x

Napoli Boleh Bertaji, tapi Lazio dan Sarri Lebih Layak Dapat Apresiasi

Minggu, 9 April 2023 18:34 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Liga Itaia (Serie A) 2022/23 lebih banyak membicarakan kisah hebat Napoli hingga menjadi Capolista ketimbang Lazio yang menjadi kejutan.

FOOTBALL265.COM – Liga Italia (Serie A) 2022/23 lebih banyak membicarakan kisah hebat Napoli hingga menjadi Capolista ketimbang Lazio yang menjadi kejutan.

Setidaknya hal ini dibuktikan oleh tim asal ibu kota itu kala menghadapi Grande Partita melawan Juventus, Minggu (09/04/23) dini hari WIB.

Dalam laga Big Match itu, tim berjuluk Biancocelesti ini mampu meneruskan tren positif dengan menghajar lawannya itu dengan skor 2-1.

Lazio mampu membuka papan skor lewat Sergej Milinkovic-Savic di menit ke-38, yang kemudian disamakan oleh Adrien Rabiot empat menit berselang.

Hingga akhirnya, Mattia Zacagni memastikan kemenangan Lazio atas Juventus di menit ke-53 di Grande Partita pekan ke-29 Liga Italia 2022/23.

Baca Juga

Berkat kemenangan atas Juventus ini, Lazio makin kokoh di posisi kedua klasemen, dengan mengungguli AS Roma, Inter Milan, dan AC Milan.

Kebetulan dua tim terakhir menelan hasil buruk di pekan ke-29 karena hanya bermain imbang. Hal ini membuat Lazio pun seakan mengamankan posisi empat besar.

Baca Juga

Tak ada yang menyangka bahwa Lazio bisa melaju sejauh ini. Mungkin saja hal ini dikarenakan fokus yang diberikan kepada laju apik Napoli hingga mampu bertahan di puncak klasemen.

Akan tetapi, tim yan g juga berjuluk Le Aquile ini juga layak mendapat apresiasi karena bisa membuat statuta empat besar Liga Italia goyah musim ini.

Semua ini tak lepas dari kiprah Maurizio Sarri selaku pelatih bersama Lazio. Lalu, apa yang membuat kombinasi keduanya patut diapresiasi di Liga Italia 2022/23?

Baca Juga

1. Guncang Dominasi Tim Mapan

Maurizio Sarri, pelatih Lazio. Foto: REUTERS/Alberto Lingria

Melihat awal musim Liga Italia 2022/23, Lazio tak diperhitungkan sama sekali menyusul mapannya tim-tim papan atas yang telah mapan.

Hal ini terlihat dari komposisi skuadnya, di mana tim-tim atas seperti AC Milan, Inter Milan, dan Juventus tak melakukan bongkar pasang pemain.

Bahkan, Napoli pun bisa dikatakan tak melakukan bongkar pasang skuad, karena sudah banyaknya bintang yang ada di kubu Partenopei.

Tapi Lazio berbeda. Maurizio Sarri melakukan perombakan besar-besaran untuk melakoni musim keduanya bersama Biancoceleste.

Tak tanggun-tanggung, 11 pemain datang dengan 8 di antaranya langsung masuk ke tim utama, yang membuat Sarri harus berpikir keras untuk menanamkan filosofinya dan juga Pattern bermainnya.

Baca Juga

Sebagai contoh, di bawah mistar hadir nama Luis Maximiano dan Ivan Profedel sebagai pengganti Thomas Strakosha yang hengkang.

Lalu ada duet baru Nicola Casale dan Alessio Romagnoli yang sama-sama baru datang di musim panas 2022 lalu.

Baca Juga

Dengan banyaknya pemain baru, Sarri mampu menunjukkan magisnya dan membuat para pemain baru serta pemain lama nyetel dalam waktu singkat.

Hebatnya lagi, kebijakan transfer Lazio ini hanya memakan dana 39,7 juta euro saja, hampir setara dengan AC Milan dan Inter Milan yang sudah mapan secara skuad.

Bagaimana perjalanan Lazio dan Sarri hingga bisa menjadi pengguncang tim papan atas dan bertengger di posisi kedua klasemen?

Baca Juga

2. Resep Sukses Lazio dan Sarri

Selebrasil Sergej Milinkovic-Savic (tengah) di laga Lazio vs Juventus (09/04/23). (Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane)

Resep sukses Lazio dan Maurizio Sarri musim ini terletak pada keterampilan dalam bertahan yang dikombinasi oleh permainan ‘Sarri-Ball’ yang menyerang.

Permainan bertahan Lazio yang apik ini ditunjukkan dengan hanya 20 gol saja yang bersarang di gawang mereka dari 29 laga.

Dan sedikitnya gol yang masuk ini karena kepiawaian Sarri dan Lazio mencari kiper pada sosok Ivan Provedel dan Luis Maximiano.

Padahal, Lazio sendiri seharusnya kebobolan 30 gol lebih karena Expected Goals Against (xGA) yang mereka dapatkan ada di angka 30,5 xGA.

Tapi kedua kipernya itu mampu membuat gawangnya aman dengan mencatatkan 80,6 persen penyelamatan dan kebobolan hanya 0,68 gol per laga.

Sukses kedua kiper ini juga tak lepas dari duet Nicola Casale dan Alessio Romagnoli. Tanpa butuh waktu lama, duet keduanya mampu menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus.

Kehebatan Lazio dalam bertahan diimbangi dengan kehebatan dalam menyerang. Meski punya catatan tembakan yang rendah, akurasi tembakan tepat sasaran mereka di angka 36 persen atau yang terbaik di Liga Italia musim ini.

Kemampuan mengkonversi peluang ini membuat Lazio pun begitu tajam di muka gawang. Hal ini tak menjadi masalah besar meski Lazio terbilang sedikit menciptakan peluang, yakni di peringkat ke-8.

Kredit pun pantas diberikan kepada Sarri atas kinerjanya di musim keduanya bersama Lazio. Pantas jika kombinasi keduanya layak diapresiasi ketimbang Napoli yang memang sudah mapan sejak musim lalu.

JuventusNapoliLazioMaurizio SarriIn Depth SportsLiga ItaliaOne Football

Berita Terkini