Musim Ini
FOOTBALL265.COM - Penampilan Liverpool di musim 2022-2023 ini belum konsisten. Ada beberapa faktor mengapa performanya tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya.
Saat ini, Liverpool menempati peringkat kedelapan di Liga Inggris (Premier League) musim ini dengan 13 poin. The Reds pun tertinggal 14 poin dari Arsenal yang memimpin puncak klasemen.
Performa Liverpool juga tidak konsisten. Kombinasi kekalahan, hasil imbang, hingga kemenangan terus didapatkannya.
Berikut lima faktor di balik buruknya performa Liverpool di musim ini.
Ketidakmampuan Jurgen Klopp untuk beradaptasi
Sejak pertama kali mengambil alih klub, Jurgen Klopp telah memilih empat bek dalam formasinya dan tidak pernah bereksperimen lebih dari itu.
Selain itu, Klopp mencoba mempertahankan tingkat intensitas yang tinggi tidak selalu memungkinkan, tetapi pelatih asal Jerman itu tidak beranjak dari pendiriannya.
Dengan tidak mengubah taktiknya, ini membuat tim lain bisa menetralisir ancaman The Reds karena klub raksasa Inggris itu tak punya plan B.
1. Penurunan profil usia skuad Liverpool
Pemain inti seperti Mohamed Salah, Roberto Firmino, Jordan Henderson, James Milner, dan Virgil van Dijk sudah semakin menua.
Oleh karena itu, tim yang jarang memiliki pemain berusia 30-an pada lima tahun lalu sekarang memiliki banyak pemain. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan dalam profil usia skuad.
Oleh karena itu, pemilik Fenway Sports Group (FSG) perlu memperhatikan kebijakan transfer mereka dan mengubah banyak hal pada musim panas mendatang.
Perubahan peran Mohamed Salah
Salah sebagai penyerang dalam dalam lima tahun terakhir, telah cukup sering berada di pinggir lapangan musim ini.
Hal ini menyebabkan posisi awal Salah semakin jauh dari gawang, sementara juga harus membentuk chemistry dengan Luis Diaz dan Darwin Nunez.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa Salah sulit untuk tiba di posisi pencetak gol, tetapi justru lebih unggul dalam menciptakan peluang.
Kurang sukses di lini tengah
Liverpool memiliki Henderson, Thiago Alcantara, Milner, Fabinho, Curtis Jones, Naby Keita, Fabio Carvalho, dan Harvey Elliott di lini tengahnya.
Kombinasi Fabinho, Milner, Henderson dan Thiago tidak memberikan energi yang cukup untuk memainkan sepak bola dengan intensitas tinggi.
Oleh karena itu, diperlukan rencana yang jelas di musim panas ini untuk menambah setidaknya dua gelandang berkualitas ke depannya.
Turunnya performa Trent Alexander-Arnold
Posisinya memanglah seorang bek, tetapi Trent lebih sering maju membantu lini serang timnya.
Hal ini memang jadi nilai plus, tetapi juga sekaligus jadi nilai minus karena dia sendiri tampak ogah-ogahan membantu pertahanan.
Performanya juga tidak sebaik beberapa tahun lalu, di mana bek asal Inggris ini tampil apik baik di lini belakang maupun depan.
2. 5 Pelatih Top Sepak Bola yang Tidak Pernah Dipecat, Klopp Hati-hati
Menjadi seorang pelatih klub sepak bola Eropa tidaklah mudah, apalagi klub papan atas. Tapi salut untuk 5 pelatih top ini yang tidak pernah dipecat hingga kini.
Seorang pelatih kerap kali dianggap sebagai kambing hitam di balik performa buruk klub yang dilatihnya.
Oleh karena itu, seorang pelatih memang harus bersiap-siap untuk dipecat setiap kali klubnya terpuruk.
Apalagi di Liga Inggris, kompetisi yang paling elit di dunia sepak bola, memecat seorang pelatih memang jadi opsi favorit para pemilik klub.
Kita sudah melihat Thomas Tuchel yang harus angkat kaki dari kursi pelatih Chelsea dan digantikan Graham Potter.