Liga 1: Kurang Greget di Derby Jatim, Arema FC Masih Trauma Tragedi Kanjuruhan?
FOOTBALL265.COM - Derby Jawa Timur antara Arema FC vs Persebaya Surabaya benar-benar tampak berbeda dibanding beberapa pertemuan yang tergelar sebelumnya.
Dari venue saja, derby itu sudah tak sebagaimana mestinya. Persebaya yang menjadi tuan rumah mesti menjamu Arema FC di Stadion PTIK Jakarta.
Anehnya lagi, markas dari klub Liga 1, Bhayangkara FC itu juga merupakan kandang sementara Arema FC selama menjalani laga home berstatus sanksi.
Namun, hasil akhir laga sudah ditetapkan. Persebaya berhak mengantongi poin penuh berkat kemenangan 1-0 lewat gol tunggal Muhammad Iqbal pada menit ke-79.
"Dalam sepak bola, kami harus saling menaruh respek. Persebaya bermain lebih bagus," ujar pelatih Arema FC, Joko Susilo, dalam sesi post-match press conferrence.
"Dan kalau mau fair, seharusnya kami tidak kalah. Jadi, kami tak pantas kalah dan Persebaya Surabaya memang pantas menang," tambahnya.
Hal yang lebih membedakan lagi dalam Derby Jatim itu adalah permainan kurang greget. Baik Arema FC maupun Persebaya tampak seperti kehabisan bensin.
Bahkan, permainan kedua tim baru meningkat drastis ketika laga memasuki 10 menit akhir. Arema FC mengejar secara kencang untuk membalas torehan Persebaya.
Untuk asumsi ini, Joko Susilo lantas membeberkan jawabannya. Dia pun tak memungkiri performa Dendi Santoso dkk. juga tidak sebagaimana biasanya.
"Kami menempuh perjalanan jauh ke sini, setelah dari Malang dan Madura. Tapi semua itu bukan alasan untuk tidak tampil maksimal," jelas pelatih berlisensi AFC Pro itu.
1. Tepis Trauma
Kendati demikian, ada pula asumsi yang menyebut bahwa kurang gregetnya permainan kedua tim lantaran faktor trauma pasca-Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober silam.
Ketika itu, sebagian besar pemain Arema FC dan Persebaya menjadi saksi hidup bagaimana ratusan orang mengalami luka-luka akibat insiden setelah peluit panjang.
Bisa jadi, hal inilah yang berpengaruh kuat terhadap performa memble dari kedua tim dengan suporter yang terkenal militan di Jatim itu.
Namun, Joko Susilo menepis asumsi itu. Dia melihat, anak asuhnya sudah tampil dengan motivasi tinggi dalam mengejar target poin penuh atas Persebaya.
"Sebenarnya, sudah tidak ada masalah (trauma). Kami percaya bahwa semua pemain bisa (melewati memori buruk itu)," cetus Joko Susilo.
Sehingga, performa yang kurang menarik bukan disebabkan oleh masalah trauma. Joko Susilo lebih sreg menyebut situasi itu gara-gara faktor teknis tim.
"Ada beberapa pemain (andalan) yang tak bisa bermain. Kami pun mengerti dengan semua itu," beber pelatih yang memimpin Persik Kediri pada 2020-2021 tersebut.
"Kami (tim pelatih) lah yang bekerja. Kami punya tugas menyiapkan taktik, fisik dan mental yang sangat berat," imbuh Joko Susilo.
Sayangnya, performa Arema FC yang meningkat drastis lewat hadirnya beberapa peluang emas tak dilengkapi dengan faktor keberuntungan.
Yang paling utama adalah kegagalan penalti Rizky Dwi Febrianto pada menit ke-95. Jika saja menjadi gol, Derby Jatim dipastikan berakhir imbang 1-1.