Plus dan Minus Kebijakan Manchester United Rekrut Marco Reus, Langkah Panik atau Malah Jenius?
FOOTBALL265.COM - Kabar mengejutkan datang dari Manchester United usai sang raksasa Inggris diklaim mempertimbangkan untuk menggaet Marco Reus di bursa transfer musim panas 2023.
Kontrak sang pemain dengan Borussia Dortmund akan resmi habis per Juli mendatang yang artinya The Red Devils bisa mendapatkannya secara percuma.
Banyak yang beropini jika Reus adalah pemain yang cocok untuk United namun jika transfer itu dilakukan satu dekade lalu.
Reus memang masih pemain berkualitas top dibuktikan dengan status sebagai kapten Dortmund sekaligus bintang inti mereka namun usianya sudah tidak lagi muda.
Pada Mei 2023 nanti sang gelandang serang Jerman akan menginjak umur 34 tahun. Umur dimana biasanya masa pensiun sudah semakin dekat.
Tidak heran apabila selain Manchester United, Marco Reus juga digosipkan menarik perhatian dari kesebelasan Arab Saudi yakni Al-Nassr yang dapat menawarkannya uang banyak sebelum gantung sepatu.
Namun apabila diperhatikan, strategi bursa transfer Setan Merah di bawah manajer mereka yang baru yakni Erik ten Hag memang lebih sering dicemooh lebih dulu sebelum akhirnya membuat semua mengangguk setuju.
Tengok saja yang terjadi pada Casemiro, Tyrell Malacia, Christian Eriksen, dan Lisandro Martinez. Mungkin hanya Antony Santos saja yang masih belum sepenuhnya meyakinkan khalayak luas namun patut diingat bahwa tiap individu punya kemampuan adaptasi yang berbeda-beda.
Maka dari itu kami mencoba untuk membedah rahasia kenapa United bisa memperhitunhkan Reus sebagai target mereka selanjutnya di bursa transfer.
Berikut plus dan minus yang bisa Manchester United nilai dari seorang bintang veteran, Marco Reus.
1. (+) Bawakan Kematangan dan Rasa Lapar
Saat ada pemain uzur yang diincar sebuah klub, maka satu hal yang pasti langsung terbesit dalam benak semua orang adalah kebutuhan soal sosok yang kaya akan pengalaman.
Sepakbola memang olahraga yang dimainkan dengan kaki namun seringkali dimenangkan menggunakan kepala. Begitulah kiranya pepatah yang pernah diucapkan oleh legenda Belanda, Johan Cruyff, dan Manchester United coba menerapkan itu dalam transfer Marco Reus.
Reus memang sudah berusia 33 tahun namun bukan berarti kualitasnya sudah hilang. Tidak percaya? Coba lihat saja statistiknya bersama Borussia Dortmund dimana dalam satu dekade terakhir hanya satu musim saja ia gagal membukukan dua digit gol di segala kompetisi.
Musim itu adalah 2017/2018 dimana hanya ada 15 pertandingan yang dapat ia lakoni akibat bergelut denga cedera ligamen. Itupun setelah ia menyempatkan diri menorehkan tujuh gol dan satu assist.
United bisa memanfaatkannya sebagai opsi tambahan di lini depan maupun tengah mengingat jumlahnya assistnya bersama Dortmund pun sangat banyak di angka 117 dari 368 penampilan.
Saat ini opsi kreator di Old Trafford masih terbilang terbatas dengan Bruno Fernandes sebagai tumpuan utama. Christian Eriksen bisa menopangnya namun ketika diserahi tugas sebagai dirijen tunggal kemampuan sang playmaker Denmark tidak bisa sepenuhnya keluar.
Marco Reus juga bisa dijadikan penambah nafsu juara di skuad Manchester United. Pasalnya ia termasuk pemain kaliber bintang namun dengan CV minim trofi.
Prestasinya di Borussia Dortmund 'hanya' sebatas dua DFB-Pokal dan tiga Piala Super Jerman. Bersama negaranya pun Reus juga belum pernah memenangkan apapun selain 48 caps berhias 15 gol.
Kesempatan untuk membela United mungkin akan membuat Reus kembali terlecut untuk meraih trofi di senja kariernya.
Namun hal itu harus diraih dengan mengorbankan niatan untuk pensiun di Dortmund, klub yang ia idolakan sekaligus tempat ia belajar sepakbola.
2. (-) Proyek Jangka Pendek yang Bisa Dipersingkat Cedera
Pemain hebat yang tidak dinaungi keberuntungan. Mungkin itu deskripsi karier Marco Reus palin cocok sejauh ini.
Sejak masih memperkuat Borussia Monchengladbach, ia sudah akrab dengan cedera dan hal itu seolah semakin parah saat berkostum Borussia Dortmund.
Sudah banyak jenis cedera yang Reus alami mulai dari paha, kunci paha, engkel, ligamen, tumit, ibu jari, hingga lutut semuanya sudah pernah terjadi. Bahkan terkadang sampai berulangkali di lokasi yang sama.
Saat ia harusnya memperkuat Jerman di Piala Duia 2014, Reus harus menepi dari lapangan hijau karena masalah panjang pada engkel yang memaksanya absen di penghujung 2013/2014 hingga sebagian besar 2014/2015.
Sukses Der Panzer menjadi juara di Brasil dipastikan membuat pemain yang akrab juga disapa Woodyinho itu menyesal setengah mati dan mengutuk cederanya karena datang di saat yang paling tidak tepat.
Mungkin itulah kenapa Reus hingga kini tidak pernah meninggalkan Dortmund. Kesebelasan yang lebih besar bisa jadi ragu untuk mendatangkannya karena khawatir lebih sering datang ke ruang dokter ketimbang lapangan tempat pertandingan.
Manchester United jelas merencanakan proyek jangka pendek dengan Reus mengingat usianya yang memang tidak lagi muda namun rencana yang mungkin paling banter hanya bisa dijalankan satu atau dua tahun itu bisa berakhir lebih cepat.
Benar jika dalam dua musim penuh terakhir ia masih bisa memainkan total 90 pertandingan namun bukan berarti level daya tahannya membaik.
Transfermarkt mencatat jika dalam periode yang sama Marco Reus setidaknya harus menghadapi sembilan kasus cedera dengan estimasi masa penyembuhan mencapai setengah tahun.
Manchester United harus bijak dalam mempertimbangkan semua ini sebelum bergerak di bursa transfer. Kecuali jika mereka memang siap dengan segala resiko dan bisa mendapatkan sang buruan dengan kontrak semurah mungkin.