Pembatasan Pemain Naturalisasi, Erick Thohir Pastikan Tidak Ada Diskriminasi
FOOTBALL265.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir membantah terkait kabar mendiskriminasi dengan wacana pembatasan pemain naturalisasi di Liga 1 dan Liga 2 musim depan.
Kabar wacana pembatasan pemain naturalisasi di Liga 1 dan Liga 2 memang sempat beredar luas. Adanya wacana ini pun menimbulkan gejolak di deretan pemain yang naturalisasi yang telah menjadi Warga Negara Indonesia.
Wacana pembatasan pemain naturalisasi memang lahir dalam acara sarasehan sepak bola nasional di Surabaya akhir pekan kemarin.
Di mana dalam acara tersebut terdapat satu keputusan di mana setiap klub tidak boleh memiliki lebih dari dua pemain naturalisasi.
Tentu saja regulasi baru tersebut memancing pro dan kontra. Yang pasti, para pemain naturalisasi kompak tidak terima dengan regulasi tersebut meski baru wacana.
Mereka merasa didiskriminasi jika regulasi tersebut benar-benar dijalankan.
Terkait gejolak ini, Erick Thohir pun membantah tidak ada diskriminasi. Langkah tersebut diambil untuk kemajuan Timnas Indonesia.
"Saya rasa gak ada yang didiskriminasi kok. Kalau satu klub mengukurkan naturalisasi untuk jalan singkat prestasi itu yang kita harus atur," ucap Erick Thohir.
1. Bukan Masalah Diskriminasi
Erick menjelaskan bahwa dirinya tidak ada niat untuk melakukan diskriminasi. Erick menjabarkan hal ini untuk keseimbangan tim-tim baik di Liga 1 maupun Liga 2.
"Sekarang total klub Liga 1 ada 18, Liga 2 ada 28, sekarang Liga 2 pun boleh 1 pemain naturalisasi Liga 1 boleh 1 artinya kalo 18+28 itu sudah 46 naturalisasi banyak," beber Erick.
"Pertanyaan saya kalau kita masuk Timnas ada 24 artinya dari 46 itu kita membentuk 2 tim nasional."
"Ini kan bukan masalah diskriminasi saya gak pernah diskriminasi saya IOC member ga mungkin saya diskriminasi," tegas Erick.
Erick pun mengatakan adanya usulan ini berdasarkan kesepakatan dari klub-klub. Bukan sekedar datang dari PSSI semata.
"Ini aturan yang semua harus kita mainkan untuk keseimbangan. Makanya kemarin di Sarasehan Liga 2 dan Liga 1, itu klub-klub bersepakat bukan PSSI menginstruksikan bukan dong, tapi klub-klub bersepakat," tukas Erick.