PT LIB Sebut Arema FC Daftarkan 2 Stadion untuk Liga 1, tapi...
FOOTBALL265.COM - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus mengkonfirmasi Arema FC mengajukan dua stadion untuk Liga 1 2023-2024. Dua stadion adalah Gajayana, Malang dan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Arema FC sudah bisa kembali bermain di Malang setelah hukuman berupa larangan bertanding di rumah dan dengan jarak 250 km imbas tragedi Kanjuruhan telah berakhir pada musim lalu.
Namun, Stadion Gajayana masih dalam proses renovasi supaya bisa dipakai di Liga 1. Nantinya, LIB akan lakukan verifikasi kembali supaya benar-benar aman di kompetisi.
"Mereka daftarkan dua tempat, di Bali dan Gajayana. Gajayana kan masih renovasi, itu yang masih diproses, kan keputusannya tergantung dari hasil akhir nanti," tutur Ferry Paulus.
Namun, PT LIB tak bisa menjamin Arema FC menggunakan Gajayana. Klub harus menunggu hasil inspeksi dari Kementerian PUPR dan LIB soal kelayakan infrastruktur stadion.
"Tergantung dari kan harus ada kolaborasi juga dari PUPR mengenai Gajayana seperti apa, dan Kanjuruhan juga sedang direnov kan sekarang," tutur Ferry Paulus.
Arema FC kemungkinan tidak bisa lagi memakai Stadion Kanjuruhan untuk jangka waktu yang lama. Mengingat, tempat kejadian perkara (TKP) tragedi Kanjuruhan itu akan direnovasi total.
General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, memaparkan bahwa bermarkas di Bali merupakan satu dari sekian opsi yang tengah dipertimbangkan.
"Belum fix (pasti) juga ke sana. Kendati stadion di Bali juga patut dipertimbangkan sebagai opsi alternatif home base," ucap Yusrinal kepada INDOSPORT, Senin (22/5/23).
1. Alasan Bermarkas di Bali
Yusrinal Fitriandi menjelaskan alasan di balik klub mulai mempertimbangkan untuk bermarkas di Pulau Dewata selama Stadion Gajayana direnovasi.
Pertimbangan utama, perihal izin pertandingan yang dikeluarkan pihak keamanan. Karena di Bali, atmosfer sepak bola terbilang kondusif.
Hal ini lah yang membedakan situasi keamanan di Bali dan Jawa Timur, kendati Arema FC juga punya opsi lain berkandang tak jauh dari Malang.
Atmosfer sepak bola yang terbilang tinggi, membuat masalah izin pertandingan cukup sulit diperoleh. Dan kalaupun terbit, ada kekhawatiran laga berlangsung tanpa penonton.
Kondisi ini pernah dialami Persik Kediri, saat menjamu Persebaya Surabaya (18/3/23) lalu. Faktor keamanan akhirnya membuat Derby Jatim itu digelar tanpa penonton di Stadion Brawijaya.