Profil Saudi Public Investment Fund yang Siap Akuisisi AC Milan dari RedBird
FOOTBALL265.COM - Belum genap setahun menjadi milik Redbird Capital, AC Milan sudah digosipkan akan dibeli investor baru dari Arab Saudi yakni Public Investment Fund (PIF).
Seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg, PIF yang saat ini sudah memiliki saham mayoritas di Newcastle United masih ingin melebarkan sayap di sepakbola Eropa dengan membeli lebih banyak klub.
AC Milan dianggap sebagai tim yang pantas dibeli mereka mengingat PIF sebelumnya juga sudah pernah mencoba untuk membeli I Rossoneri.
Pada medio 2020 hingga 2021 silam kala AC Milan masih menjadi properti dari Elliott Management, PIF yang terancam batal untuk mengakusisi Newcastle karena satu dan lain hal sempat melirik ke arah San Siro.
Akan tetapi pada akhirnya deal tidak sampai terwujud dan AC Milan malah dijual ke RedBird Capital pada Agustus 2022 sementara PIF mewujudkan misi memiliki setahun sebelumnya.
Namun siapa sebenarnya Public Investment Fund dan mengapa mereka bisa memiliki dana melimpah ruah untuk membeli klub-klub dengan reputasi besar di Eropa?.
PIF sendiri adalah perusahaan investasi milik negara Arab Saudi yang didirikan pada 17 Agustus 1971 atau lebih dari setengah abad lalu.
Almarhum Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud adalah penginisiasinya dengan harapan perusahaan tersebut bisa menjadi tulang punggung negaranya.
Pendiriannya ditujukan untuk memutar aset negara padang pasir tersebut dengan mayoritas bidang yang diberi investasi adalah saham, properti, sampai minyak bumi.
Di bawah kepemimpinan putra mahkota kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, PIF menjadi salah satu perusahaan investasi negara terbesar dunia.
Hal ini dibuktikan dengan nilai kekayaan mereka yang menyentuh 700 triliun Dolar Amerika Serikat per Juni 2023.
Semua itu bisa diperoleh dengan strategi investasi jitu. PIF pandai memilih perusahaan mana yang mereka tanami modal untuk kemudian dipetik devidennya.
Sebut saja Uber yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa transportasi dari Amerika Serikat yang sudah mendunia. PIF memiliki 5% saham di sana yang diperkirakan nilainya menyentuh angka 3,5 triliun Dolar AS.
Begitu juga Capcom, perusahaan sukses pembuat video game asal Jepang, yang juga PIF miliki 5% sahamnya dengan nilai 1 triliun Dolar AS.
Facebook, Disney, Boeing, Bank of America, dan lain sebagainya juga termasuk dalam daftar perseroan serta industri dimana PIF terlibat dalam hal pemberian modal.
1. AC Milan Butuh Owner Baru?
Dengan niatan mereka membeli AC Milan, Public Investmen Fund mungkin melihat Merah-Hitam sebagai salah satu calon ladang bisnis potensial.
Sejarah panjang dan bermartabat serta memiliki banyak penggemar di berbagai belahan dunia membuat raksasa Liga Italia itu memang menggiurkan untuk digarap.
Hanya saja PIF tidak akan semudah membalikkan telapak tangan untuk mendapatkan saham AC Milan.
Saat ini klub juara 19 kali Liga Italia tersebut masih berada dalam kepemilikan RedBird Capital yang belum benar-benar merasakan buah dari investasi 1,2 juta Dolar Amerika Serikat mereka tahun lalu.
RedBird baru saja mulai akan menancapkan kuku mereka dengan mengimplementasikan sejumlah kebijakan baru.
Salah satunya adalah menjadikan AC Milan klub mandiri yang bisa membiayai transfernya tanpa bergantung dari suntikan dana owner alias menjual sebelum membeli.
Gerry Cardinale selaku pendiri RedBird ingin AC Milan meniru strategi yang digunakan Brighton & Hove Albion juga Brentford yang mana mereka mencari pemain dari negara-negara jauh berharga murah untuk kemudian dikembangkan menjadi bintang.
Hasil penjualan para pemain tersebut kemudian menjadi modal untuk pencarian bibit-bibit baru dan siklus tersebut akan terus berulang.
Pada bursa transfer musim panas 2023 ini sudah mulai terlihat penerapannya di San Siro dengan penjualan Sandro Tonali yang notabene adalah ikon AC Milan generasi baru ke Newcastle United.
Mengingat proyek ini baru saja dimulai, kecil kemungkinan RedBird akan menjual hak milik AC Milan pada PIF maupun instansi lain.
Terutama apabila Cardinale memang serius dalam mengurus Il Diavolo Rosso. Mengingat ia adalah warga Amerika Serikat keturunan Italia, besang kemungkinan memang demikian adanya.
Bagi pengusaha Italia, memiliki sebuah kesebelasan sepakbola adalah sebuah kebanggaan besar. Sehingga jika sudah punya, akan sulit sekali untuk dilepas seperti saat bagaimana sulitnya dulu AC Milan dilego dari tangan Silvio Berlusconi di medio 2010-an.
Hanya saja tidak ada yang tidak mungkin dalam urusan sepakbola. Cepat atau lambat, toh kepemilikan sebuah klub akan berganti juga pada akhirnya.
Public Investment Fund bisa mempercepat proses tersebut dengan berani menawarkan proposal yang nilainya berkali-kali lipat lebih mahal dari harga pembelian AC Milan oleh RedBird.
Apalagi UEFA pun sepertinya sedang membuka pintu lebar-lebar untuk akusisi investor baru bagi klub-klub di benua biru.