3 Alasan Aster Vranckx Bisa Jadi Pemain Super Berharga bagi AC Milan
FOOTBALL265.COM - Pemain Belgia, Aster Vranckx, bisa menjadi berkah dan aset yang sangat berharga klub Liga Italia (Serie A), AC Milan.
Meski didatangkan dari VfL Wolfsburg sebagai pemain pinjaman, gelandang muda berusia 20 tahun ini punya peluang besar untuk sukses bersama Rossoneri.
Sebagai pemain yang belum lama mentas ke lever profesional, Aster Vranckx punya bakat ‘mentah’ yang bisa diasah Stefano Pioli sebelum mengirimya kembali ke Jerman.
Bisa Jadi Pengganti Franck Kessie
Meski tidak serta-merta menjadi penerus Franck Kessie karena karakteristik yang sama, Aster Vranckx punya peluang membuat AC Milan melupakan mantan pemainnya tersebut.
Ia bisa mendukung permainan kedua rekannya, Ismael Bennacer dan Sandro Tonali. Ia bahkan punya kualitas yang mumpuni sebagai gelandang bertahan maupun serang.
Keberadaannya menambah opsi Stefano Pioli selain Bennacer dan Tonali, plus Rade Krunic, Tiemoue Bakayoko, dan Tommaso Pobega.
Terlebih lagi, nama yang pertama adalah pemain yang rawan cedera, sedangkan Tiemoue Bakayoko nyaris tidak terdengar sepak terjangnya.
Di sisi lain, Tommaso Pobega masih butuh menit bermain yang banyak. Tidak ayal, sosok ‘pengganti’ Franck Kessie pun sangat dibutuhkan di sini.
Keberadaan Aster Vranckx pun diharapkan bisa menambah kedalaman skuad AC Milan usai ditinggal sang gelandang andalan ke Barcelona.
Aster Vranckx sendiri dipinjam dari VfL Wolfsburg sejak musim panas lalu, dengan opsi pembelian di angka 12 juta euro atau sekitar Rp195,1 miliar.
1. Sosok Pemain yang Berkembang
Walau masih berusia muda, 20 tahun, Aster Vranckx menunjukkan perkembangan yang cukup pesat sejak meniti karier di negara asalnya.
Awalnya, ia bahkan berposisi sebagai penyerang saat pertama menginjakkan kaki di dunia sepak bola. Namun seiring berjalannya waktu, pelatih mulai menggesernya lebih ke belakang.
Alhasil, ia mulai bermain sebagai gelandang saat berseragam klub Liga Belgia, KV Mechelen. Di sana, pemain kelahiran 4 Oktober 2002 ini mentas ke tim senior pada 2019 sebelum hengkang ke VfL Wolfsburg dua tahun kemudian.
Selain mengidolakan Kevin De Bruyne, Aster Vranckx sejak lama juga tumbuh sembari melihat aksi-aksi Moussa Dembele.
“Saat saya muda, sekarang pun masih, saya sudah terbiasa menonton Moussa Dembele,” ucapnya seperti pernah diwartakan Tribal Football.
“Ada banyak pemain bagus, tapi Moussa Dembele adalah salah satu yang selalu saya hormati dan kagumi,” tambahnya lagi.
Untuk mencapai kariernya yang sekarang, Aster Vranckx telah menempuh jalan yang cukup panjang.
Setelah ‘pensiun’ sebagai penyerang, ia kemudian menimba ilmu sebagai gelandang bertahan dengan atribut serupa eks Borussia Dortmund, Axel Witsel.
Ia juga sempat digadang-gadang bisa sehebat Kevin De Bruyne apabila dididik dengan benar oleh VfL Wolfsburg.
Sayangnya, VfL Wolfsburg malah melepas Aster Vranckx ke AC Milan, dan bukan tidak mungkin sang pemain bakal berakhir sebagai rekrutan permanen di raksasa Liga Italia tersebut.
2. Mulai Menggeliat di AC Milan
Aster Vranckx melakoni laga debutnya untuk AC Milan di pertandingan melawan Sampdoria di Liga Italia pada September lalu.
Tidak lama, ia tampil selama kurang lebih 13 menit jelang pertandingan berakhir. AC Milan sendiri berhasil menang dengan skor 2-1 berkat gol Junior Messias dan Olivier Giroud.
Setelah itu, Stefano Pioli kembali memberinya kesempatan tampil saat menghadapi Juventus, Monza, dan Fiorentina.
Menariknya, AC Milan tidak pernah kalah saat Aster Vranckx bermain.
Saat melawan Fiorentina, Aster Vranckx pun berhasil meraih predikat MVP berkat penampilannya yang impresif.
Ia pun menjadi salah satu aktor utama kemenangan AC Milan malam itu, usai operannya pada menit-menit akhir laga berakhir dengan gol bunuh diri oleh Nikola Milenkovic.
Masuk menggantikan Rade Krunic, Aster Vranckx berhasil membawa pengaruh besar pada permainan Rossoneri.
Ia terlihat beroperasi dengan aktif di sebagian besar lapangan, serta berhasil beradaptasi dengan baik di pertarungan yang tergolong sengit melawan La Viola.
Aster Vranckx pun masih punya waktu yang cukup panjang untuk memikat hati klub dan Stefano Pioli jika ingin menjadi bagian AC Milan secara permanen.
Predikat MVP terakhir untuk tahun 2022 pun jadi bekal berharga bagi pemuda kelahiran Erps-Kwerps ini, begitu pula AC Milan yang sebaiknya memantau perkembangannya dalam beberapa bulan ke depan.
Sumber: Tribal Football