Arema FC Mengubah Tradisi dengan Merekrut Pemain Liga 2, Apa Alasannya?
FOOTBALL265.COM - Arema FC dipastikan dengan wajah berbeda saat berlaga pada kompetisi Liga 1 musim 2023/2024. Sejumlah pemain baru berusia muda lantas dihadirkan klub.
Namun dari para rekrutan itu, sebagian besar berasal dari Liga 2. Padahal, Arema FC selalu menjalankan tradisi menghadirkan nama besar di sepak bola tanah air.
I Putu Gede yang dipercaya untuk membentuk tim, tampaknya berusaha untuk melakukan perombakan besar didalam skuat klub berlogo kepala singa itu.
Lantas, apa alasan Arema FC yang tidak lagi menerapkan tradisi menghadirkan nama-nama top pada musim ini? Padahal tradisi itu berjalan hampir di setiap musim kompetisi.
Pertanyaan besar lalu timbul dengan kebijakan ini. Mulai isu anggaran klub yang terbatas hingga tak lagi menargetkan juara kompetisi, dijabarkan oleh INDOSPORT.com:
Anggaran Terbatas
Isu ini mencuat sejak beberapa waktu lalu, atau ketika Arema FC untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir menggelar program seleksi secara terbuka.
Prioritas klub berlogo kepala singa itu lantas tertuju untuk bagaimana menjaring bakat-bakat terbaik dari Malang Raya, yang selama ini terpinggirkan di kompetisi.
Joko Susilo selaku pemimpin tim pelatih dalam program seleksi, lantas menjawab tudingan bahwa Arema FC kini mengalami anggaran yang terbatas.
"Ada ratusan hingga ribuan pemain asli Malang yang tidak tahu jalannya untuk mewujudkan mimpi membela Arema. Program seleksi ini membuka jalan mereka," beber Joko Susilo.
"Lalu, memangnya kenapa kalau kami mencoba memaksimalkan potensi yang ada. Jadi, mereka yang mengira (Arema tak punya anggaran belanja pemain) itu, mungkin tidak paham tujuannya," tambah dia.
1. Lebih Efektif
Pada kesempatan yang lain, I Putu Gede juga tak mengamini kalau skuat bentukannya dengan mayoritas pemain dari Liga 2, mengindikasikan Arema FC sedang berhemat.
Secara diplomatis, head coach Arema FC ini hanya mengklaim bahwa perekrutan pemain yang rata-rata berusia dibawah 25 tahun, dianggap lebih efektif baik secara teknis maupun non teknis.
"Kita pernah merekrut pemain dengan usia emas (25 sampai 28) tapi Anda tahu hasilnya bagaimana. Lagipula, sepak bola bicara prestasi saat ini, bukan masa lalu," bilang I Putu Gede.
Secara teknis, bergabungnya pemain-pemain seperti Hamdi Sula Umanailo (PSMS Medan), Samsudin (Deltras FC) maupun Flabio Soares (Putra Delta Sidoarjo), dinilai tepat sasaran.
"Mereka sudah sesuai kebutuhan tim. Lebih baik merekrut pemain Liga 2 yang telah matang secara mental dan kualitas, dibanding pemain Liga 1 yang jarang bermain," tambah eks Pelatih Perseru Serui tersebut.
Target Rasional
Berbekal mayoritas pemain yang ditempa di kompetisi Liga 2 plus berusia muda, tentu sangat aneh jika Arema FC mematok target juara kompetisi.
Target itu memang bisa saja dilakukan, namun mustahil tercapai tanpa pemain level top. Sehingga, klub berlogo kepala singa tampaknya lebih rasional bicara target.
"Intinya kami ingin tim ini bisa lebih baik dari musim sebelumnya. Tim harus berprestasi musim ini," bilang Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas.
"Targetnya tidak akan muluk-muluk. Yang pentin, tim ini bisa membahagiakan suporter dan semua warga di Malang. Maka dari itu, kami siapkan komposisi pemain yang mumpuni," imbuh dia.
Mengacu pada keterangan itu, Arema FC disinyalir kuat tak akan menargetkan juara kompetisi musim ini. Dan dengan materi pemain saat ini, bersaing di jajaran 5 besar sudah sangat luar biasa.