Profil Teun Koopmeiners, Busquets dari Belanda yang Bakal Buat Lini Tengah Liverpool Kian Gokil
FOOTBALL265.COM - Liverpool dikaitkan dengan satu gelandang lagi di bursa transfer musim panas kali ini yaitu Teun Koopmeiners dari Atalanta.
Meski sudah mendatangkan dua nama baru dalam diri Alexis Mac Allister dan Dominik Szoboszlai yang menghabiskan dana lebih dari 100 juta Euro, namun The Reds rupanya belum puas untuk mempercantik opsi lini tengah mereka.
Setelah musim lalu habis dikritik karena tidak punya kedalaman yang cukup di barisan sentral, Liverpool rupanya menanggapi itu semua dengan cara yang semestinya.
Para midfielder yang dianggap tidak lagi punya cukup kualitas seperti Naby Keita, Alex Oxlade-Chamberlain, dan James Milner dipersilakan pergi secara cuma-cuma.
Arthur Melo dan Fabio Carvalho juga demikian. Nama pertama batal dipermanenkan dari Juventus setelah hanya bermain sekali karena cedera panjang sementara nama kedua dipinjamkan ke RB Leipzig untuk mencari pengalaman.
Dilaporkan oleh Footmercato, Liverpool memang meminati Koopmeiners yang juga merupakan bintang dari timnas Belanda.
Hanya saja bukan cuma tim asuhan Jurgen Klopp itu saja yang memantau pemain 25 tahun tersebut karena setidaknya ada tiga klub Liga Italia dan dua tim Liga Inggris dengan intensi serupa.
Mereka adalah Inter Milan, Juventus, Napoli, Aston Villa, dan Brighton & Hove Albion. Semuanya jatuh hati pada permainan Teun Koopmeiners yang kabarnya akan dilepas Atalanta di angka 35 juta Euro pada bursa transfer musim panas kali ini.
Koopmeiners memang menunjukkan grafik yang terus naik dalam beberapa musim terakhir dan dalam waktu singkat namanya masuk dalam jajaran gelandang top Eropa.
Berikut ini adalah profil Koopmeiners, calon bintang terbaru Liverpool yang punya skill-set unik.
1. Dibesarkan di AZ Alkmaar
Teun Koopmeiners lahir dan dibersalan di Castricum, Belanda Utara, pada 28 Februari 1998. Hanya sekitar 20 menit dari Alkmaar yang menjadi homebase klub top Liga Belanda, AZ Alkmaar.
Tidak heran jika kemudian Koopmeiners kemudian menimba ilmu di akademi AZ yang menampungnya sejak usia 12 tahun.
Koopmeiners tidak sendirian di sana karena sang adik, Peer Koopmeiners pun ikut membersamainya dan bahkan ikut sukses menjadi pesepakbola pro untuk AZ.
Hanya saja perkembangan Koopmeiners lebih pesat dengan sudah melakoni debut untuk tim senior AZ pada Agustus 2017 saat usianya baru menginjak 19 tahun dan sepanjang musim 2017/2018 ia kemudian memainkan 31 laga lintas kompetisi.
Bukan sesuatu yang mudah mengingat AZ adalah tim yang selalu meramaikan persaingan di empat besar Liga Belanda. Meski kali terakhir menjadi juara adalah pada 2008/2009 silam namun De Kaasboeren masih kerap merepotkan Ajax Amsterdam, PSV Eindhoven, dan Feyenoord.
Musim 2019/2020 menjadi musim breakthrough bagi Teun Koopmeiners yang membuat semakin banyak perhatian tertuju padanya.
Tidak cuma ditunjuk sebagai kapten utama saja saat usianya baru menginjak 21 tahun, namun ia juga menggendong AZ Alkmaar bersaing dengan Ajax demi trofi Liga Belanda.
Total 11 gol dan dua assist sukses Koopmeiners bukukan dari 25 penampilan domestik meski pada akhirnya harus melihat Ajax menjadi kampiun dengan selisih gol saja.
Koopmeiners tetap diapresiasi karena ia pun juga harus menjadi mentor dan contoh bagi skuad AZ yang saat itu banyak diisi pemain muda berbakat seperti Calvin Stengs, Yukinari Sugawara, hingga wonderkid berdarah Indonesia yakni Tijjani Reijnders.
Padahal saat itu juga masih ada pemain yang lebih senior di AFAS Stadion macam Ron Vlaar, Stijn Wuytens, Jordy Clasie, dan lain sebagainya namun tanggung jawab besar tetap diserahkan pada Koopmeiners yang di akhir musim juga menjadi penampil terbanyak untuk AZ.
2. Kian Bersinar di Atalanta
Liverpool sebenarnya sudah mengincar Teun Koopmeiners di bursa transfer musim panas 2020 dan 2021 usai menyaksikan permainannya bersama AZ Alkmaar.
Sebagai gelandang, ia memang tidak diberkati dengan keunggulan fisik namun teknik serta visi bermainnya di atas rata-rata. Koopmeiners bersinar ketika ia diletakkan di tengah lapangan dengan tugas menjadi pengatur ritme.
Cukup mirip dengan gelandang legendaris Barcelona dan Spanyol, Sergio Busquets, yang juga tidak memiliki fisik kokoh namun tetap bisa mengendalikan permainan dengan bantuan kepalanya.
Namun Koopmeiners tidak sebatas itu saja karena ia pun sangat produktif soal menjebol gawang lawan dengan tiga dari enam musim profesionalnya dihiasi dengan dua digit gol.
Kecakapan dalam mengeksekusi bola mati entah itu tendangan bebas maupun penalti membuat midfielder kidal 183 cm itu lebih berbahaya dari sekadar metronom tim biasa.
Dapat mengisi posisi gelandang bertahan, gelandang tengah, dan bahkan bek sentral jadi salah satu alasan lain kenapa Liverpool kala itu mendambakan Koopmeiners namun di bursa transfer musim panas 2021 ia justru memilih Atalanta sebagai klub baru.
Langkah tersebut terbukti tepat karena di Liga Italia talentanya justru kian terasah. Manajemen dan tim kepelatihan Atalanta begitu percaya padanya yang belum punya pengalaman bermain di lima liga top Eropa dengan memberikan total 43 pertandingan.
Di musim kedua bersama La Dea, jumlah penampilan Koopmeiners menurun menjadi 35 saja namun golnya berlipat menjadi 10 setelah sebelumnya hanya empat. Uniknya ada dua hattrick yang dicetak yakni ketika melawan Torino dan Monza di Liga Italia.
Dapat dipastikan Teun Koopmeiners saat ini tengah memikirkan langkah selanjutnya dalam berkarier apakah tetap bersama Atalanta atau hengkang ke klub lain yang lebih bisa memberikan kesempatan bersaing di level tertinggi.
Bursa transfer musim panas 2023 yang masih akan dibuka sekitar dua bulan lagi akan krusial baginya. Jika ingin pergi, maka Liverpool sudah pasti siap memberinya sambutan hangat.