Pemain Timnas Indonesia Tak Disanksi Usai Ricuh FInal SEA Games, PSSI Jadi Gunjingan Media Asing
FOOTBALL265.COM - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mendapat sorotan media asing usai memutuskan tidak menjatuhkan hukuman ke pemainnya pascakericuhan di final SEA Games 2023.
Akun The ASEAN Football di Twitter menyoroti sikap PSSI terkait kericuhan yang terjadi saat Timnas Indonesia U-23 menghadapi Thailand di babak final SEA Games 2023.
Disampaikan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, PSSI tidak akan menghukum para pemain, pealtih dan juga staf Timnas Indonesia U-22 karena kejadian tersebut.
“Tidak ada hukuman untuk para pemain Indonesia dari PSSI untuk kericuhan yang terjadi di final SEA Games 2023,” tulis akun ASEAN Football.
Dalam unggahan tersebut, ASEAN Football juga menyoroti satu pemain Timnas Indonesia U-23 dengan nomor punggung 8, yakni Titan Agung Bagus Fawwazi.
Diketahui, Titan Agung yang berada di bangku cadangan mendapatkan kartu merah dari wasit karena kedapatan menghantam staf Thailand.
Dipahami Titan Agung tersulit emosi karena ofisial tersebut melakukan selebrasi berlebihan di depan bangku cadangan kubu Timnas Indonesia.
Dari kubu Timnas Indonesa U-22, kartu merah juga didapatkan Komang Teguh lantarann terlibat gelut dengan kiper Thailand, Soponwit Rakyart seusai gol dicetak oleh Irfan Jauhari.
Tanpa mengutip pernyataan langsung Erick Thohir selaku Ketum PSSI, ASEAN Football seolah menekankan bahwa keputusan PSSI ini membuat masyarakat di Tanah Air lega.
Sebab, jika PSSI tetap memberikan sanksi ini bisa mencoreng pencapaian Timnas Indonesia U-22 yang berhasil membawa pulang medali emas SEA Games pertama setelah 36 penantian.
1. Beda Sikap PSSI dengan FA Thailand
Sejatinya, keputusan PSSI dalam menyikapi insiden kericuhan dengan Timnas Thailand di final SEA Gaems 2023 tersebut bertolak belakang dengan FA Thailand.
Induk sepak bola Thailand tersebut beberapa hari sebelumnya sudah menetapkan hukuman skorsing kepada dua pemain dan tiga staf Timnas Thailand yang terlibat.
FAT menghukum dua pemain, Teerapak Prueangna dan Soponwit Rakyart dengan larangan bermain di level timnas mana pun selama enam bulan di berbagai event.
Selain itu, FAT juga menghukum tiga staf pelatih yaitu Prasadchok Chokmoh, Mayed Madada, Patrawut Wongsripuek berupa sanksi larangan berkecimpung di semua level sepak bola Thailand selama satu tahun.
Ada pun Erick Thohir saat disinggung soal hal ini memberikan jawaban tegas bahwa hukuman tidak perlu diberikan karena Timnas Indonesia bukan pihak yang memprovokasi kejadian tersebut.
“Yang diintervensi kita kok, kenapa kita harus hukum diri kita. Gitu. Ya, tentu kita akan ada koreksi (evaulasi). Tapi yang pertama didatangi (diprovokasi) kita kok, dan itu tindakan provokasi, ada yang bisa ditolerir dan ada yang tidak," ujar Erick Thohir.
Meski demikian, Erick Thohir mengapresiasi tindakan federasi Thailand yang mengambil langkah tegas. Baginya, itu adalah keputusan multak dari FAT dan PSSI tidak ikut campur.
Unggahan ASEAN Football ini lantas mendapatkan beragam komentar dari beberapa pencinta sepak bola di tanah air.
Mereka terbagi dalam dua kubu yakni yang berharap ada hukuman dan yang tidak mendukung Timnas Indonesia dihukum.
“Sori min, di liga kita malah(mungkin) diwajibkan pemain memiliki skill MMA, jaga2 dihadang suporter lawan atau dikasari pemain lawan.. yah begitulah,” tulis akun @Aa****
“kalau diindonesia ga heran lagi ...koruptor aja dilindungi ... apa lagi yang seperti ini..” tulis akun @dabi****.
Akun @LurahE**** menimpali, “Who someone that do punishment when the team get achievement.”