x

Dampak Positif dan Negatif Hadirnya Regulasi Penambahan Kuota Pemain Asing ASEAN di Liga 1

Senin, 6 Maret 2023 18:05 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Duel gelandang Bali United, Eber Bessa dengan Winger Barito Putera, Mike Ott. Foto: Bali United

FOOTBALL265.COM – Dalam sarasehan sepak bola yang digelar PSSI, hadir regulasi kuota pemain asing ASEAN bagi klub Liga 1. Seperti apa dampak positif dan negatifnya?

Adanya regulasi penambahan kuota pemain asing ASEAN ini merupakan hasil kesepakatan antara PSSI dan para perwakilan di Liga 1.

Regulasi ini datang karena adanya kesepakatan soal jumlah pemain asing, di mana kuota pemain asing semula 3+1 menjadi 5+1 pemain.

Pada regulasi sebelumnya yakni 3+1, setiap klub bebas merekrut pemain sebanyak tiga pemain dari zona manapun dan satu pemain Asia.

Sedangkan di regulasi baru ini, nantinya setiap klub bisa merekrut lima pemain asing bebas dan satu pemain asing ASEAN atau Asia Tenggara.

Baca Juga

Regulasi ini pun kemudian disetujui oleh seluruh perwakilan kontestan Liga 1 yang hadir di acara sarasehan sepak bola yang digelar PSSI pada 4-5 Maret 2023 kemarin.

Meski bisa merekrut 5+1 pemain asing, nantinya setiap klub hanya bisa mendaftarkan 4+1 pemain asing saja untuk melakoni pertandingan di Liga 1.

Baca Juga

Hadirnya penambahan kuota pemain asing pun melahirkan banyak reaksi, baik itu pro dan kontra di kalangan penikmat sepak bola Tanah Air.

Terlebih lagi untuk penambahan kuota pemain asing dari ASEAN atau Asia Tenggara pada kompetisi Liga 1 di musim depan.

Karenanya, INDOSPORT pun coba mengulas dampak positif maupun negatif yang akan dirasakan Liga 1 dan klub peserta di dalamnya dengan regulasi baru ini.

Baca Juga

1. Dampak Positif

Starting eleven PSM vs Kaya tidak melakukan salam di awal pertandingan, melainkan tos kepalan di laga ketiga Piala AFC 2020 grup H di Stadion Madya Senayan, Selasa (10/03/20).

1. Hak Siar Liga 1 akan Dibeli Negara Asia Tenggara Lainnya

Salah satu dampak positif dengan regulasi baru untuk penambahan pemain asing ASEAN membuat hak siar Liga 1 bisa dibeli oleh negara Asia Tenggara lainnya.

Hal ini selaras dengan misi Erick Thohir selaku Ketua Umum baru PSSI, di mana ia ingin meningkatkan kualitas dan nilai Liga 1.

Dengan hadirnya pemain asing ASEAN, maka negara-negara yang memiliki pemain di Liga 1 akan membeli hak siar yang menambah pemasukan klub.

Hal ini bukanlah barang baru di dunia sepak bola, terutama Asia Tenggara. Salah satunya adalah Malaysia yang menerapkan regulasi ini.

Berkat kuota pemain asing ASEAN, terutama dari Indonesia, Liga Malaysia pun menjadi tontonan dan mampu menarik atensi negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Baca Juga

2. Menambah Kekuatan Tim di Level Asia

Hadirnya pemain asing ASEAN dan penambahan kuota pemain asing bisa menambah kekuatan setiap klub peserta Liga 1, terutama saat bermain di level Asia.

Sebagai informasi, di level Asia, terutama Liga Champions Asia dan Piala AFC, setiap klub peserta diizinkan menggunakan regulasi 5+1 pemain asing.

Baca Juga

Dengan regulasi baru ini, setiap klub Liga 1 yang mewakili Indonesia di kancah Asia pun bisa bersaing dengan lawan-lawan dari negara lainnya.

Sehingga, nantinya klub-klub Indonesia bisa bersaing memperebutkan titel juara, terutama di ajang Piala AFC 2022 untuk zona Asia Tenggara.

Sebagai tambahan, pencapaian terbaik klub Indonesia di Piala AFC zona Asia Tenggara terjadi pada 2022 lalu, di mana PSM Makassar menyentuh final dengan pemain asing yang lebih sedikit dari lawan-lawannya.

Baca Juga

2. Dampak Negatif

Bek Persib Bandung, Daisuke Sato protes wasit setelah disikut Todd Ferre. Foto: Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT

1. Kesulitan Rekrut Pemain ASEAN Grade A

Seperti yang diketahui, sulit mencari pemain ASEAN dengan Grade A atau punya kualitas top untuk merumput di kompetisi Indonesia atau Liga 1.

Hal ini berkaitan dengan level kompetisi Liga 1, yang saat ini berada di peringkat ke-6 di ASEAN dan berada di peringkat ke-26 di Asia.

Dengan level seperti ini, sulit bagi tim-tim Liga 1 merekrut pemain asing ASEAN dengan Grade A guna menambah kekuatan dan menyalurkan pengalaman ke para pemain lokal.

Kesulitan akan terlihat saat merekrut pemain Thailand, di mana federasinya melarang penggawa tim nasionalnya bermain di kompetisi yang levelnya ada di bawah kompetisi domestiknya atau Thai League.

Sehingga, kemungkinan besar tim-tim Liga 1 hanya akan menambah pemain asing ASEAN dari Singapura dan Filipina yang secara kualitas di tim nasional masih kalah dari Indonesia.

2. Klub Liga 1 Mengakali Kuota Pemain ASEAN

Adanya regulasi menggunakan pemain ASEAN membuat para klub Liga 1 nantinya akan merekrut pemain yang hanya memiliki paspor di negara Asia Tenggara saja.

Dalam artian, klub-klub Liga 1 hanya akan mencari pemain Eropa, Afrika, atau Amerika Selatan yang telah dinaturalisasi oleh negara-negara Asia Tenggara untuk kuota ASEAN.

Banyaknya pemain naturalisasi ini dari zona lainnya sehingga punya paspor ASEAN bukanlah hal yang aneh di kompetisi-kompetisi Asia Tenggara.

Sebagai contoh adalah Filipina, yang memiliki dwi kewarganegaraan. Lalu Malaysia yang punya banyak pemain naturalisasi dari negara lainnya.

Dengan kondisi ini, klub-klub Liga 1 akan lebih memilih merekrut pemain naturalisasi dengan paspor ASEAN ketimbang pemain asli dari Asia Tenggara itu sendiri.

PSSIErick ThohirLiga IndonesiaLiga 1Berita Liga 1

Berita Terkini