Di Bawah Gerry Cardinale dan Elliott, Kekayaan AC Milan Bertambah 2 Kali Lipat!
FOOTBALL265.COM - Raksasa Liga Italia (Serie A), AC Milan, dilaporkan mengalami peningkatan finansial selama berada di bawah Elliot manajemen dan Garry Cardinale.
Media Forbes telah merilis daftar klub yang mengalami peningkatan finansial selama lima tahun terakhir dan AC Milan menjadi salah satunya.
Milan atau Rossoneri menempati peringkat 14 dengan peningkatan sebesar 129 persen dengan jumlah kekayaan 1,404 juta USD.
Posisi mereka berada di atas klub-klub besar Eropa lain seperti Tottenham Hotspur (posisi 15), Borussia Dortmund (posisi 19), dan Manchester City (posisi 27).
Meski demikian, Rossoneri masih kalah dengan Liverpool yang menghuni posisi lima dengan peningkatan 173 persen dan Paris Saint-Germain (PSG) yang berada di peringkat satu dengan peningkatan 334% selama lima tahun terakhir.
Peningkatan kekayaan AC Milan ini tidak lepas dari kinerja pemilik saham mereka, yakni Elliot manajemen dan Garry Cardinale.
Pada 2018, Paul Singer, presiden dari Elliot manajemen, telah mencucurkan dana 50 juta euro kepada Milan untuk memperbaiki kondisi finansial dalam klub tersebut.
Sekarang, Garry Cardinale sebagai pemilik RedBird Capital mencoba menerapkan 'moneyball' di AC Milan. Redbird akan mengoptimalkan alokasi sumber daya dan membangun model berkelanjutan untuk kesuksesan jangka panjang.
Strategi ini memprioritaskan membangun jaringan akademi, meningkatkan pengembangan pemain dan memberikan peluang bagi talenta muda untuk berkembang.
RedBird sendiri telah terbukti mampu meningkatkan nilai sebuah klub. Mereka pernah membeli FC Toulouse dengan harga 20 juta USD dan sekarang, klub tersebut bernilai 80 juta USD berdasar Forbes.
1. Risiko Strategi RedBird di AC Milan
Seperti Elliot, RedBird memang terbukti mampu meningkatkan nilai AC Milan, terutama dengan strategi 'moneyball' dan investasi ke pemain-pemain muda (akademi).
Namun, melansir dari Sempre Milan, cara seperti itu juga memiliki sisi buruk, yakni Milan terancam keteteran untuk mengejar kesuksesan jangka pendek.
Begini penjelasannya. Investasi untuk mengembangkan para pemain muda dari akademi AC Milan membutuhkan waktu yang panjang.
Milan harus melatih mereka, lalu meminjamkan mereka ke klub lain demi mendapatkan pengalaman bermain, baru kemudian direkrut lagi untuk tim senior Rossoneri.
Hal ini sangat baik dilakukan jika Milan juga mempersiapkan strategi untuk mengejar kesuksesan jangka pendek. Musim lalu, mereka tidak mendapat gelar apapun, baik di Liga Italia (Serie A) atau di Liga Champions.
Sehingga, Milan harus bisa seimbang antara menelurkan bakat-bakat muda dan membeli para pemain yang sudah berpengalaman untuk kesuksesan jarak dekat.
Hal ini bisa dilihat dari Ajax Amsterdam dan Borussia Dortmund. Kedua tim itu berinvestasi pada pemain muda tapi mereka juga tetap memiliki performa yang stabil dengan jual beli pemain berpengalaman.
Ajax mampu menelurkan bakat muda dan mengolahnya menjadi bintang. Bintang-bintang tersebut bakal dilirik oleh klub lain, tapi Ajax selalu bisa mencari penggantinya.
Dortmund juga demikian. Mereka menciptakan pemain bintang dari bakat muda seperti Ousmane Dembele dan Jadon Sancho kemudian menjualnya ke klub lain dengan harga yang tinggi.
Jika AC Milan di bawah RedBird mampu menjalankan trik tersebut, maka bukan tidak mungkin Rossoneri mampu mendulang kesuksesan di Liga Italia maupun di Liga Champions.