Dari Liga 3 jadi Pahlawan SEA Games dan Timnas Indonesia, Perjalanan Karier Hebat Ramadhan Sananta
FOOTBALL265.COM - Semua karier besar dimulai dari sesuatu yang kecil. Begitu pula dengan Ramadhan Sananta, peraih emas sepakbola SEA Games 2023 bersama timnas Indonesia U-22.
Sensasi Sananta sebenarnya sudah dimulai sejak ia mampu menjadi bagian dari skuad PSM Makassar yang menjadi juara Liga 1 musim 2022/2023 ini namun aksinya bersama Garuda Muda di Kamboja yang kian meledakkan segalanya.
Gol-golnya dalam balutan jersey merah dan putih dengan mempertaruhkan harga diri bangsa membuat kini namanya semakin dikenal banyak kalangan di negeri ini.
Tua maupun muda, pria hingga wanita, fans sepakbola militan atau yang sekedat ikut-ikutan euforia perjuangan timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2023 lalu pun kini tahu siapa Sananta.
Bagaimana tidak? Tanpa kontribusi bomber 20 tahun itu maka mustahil skuad asuhan Indra Sjafri tersebut bisa menjadi yang terbaik pesta olahraga terbesar Asia Tenggara tersebut.
Total lima gol Ramadhan Sananta sumbangkan dari fase grup sampai partai final. Menjadikannya top skor SEA Games 2023 bersama dengan rekan satu timnya sendiri, Fajar Fathurrahman, dan bintang Vietnam yakni Nguyen Van Tun.
Tapi tahukan anda jika pada awalnya ia meniti karier yang bersahaja?. Lahir di Lingga, Riau, pada 27 November 2002, Sananta tidak memulai bermain sepakbola terorganisir dengan akademi tim besar Indonesia.
Ia punya banyak sekolah tempat menimba ilmu olahraga 11 vs 11 di antara lain Kepria Belia FC, Asian Schhol Football, dan PPLP Kepulauan Riau.
Meski demikian bakatnya yang besar tetap bisa tercium sampai ke ranah profesional.
Pada 2021 lalu ia menandatangani kontrak pro pertamanya bersama kesebelasan yang berkompetisi di Liga 3 yakni Harjuna Putra.
1. Langsung Melejit ke Kasta Tertinggi
Ramadhan Sananta tidak berlama-lama di kasta ketiga karena kemudian Persikabo 1973 dari Liga 1 datang menghampirinya di 2022.
Sosok yang berjasa membawanya untuk berbaju Laskar Padjajaran tidak lain adalah pelatih kenamaan Liestiadi.
Tampaknya juru taktik yang sempat menukangi Persipura Jayapura, PSIM Yogyakarta, dan Gresik United itu menyaksikan sendiri kehebatan Sananta di Liga 3 mengingat Harjuna Putra adalah klub dari Medan, kota asal Liestiadi sendiri.
Hanya empat pertandingan saja yang Sananta jalani bersama Persikabo namun itu pun sudah cukup jadi alasan untuk PSM Makassar, kesebelasannya kini, untuk berherak mendekat.
Akhirnya pada awal Liga 1 musim 2022/2023 lalu, nama Sananta masuk dalam daftar pemain Juku Eja.
Pada awalnya sempat diragukan apakah sang wonderkid yang masih berusia 19 tahun kala itu dapat bersaing untuk mendapatkan menit bermain.
Pasalnya PSM juga sudah mengkontrak legiun asing dari Brasil yakni Everton untuk mengisi pos penyerang tengah. Beruntung Bernardo Tavares selaku pelatih punya kepercayaan tinggi pada Sananta.
Setelah hanya duduk di bangku cadangan pada tiga pekan pembuka Liga 1, Ramadhan Sananta pun mulai diberi haknya di lapangan. Usai melakoni debut sebagai cameo melawam RANS Nusantara FC di pekan keempat, Tavares menjadikannya starter selama 76 menit kala PSM jumpa Arema FC sepekan berselang.
Keran gol Sananta baru terbuka di pekan ketujuh dan korbanya bukan main-main, Persib Bandung. Sebuah brace ia persembahkan dan PSM Makassar pun menang besar 5-1.
Semula banyak yang mengira dua golnya ke gawang Maung Bandung hanya hoki belaka namun justru seiring berjalannya waktu clutch gene Sananta mulai terbentuk.
2. Bantu PSM Juara dan Panggilan ke Timnas Indonesia
Ramadhan Sananta beberapa kali mencetak gol vital yang membantu PSM Makassar mencuri tiga poin krusial terutama di paruh kedua musim Liga 1 2022/2023.
Di antaranya saat meladeni Persib Bandung (1-2), lagi, dan Persik Kediri (2-1) pada medio Februari lalu.
Tapi salah satu yang paling patut diberi sorotan lebih adalah golnya melawan bekas timnya sendiri, Persikabo 1973, pada pekan ke-29 di Stadion Pakansari.
Skor 0-0 tampaknya akan jadi hasil akhir laga tersebut namun wasit rupanya memberi hadiah penalti untuk tim tamu saat memasuki injury time babak kedua.
PSM kala itu sudah tidak punya Everton maupun Wiljan Pluim yang biasanya menjadi algojo utama tim. Sananta yang masuk menggantikan Kenzo Nambu sejak menit ke-60 kemudian memberanikan diri untuk menghadapi titik putih dan sanggup mencetak gol kemenangan.
Itu adalah salah satu bukti jika Sananta tidak hanya matang secara fisik namun juga mentalnya telah tertempa sekeras baja. Tidak heran jika apresiasi kemudian datang dari Shin Tae-yong dalam bentuk pemanggilan ke timnas Indonesia senior.
Sananta sebelumnya belum pernah memperkuat Tim Garuda junior di kelompok usia manapun sehingga pemanggilan ini kian terasa spesial. Akhirnya ia dimasukkan dalam skuad untuk uji coba melawan Curacao, Burundi, serta skuad Piala AFF 2022.
Dari sana ia memperoleh empat caps yang semuanya berasal dari bangku cadangan namun walau demikian satu gol masih sempat dijaringkannya ke gawang Brunei Darussalam pada fase grup Piala AFF.
Dengan level penampilan yang bahkan sudah bisa membuat pelatih sangara senior jatuh hati, sudah jelas jika Sananta pantas masuk ke dalam tim U-22 untuk SEA Games 2023.
Diharapkan ke depannya Ramadhan Sananta bisa terus berkembang menjadi predator kotak penalti yang lebih buas lagi. Sudah lama sekali timnas Indonesia menantikan lahirnya seorang striker setipe dirinya dan saat ini bisa jadi penantian itu sudah terjawab dengan sempurna.