Siapa Elye Wahi? Pemain Muda Kontroversial Calon Penyerang Chelsea
FOOTBALL265.COM – Raksasa Liga Inggris (Premier League), Chelsea, dilaporkan tengah memburu penyerang muda asal Prancis, Elye Wahi, pada bursa transfer musim panas 2023 ini.
Dilansir dari L’Equipe, Chelsea menjadikan penyerang muda milik Montpellier itu sebagai target seiring mahalnya harga yang dipatok oleh Juventus untuk Dusan Vlahovic.
Vlahovic sendiri menjadi salah satu target klub berjuluk The Blues itu untuk lini serangnya, yang akan kehilangan Pierre-Emerick Aubameyang dan Romelu Lukaku.
Meski baru mendatangkan Nicolas Jackson dari Villarreal, Chelsea masih merasa membutuhkan penyerang baru untuk musim depan, sehingga membidik Vlahovic.
Sayangnya, Vlahovic dipagari dengan harga 70 juta euro atau setara Rp1,1 triliun, yang membuat klub asal London Barat itu berpikir dua kali.
Karenanya, Chelsea pun kini membidik nama baru untuk lini serangnya dengan menargetkan penyerang Montpellier, yakni Elye Wahi.
Dalam laporan L’Equipe disebutkan bahwa presiden Montpellier mengakui ketertarikan dari Chelsea terhadap pemain berusia 20 tahun tersebut.
Tak hanya Chelsea, kabarnya Eintracht Frankfurt juga meminati jasa Elye Wahi yang akan diproyeksikan sebagai pengganti Randal Kolo Muani yang akan hengkang.
Hadirnya ketertarikan itu membuat Presiden Montpellier yakni Laurent Nicollin mengizinkan salah satu dari kedua klub itu menebusnya dengan harga 30 juta euro (Rp499 miliar) saja.
Karena ketertarikan yang diberikan Chelsea di bursa transfer kali ini, INDOSPORT pun akan mengulas sosok Elye Wahi lebih jauh. Bagaimana rekam jejak dan kualitas yang dimilikinya?
1. Profil Elye Wahi
Nama Elye Wahi meroket sejak musim 2021/22 lalu kala dirinya berusia 18 tahun, usai mencetak 10 gol dari 33 laga di Liga Prancis atau Ligue 1.
Jauh sebelum itu, pemain kelahiran Prancis pada 2 Januari 2003 ini mampu mencuri perhatian sejak level muda, kala mencetak 89 gol di level U-14 dan U-15 bersama tim akademi Caen.
Setelah membela Caen pada level akademi, Elye Wahi kemudian hijrah ke Montpellier dan menandatangani kontrak profesionalnya pada 2019 dan melakoni debutnya pada 2020 lalu.
Pada Januari 2021, ia menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah Montpellier, yakni di usia 18 tahun 13 hari. Sejak saat itu torehan golnya meningkat drastis.
Di Liga Prancis 2021/22, ia mampu mencetak 10 gol dari 33 laga dan berlanjut dengan torehan 19 gol dari 33 laga di Liga Prancis 2022/23.
Rekam jejak apiknya di usia muda ini nyatanya tak berjalan mulus. Di usia yang baru 18 tahun yakni pada Oktober 2021, Elye Wahi pernah dituduh melakukan pemukulan terhadap wanita berusia 21 tahun.
Sebulan kemudian, jurnalis ternama yakni Romain Molina menyebutkan bahwa Elye Wahi didepak dari akademi Caen karena tindakan kontroversial.
Romain Molina menyebutkan bahwa Elye Wahi pernah meminta anak SMP melakukan masturbasi di depannya di sebuah kamar mandi.
Skandal-skandal tersebut sempat mewarnai perjalanan karier Elye Wahi. Tapi, pemain keturunan Pantai Gading ini tetap bisa tampil apik di lapangan hijau.
Terlepas dari skandal yang ia miliki, bagaimana dengan kualitas yang dimiliki Elye Wahi sehingga Chelsea tertarik memboyongnya?
2. Kualitas Elye Wahi
Melihat catatan golnya saja dalam dua musim terakhir di Ligue 1, bisa dikatakan Elye Wahi adalah punya naluri mencetak gol yang tinggi.
Hal ini pun terbukti dari catatannya per 90 menit, di mana Elye Wahi rata-rata mencetak 0,64 Non-Penalty Goals (NPG) bagi Montpellier.
Naluri mencetak golnya yang tinggi itu terlihat di mana rata-rata 0,64 NPG nya didapat dari 0,41 Non-Penalty xG (NPxG) per 90 menit, atau Elye Wahi mampu mencetak gol untuk nilai xG yang minim.
Karena berstatus pencetak gol ulung, gaya bermain Elye Wahi tergolong terbatas. Hal ini terbukti dari catatannya yang minim dalam kontribusi permainan.
Tercatat ia hanya memiliki rataan 1,83 Shot-Creating Actions (SCA) atau tindakan berbuah peluang, yang menandakan dirinya jarang membuat peluang bagi rekannya.
Terlebih lagi, Elye Wahi hanya mencatatkan akurasi operan sebesar 68 persen dari 15,76 operan per 90 menit, yang menandakan dirinya lebih jarang turun ke dalam dan lebih banyak di Final Third.
Hal ini juga terbukti dari rataan operan progresif yang diterimanya, yakni sebanyak 6,8 kali per 90 menit, yang kian menegaskan statusnya sebagai Target Man.
Satu keunggulan Elye Wahi adalah kecepatan dengan atau tanpa bola yang membuatnya begitu mematikan dalam situasi Fastbreak atau serangan balik.
Karena catatan ini, sosok Elye Wahi pun dianggap tak cocok untuk Chelsea bersama Mauricio Pochettino, yang punya gaya bermain Possesion atau penguasaan bola.