Profil Daniel Sturridge, Mantan Wonderkid Nomor 1 Inggris yang Segera Merapat ke Liga 1
FOOTBALL265.COM - Liga 1 digemparkan dengan rumor kedatangan mantan pemain Liga Inggris, Daniel Sturridge, pada musim 2023/2024 mendatang.
Tidak tanggung-tanggung, tiga klub sekaligus kabarnya mengincar servis striker kidal berusia 33 tahun tersebut.
Yang pertama adalah Persija Jakarta, yang musim depan berharap mereka bisa kembali bersaing demi trofi juara Liga 1.
Macan Kemayoran sebenarnya sudah memiliki Michael Krmencik untuk kuota penyerang asing mereka dengan kontrak panjang hingga 2025 namun tujuh golnya sejauh ini mungkin membuatnya dirasa kurang memuaskan.
Kemudian ada Persebaya Surabaya. Tidak adanya sosok legiun impor dominan yang bisa membopong mereka layaknya Taisei Marukawa di musim lalu membuat Bajul Ijo keteteran musim ini.
Dengan adanya Sturridge, diharapkan Aji Santoso bisa meramu taktik yang bisa membuat mereka kembali berpacu di papan atas.
Dewa United ikut mengantre juga. Meski musim ini sepertinya akan finis di posisi tiga terbawah Liga 1, namun Tangsel Warriors punya ambisi besar menatap 2023/2024.
Selain mempekerjakan pelatih asal Belanda, Jan Olde Riekerink, mereka juga sudah memperdalam skuad dengan menggaet pemain kaliber timnas yakni Egy Maulana Vikri beberapa waktu lalu.
Sosok Daniel Sturridge kemanapun ia berlabuh nantinya pasti akan membawa tambahan kualitas serta motivasi untuk klub barunya.
Selain itu bagi dirinya sendiri akan ada kesempatan lagi untuk bisa membuktikan diri dan menyemikan kariernya yang saat ini bak mati suri. Sudah cukup lama nama Sturride tidak terdengan memang namun ia pernah dikenal sebagai talenta yang luar biasa.
1. Ditempa City, Terpinggir di Chelsea, Meledak untuk Liverpool
Daniel Sturridge lahir di Birmingham, Inggris, pada 1 September 1989. Seperti kebanyakan anak lelaki dari negaranya, ia punya impian untuk menjadi pemain sepakbola pro.
Mimpi itu ia kejar dengan bergabung bersama akademi Aston Villa sejak usia tujuh tahun sebelum menarik minat Manchester City di 2006 dan hanya dalam tempo tiga tahun sukses menembus tim senior mereka serta dianggap sebagai salah satu prospek terbaik.
Meski kesulitan untuk menyemen sepenuhnya satu tempat di starting XI City namun Sturridge dalam dua musim di sana punya banyak memori indah. Salah satunya jadi satu-satunya pemain hingga detik ini yang bisa mencetak gol di ajang FA Youth Cup, Piala FA, dan Liga Inggris dalam satu musim yang sama.
Chelsea kemudian jadi tempat persinggahan selanjutnya kala kontraknya dengan City habis di musim panas 2009. Ia masih menjadi penyerang rotasi namun berperan besar dalam sukses The Blues menjuarai Piala FA berkat sumbangan empat golnya di 2009/2010 dan menjadi top skor klubnya dalam ajang tersebut.
Peran sebagai cadangan masih Sturridge geluti di 2010/2011. Keberadaan Didier Drogba jadi penghalang baginya bermain rutin sehingga pada tengah musim dipinjamkan ke Bolton Wanderers yang mana berujung sukses dibuktikan dengan torehan delapan gol dari 12 laga saja.
Hasilnya menit bermain semakin banyak dikumpulkan oleh pria berdarah Jamaika tersebut di 2011/2012 ketika pulang ke Chelsea. Total ia bisa tampil 43 kali di semua kompetisi sembari mejaringkan 13 gol plus enam assist yang membantu Si Biru menjadi kampiun Liga Champions.
Sayang kebersamaan dengan Chelsea harus berakhir pada Januari 2013 ketika pihak klub merasa melepasnya seharga 12 juta Pounds ke Liverpool bukanlah sebuah langkah yang merugikan.
Akan tetapi justru Daniel Sturridge menggapai titik tertinggi di kariernya bersama The Reds. Hanya dari 14 pertandingan saja di Liga Inggris ia sudah mampu mengantongi 10 gol.
Performa yang lebih mematikan dapat ditunjukkanya di 2013/2014. Trio bentukannya bersama Luis Suarez dan Raheem Sterling kala itu membuat Merseyside Merah menjadi kandidat kuat juara sebelum akhirnya harus puas finis sebagai runner-up akibat terpeleset di pekan-pekan akhir.
Secara individu, Sturridge pantas bangga dengan capaiannya karena bisa mengemas 21 gol dan menjadi top skor kedua Liga Inggris. Torehannya hanya kalah dari Suarez yang punya 10 gol lebih banyak.
2. Tergerus Cedera dan Sanksi Akibat Judi
Hanya saja setelah 2013/2014, Daniel Sturridge justru tidak pernah membaik lagi. Yang ada hanya penurunan yang kemungkinan besar disebabkan oleh cedera demi cedera.
Saat masih berkostum Manchester City, ia hanya sempat sekali cedera di bagian engkel namun pulih dengan cepat. Demikian pula di Chelsea yang mana di sana ia cuma pernah bermasalah sekali pada otot hamstring.
Tapi di Liverpool, Sturridge seolah jadi pengunjung rutin ruang dokter. Dalam enam setengah tahun di Anfield, setidaknya ada 16 kasus yang membuatnya melewatkan banyak sekali pertandingan.
Mulai dari problem ligamen, hamstring, pinggang, lutut, betis, kunci paha, hanyalah sebagian dari jenis cedera yang menghambat Sturridge. Akibatnya hanya sekali lagi saja ia bisa menjaringkan dua digit gol dalam semusim bersama Liverpool yakni di 2015/2016 (13).
Peruntungan pemilik 26 caps timnas Inggris tersebut semakin habis ketika Jurgen Klopp datang sebagai manajer Liverpool menggantikan Brendan Rodgers. Sang pelatih sebenarnya ingin menggunakan tenaganya namun untuk sekedar fit saja Sturride sangat sulit.
Karena posisinya di starting XI sudah tergantikan oleh Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino, Sturridge kemudian dipinjamkan ke West Brom pada pertengahan 2017/2018 namun hanya bisa mengumpulkan enam penampilan tanpa gol.
Akhirnya di musim panas 2019 ia memilih hengkang ke Turki menuju Trabzonspor sebagai free agent. Sejatinya ia dikontrak selama tiga tahun namun klub memutuskan merobek perjanjian usai Sturridge ketahuan berjudi mempertaruhkan dirinya sendiri perkara pilihan klub di bursa transfer.
Larangan bermain di negara manapun selama kurang lebih enam bulan pun dijatuhkan padanya. Klub Australia, Perth Glory, kemudian jadi pelabuhan anyarnya di Oktober 2021 namun lagi-lagi kisah ini berakhir prematur karena klub merasa sang bintang sulit untuk bugar usai hanya bermain enam kali saja.
Hingga kini Daniel Sturride belum lagi memiliki kesebelasan baru. Ia belum mengumumkan apapun soal pensiun sehingga besar kemungkinan masih mau untuk menerima tawaran kembali merumput.
Mungkin Liga 1 bisa menjadi tujuan berikutnya. Tidak ada salahnya membela salah satu dari Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, atau Dewa United sembari menjajal tantangan pertamanya di benua Asia.