Napoli Jual Bintang dan Lepas Pelatih Usai Juara Liga Italia, Mental Medioker?
FOOTBALL265.COM - Kabar mengejutkan datang dari klub juara Liga Italia (Serie A) 2022/2023, Napoli, yang diisukan segera berpisah dengan pelatih mereka yakni Luciano Spalletti.
Padahal euforia perayaan Scudetto mereka masih sangat terasa. Kota Naples yang sudah menantikan gelar liga sejak 1990 pun masih berpesta atas capaian spesial ini.
Tidak begitu diketahui apa penyebab dari gosip yang mengklaim jika Spalletti tidak lagi betah di Stadio Diego Armando Maradona.
kecurigaan terbesar saat ini adalah hubungan yang memanas dengan pemilik sekaligus presiden klub, Aurelio De Laurentiis.
Pada Sky Sports Italia, De Laurentiis memberi kode jika Spalletti punya kans untuk meninggalkan Napoli sebentar lagi meski kontraknya baru akan habis pada Juni 2024 mendatang.
"Spalletti adalah bintang besar dan orang sepertinya butuh tempat dimana ia bisa mengekspresikan diri sepenuhnya. Napoli adalaj tempat itu dan ia bisa sukses tapi hidup adalah soal kebebasan dan saya tidak ingin mematahkan sayap siapapun," beber De Laurentiis.
Luciano Spalletti mengaku merasa aneh dengan pernyataan bosnya tersebut. Eks allenatore AS Roma dan Inter Milan justru seolah balik menggigit dengan melontarkan sedikit sindiran.
"Jujur saya tidak paham dengan apa yang dimaksud (Aurelio De Laurentiis) dengan mematahkan sayap. Saya tidak butuh sayap untuk sukses, cukup sepatu saja," begitu bunyi tanggapan Spalletti.
Tentunya sangat disayangkan apabila kisah indah Napoli bersama Spalletti harus berakhir usai dua musim saja.
Akan tetapi di bawah kepemilikan De Laurentiis, Il Partenopei memang kerap kali membuat kebijakan kontroversial yang membuat label klub medioker sulit sekali lepas.
1. Owner Baik Tapi Toxic
Aurelio De Laurentiis membeli saham Napoli sejak 2004 saat klub tersebut divonis pailit alias bangkrut.
Kondisi tersebut dibarengi dengan relegasi ke kasta ketiga Liga Italia, Serie C, dan itu adalah titik terendah klub yang berdiri sejak 1926 tersebut.
Beruntung De Laurentiis datang sebagai penyelamat. Pria asal Roma tersebut bermodalkan usahanya sebagai produser film Italia untuk mengakusisi Napoli dengan target kembali ke Serie A dan suatu saat nanti bermain di Liga Champions.
Hasil dari tekad tersebut tidak main-main. Setelah dua musim di Serie C, Napoli kemudian promosi ke Serie B. Pada 2007/2008, mereka resmi kembali berkompetisi di divisi teratas.
Setelahnya Napoli tidak pernah menengok ke belakang lagi. Bermodalkan pemain-pemain ikonik seperti Marek Hamsik, Edinson Cavani, Ezequil Lavezzi, Walter Gargano, Gonzalo Higuain, Lorenzo Insigne, Dries Mertens dan masih banyak lagi, Il Partenopei perlahan memiliki status elite di sepakbola negeri pasta.
16 musim beruntun hanya sekali saja Napoli finis di luar sepuluh besar. Tifosi memang perlu berterimakasih pada De Laurentiis.
Namun cukup aneh memang jika melihat begitu seringnya Napoli finis di papan atas namun hanya memiliki satu Scudetto saja di era kepemilikan De Laurentiis. Rupanya 'kegemaran' berseteru dengan pelatih adalah salah satu sifat buruk sang produser 72 tahun.
Mulai dari Walter Mazzari, Rafael Benitez, Maurizio Sarri, Carlo Ancelotti, dan Gennaro Gattuso setidaknya pernah sekali dua kali dikabarkan bersitegang dengannya saat menjadi manajer di San Paolo.
Berbagai masalah muncul sebagai akarnya namun seringkali minimnya investasi jadi alasan. Khusus untuk masalah dengan Luciano Spalletti, sepertinya gaji yang menjadi pokok persoalan.
Sang allenatore ingin kenaikan gaji namun Aurelio de Laurentiis menolaknya dengan alasan yang belum jelas.
2. Spaletti Cabut, Para Bintang Pilih Ikut
Luciano Spalletti sebenarnya mungkin pantas untuk meminta kenaikan bayaran dari Aurelio De Laurentiis. Saat ini upahnya per musim dilaporkan oleh The Guardian hanya sekitar 3 juta Euro.
Banyak? Jelas, namun tidak sebanyak para manajer klub rival. Massimiliano Allegri dari Juventus dan Jose Mourinho di AS Roma kabarnya menerima gaji dua kali lipat lebih tinggi.
Memang tidak ada garansi jika Spalletti akan mengulangi juara Liga Italia pada 2023/2024 mendatang namun ia harusnya tetap pantas menerima promosi.
Scudetto pertama dalam 33 tahun adalah prestasi besar. Terutama dengan ekspektasi rendah pada awal musim ini dengan kepergian sejumlah pemain kunci seperti Fabian Ruiz, Kalidou Koulibaly, Lorenzo Insigne, dan Dries Mertens.
Jika Spalletti angkat kaki, kemungkinan para bintang Napoli seperti Victor Osimhen, Khvicha Kavaratskhelia, atau Kim Min-jae akan ikut mengemasi koper mereka.
Bahkan tanpa hengkannya sang pelatih, kans kepindahan ketiga pemain tadi ke klub lain sepertinya sudah cukup besar.
Maka dari itu Napoli dan juga De Laurentiis harus berpikir masak-masak sebelum mereka dan Spalletti putus kontrak.
Tidak banyak saat ini pelatih berkualitas yang tersedia dan mau untuk melanjutkan karier di Stadio Diego Armando Maradona terlebih dengan riwayat panjang konflik di sana.
Apalagi tanpa jaminan skuad yang membawa Napoli jadi juara Liga Italia musim ini masih akan tetap utuh.
Luciano Spalletti lebih dari sekedar layak untuk dipertahankan. Setidaknya sampai deal-nya saat ini habis dengan sendirinya.