Jadi Underdog, Inter Milan Bisa Tiru 5 Final Liga Champions Paling Ajaib Ini
FOOTBALL265.COM - Inter Milan berstatus underdog di final Liga Champions 2022/2023 karena akan menghadapi tim yang sedang bagus-bagusnya, Manchester City.
Meski begitu, apa pun bisa terjadi dalam sepak bola. Sepanjang sejarah, ada banyak laga final yang akhirnya dimenangkan oleh tim nonfavorit.
Inter Milan pun demikian. Mereka bisa berkaca pada sejumlah final Liga Champions yang sudah-sudah. Bahkan, terkadang ada hal yang tidak mungkin, berubah jadi mungkin.
Faktornya pun beragam. Namun yang jelas, terlepas dari hal teknis, ada peran dewi fortuna di dalamnya, dan pastinya takdir yang sudah ditentukan Tuhan.
Nah, jelang menghadapi Manchester City, Inter Milan mungkin bisa melihat kembali lima laga epic ini dan menjadikannya motivasi jelang final Liga Champions 2022/2023.
AC Milan 1994
Yang pertama ada kisah dari rival sekota mereka, AC Milan, yang berhadapan dengan Barcelona di final Liga Champions 1993/1994.
Saat itu, mereka juga berstatus underdog dan Barcelona menjadi favorit juara di Stadion Olympic, Athena, Yunani, 18 Mei 1994.
Barcelona baru saja menjadi juara liga untuk keempat kalinya secara beruntun. Di sisi lain, AC Milan juga harus berkutat dengan daftar ketersediaan pemain.
Marco van Basten dan Gianluigi Lentini cedera, ditambah Franco Baresi dan Alessandro Costacurta sedang dihukum.
Akan tetapi, siapa sangka, dengan situasi seperti itu AC Milan memenangkan pertandingan dengan skor telak 4-0 dan membungkam keraguan publik terhadap mereka.
1. Chelsea dan Liverpool
Chelsea 2021
Selanjutnya ada final Liga Champions 2020/2021 yang mempertemukan sesama wakil Inggris, Chelsea dan Manchester City, di Estadio do Dragao, 29 Mei 2021.
Chelsea berstatus underdog karena Manchester City tampil mendominasi di Liga Inggris 2020/2021, namun akhirnya berhasil menang tipis dengan skor 1-0.
Ini adalah kali kedua The Blues meraih trofi Liga Champions sepanjang sejarah mereka, usai pertama kali meraihnya pada musim 2011/2012.
Liverpool 2005
Mungkin salah satu final Liga Champions yang paling ajaib sepanjang masa. Bahkan, banyak orang yang menyebutnya sebagai the miracle of Istanbul 2004/2005.
Saat itu, Liverpool tertinggal 0-3 dari AC Milan saat half-time. Pesta kemenangan di Stadion Ataturk, Istanbul, 25 Mei 2005 pun sudah melambai-lambai di depan mata Paolo Maldini dkk.
Akan tetapi, Liverpool di luar dugaan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3 setelah keran gol dibuka Steven Gerrard pada menit ke-54.
Kapten Liverpool itu pun terlihat memberi semangat dan motivasi rekan-rekannya untuk bangkit, di tengah tekanan AC Milan yang sudah berada di atas angin.
Vladimir Smicer menambah pundi-pundi gol The Reds dan memaksa pertandingan beralih dari waktu normal ke extra time.
Namun berhubung tidak ada gol tercipta, Liverpool dan AC Milan harus memainkan adu penalti yang berakhir dengan keunggulan The Reds 3-2.
Andriy Shevchenko yang menjadi penendang kelima AC Milan gagal melakukan tugasnya dengan baik untuk menjebol gawang Jerzy Dudek.
2. Manchester United dan Porto
Manchester United 2008
Kali ketiga Setan Merah menjadi kampiun Liga Champions. Kemenangan mereka di Stadion Luzhniki, Moscow, pada 21 Mei 2008 melawan Chelsea ini pun diraih dengan cukup dramatis.
Cristiano Ronaldo membuka keunggulan Manchester United di babak pertama, sebelum disamakan oleh Frank Lampard jelang turun minum.
Kedudukan 1-1 yang bertahan sampai waktu normal berakhir pun membuat kedua tim harus bermain lebih keras saat extra time.
Bahkan, mereka pada akhirnya harus menentukan pemenang lewat drama adu penalti yang benar-benar ketat.
Manchester United sempat ketar-ketir saat Cristiano Ronaldo gagal sebagai penendang ketiga. Di sisi lain, Chelsea melaju mulus hingga memasuki penendang kelima, John Terry.
Namun kegagalan sang kapten membuat kans juara Manchester United terbuka lagi. Pada akhirnya, Setan Merah yang sempat berada di ambang kekalahan malah menjadi juara.
Mereka memenangkan adu penalti 6-5 setelah Nicolas Anelka gagal sebagai penendang ketujuh The Blues.
FC Porto 2004
Beralih ke final Liga Champions 2003/2004 yang menjadi panggung luar biasa bagi tim underdog dari Portugal, FC Porto, asuhan Jose Mourinho.
Mereka lolos dari fase grup yang beranggotakan Real Madrid dan Marseille, lalu menekuk Manchester United di perempat final dalam perjalanan menuju final.
Di partai puncak, FC Porto berhadapan dengan AS Monaco, yang sebelumnya sempat mengalahkan Real Madrid di perempat final.
Skuad Jose Mourinho menang telak 3-0 di laga tersebut, yang diselenggarakan di Arena AufSchalke, Gelsenkirchen, Jerman, 26 Mei 2004.