Tak Main di Eropa Musim Depan, Tanda Juventus Bakal Kembali Dominasi Italia?
FOOTBALL265.COM – Juventus dipastikan tak akan bermain di kompetisi Eropa musim depan yang membuat kesempatannya mendominasi Liga Italia (Serie A) terbuka lebar.
Musibah ini sendiri diminta oleh Juventus, setelah mencapai kata sepakat dengan UEFA selaku penyelenggara kompetisi-kompetisi Eropa.
Sebelumnya, tim berjuluk Si Nyonya Tua itu dipastikan akan tampil di UEFA Conference League atas kompetisi kasta ketiga Eropa pada musim depan.
Hal ini didapatkan tim yang juga berjuluk Bianconeri itu setelah finis di peringkat ketujuh klasemen, sehingga otomatis bermain di Conference League.
Akan tetapi, klub asal Turin ini memutuskan untuk tak bermain di kompetisi tersebut dengan berdiskusi bersama UEFA.
Dilaporkan oleh Corriere dello Sport, Juventus mengambil langkah ini dan meminta ke UEFA mundur dari Conference League karena kasus Plusvalenza yang dialaminya pada musim 2022/2023 lalu.
Sebagai informasi, kasus Plusvalenza itu sempat membuat tim arahan Massimiliano Allegri ini mendapat pengurangan 10 poin, sehingga finis di peringkat ketuju.
Selain itu, ada kabar bahwa kasus ini akan membuat Juventus terancam absen di Liga Champions 2024/2025, sehingga pihak klub meminta UEFA agar dicoret pada Conference League musim depan.
Tak ayal, permintaan ini pun membuat Juventus untuk pertama kalinya sejak musim 2011/2012 tak akan berkompetisi di Eropa.
Akankah kesempatan tak bermain di Eropa musim depan membuat Juventus bisa bangkit dari keterpurukannya di musim 2022/2023 dan kembali mendominasi Liga Italia?
1. Usaha Juventus untuk Bangkit
Usai kasus Plusvalenza yang menerpa pada musim 2022/2023 lalu, Juventus saat ini tengah menjalani periode berbenah.
Periode berbenah ini pun telah ditunjukkan sejak kasus Plusvalenza itu muncul, di mana dua pimpinannya, yakni Andrea Agnelli dan Pavel Nedved mundur dari jabatannya.
Mundurnya dua sosok vital itu pun membuat pengurus baru hadir, yang berujung pada perombakan di tubuh manajemen secara besar-besaran.
Terbaru, Juventus merekrut Cristiano Giuntoli sebagai Direktur Olahraga. Kehadiran Giuntoli ini pun menjadi kepingan dalam puzzle revolusi Bianconeri.
Setelah tubuh manajemen dilengkapi dengan kehadiran Giuntoli, kini sang Direktur Olahraga ditugaskan untuk menginisiasi perombakan di lapangan, yakni di tubuh skuadnya.
Perombakan ini dilakukan untuk mendapati hasil maksimal musim depan. Di musim lalu Juventus sempat melempem, sebelum akhirnya bangkit dan dikenai sanksi pengurangan poin.
Meski mampu bangkit musim lalu, Juventus menyadari skuadnya tak cukup kompetitif, dan membutuhkan magis Giuntoli mendatangkan pemain baru yang sesuai dengan kondisi finansial klub.
Kasus Plusvalenza membuat Juventus tak bisa lagi jor-joran membeli pemain. Karenanya, Giuntoli yang kerap mendatangkan pemain antah berantah menjadi bintang pun, menjadi tonggak revolusi ini.
Kini perombakan di skuad pun tengah dilakukan Juventus dengan mendepak pemain yang memiliki gaji besar dan tak masuk rencana Massimiliano Allegri.
Tapi apakah revolusi ini bisa membawa Juventus mendominasi kembali Liga Italia, terlebih setelah dipastikan tak main di kompetisi Eropa musim depan?
2. Berkaca pada Musim 2011/2012
Juventus sempat mendominasi Italia sejak musim 2011/2012 hingga musim 2019/2020 dengan menjuarai delapan gelar Liga Italia atau Scudetto delapan musim beruntun.
Saat memulai dominasinya itu, Juventus tak bermain di Eropa karena finis di peringkat ketujuh Liga Italia 2011/2012, sama seperti di Liga Italia 2022/2023.
Di musim 2011/2012 juga Juventus melakukan perombakan besar-besaran di tubuh skuadnya, dengan mendepak para pemain yang tak masuk rencana pelatih kala itu, Antonio Conte.
Hal serupa juga berlaku di musim ini dengan mendepak para pemain yang tak masuk rencana Allegri dan mencoba mendatangkan pemain baru.
Pada musim 2011/2012 itu, Juventus tak bermain di Eropa dan bisa fokus di Liga Italia, sehingga bisa meraih Scudetto dengan status Invicibles atau tak terkalahkan.
Berkaca dari musim 2011/2012 itu, Juventus yang tak akan bermain di Eropa musim depan pun berpotensi mengulangi pencapaiannya pada musim 2023/2024.
Sebab, absennya Juventus dari Eropa membuat Allegri yang meraih 5 gelar Scudetto bersama Bianconeri bisa fokus di Liga Italia 2023/2024.
Di musim 2023/2024 nanti, Juventus hanya akan memainkan satu pertandingan per pekannya, serta skuadnya tetap terjaga tanpa harus berkutat dengan cedera seperti halnya musim lalu.
Kondisi ini sejatinya cukup bagi Juventus untuk bisa kembali meraih Scudetto musim depan, dan membangun skuadnya agar bisa kembali mendominasi Liga Italia.
Pertanyaannya, apakah sejauh ini Juventus sudah memiliki rencana untuk mengulangi kejayaannya di 2011/2012 pada musim 2023/2024 mendatang?