PSIS Semarang Dibuat Bingung Imbas Sanksi Boubakary Diarra
FOOTBALL265.COM - PSIS Semarang dibuat bingung dengan kelakuan komite disiplin (Komdis) PSSI, jelang laga melawan Borneo FC pada lanjutan Liga 1 2023-2024, Jumat (28/07/23). Sanksi untuk Boubakary Diarra dirasa terlalu mepet dengan pertandingan.
Boubakary Diarra dan Carlos Fortes mendapat sanksi dari Komdis PSSI. Sanksi itu berkaitan dengan kejadian dalam laga melawan PSS Sleman, Jumat (21/07/23).
Sanksi untuk Fortes tak begitu mengagetkan, meski PSIS turut menyayangkan. Fortes sudah pasti tak dipersiapkan melawan Borneo FC di Stadion Jatidiri, Jumat (28/07/23), karena terkena kartu merah melawan PSS.
Kartu merah itu karena Fortes bereaksi keras saat diprovokasi gelandang PSS, Wahyudi Hamisi. Selain pasti absen sekali laga karena kartu merah, Komdis PSSI menambah dua larangan bertanding untuk Fortes.
Yang membuat kesal adalah sanksi mengejutkan untuk Boubakary Diarra. Dalam laga itu, Diarra tak mendapat kartu kuning apalagi kartu merah.
Makanya, pelatih PSIS, Gilbert Agius, masih mempersiapkan Diarra untuk pertandingan melawan Borneo FC. Namun sanksi dadakan yang diumumkan Komdis PSSI membuat PSIS bingung.
Diarra mendapat sanksi larangan satu pertandingan dan denda Rp10 Juta. Sanksi itu diterbitkan Komdis PSSI karena Diarra didakwa melakukan pelanggaran 'serius dan luput dari perhatian perangkat pertandingan.
Keputusan itu dibuat Komdis PSSI dalam sidang yang dilakukan Rabu (26/07/23) dan diumumkan ke publik pada Kamis (27/07/23) atau satu hari sebelum laga melawan Borneo FC.
Kelakukan Komdis PSSI ini hampir mirip seperti apa yang dikeluhkan Dewa United jelang laga melawan Persib Bandung lalu. Dewa United baru diberi tahu sanksi untuk Dimitrios Kolovos 5 jam sebelum pertandingan.
Manajer Operasional PSIS, Wisnu Adi, menyayangkan sanksi serta kelakukan Komdis PSSI mengumumkan secara dadakan. Sanksi ini mempengaruhi persiapan menuju laga melawan Dewa United.
"Setelah kami pelajari dalam rekaman video yang ada, posisi bertahan dan membuang bola Diarra sudah benar dan kepala pemain lawan yang mendekat ke bola. Tapi kenapa ada hukuman setelah itu?," kata Wisnu Adi, Kamis (27/7/23).
Sanksi ini membuat Gilbert Agius hanya memiliki satu sesi latihan untuk mempersiapkan formasi baru menuju laga melawan Borneo FC.
Satu sesi ini jelas tak bisa maksimal karena waktunya hanya satu hari jelang pertandingan. Gilbert Agius harus segera menentukan apakah memakai Luthfi Kamal atau Delvin Rumbino.
"Kami menyayangkan karena keputusan dari Komdis tidak bisa dilakukan banding dan surat dari Komdis juga sangat mepet dengan pertandingan terdekat sehingga mengganggu persiapan tim. Ada apa dengan Komdis?," lanjut Wisnu Adi.
Wisnu Adi pun berbicara bahwa sanksi tambahan untuk Fortes dirasa berlebihan. Dalam kejadian provokasi yang dilakukan Wahyudi Hamisi, Fortes dirasa hanya melakukan satu gerakan reflek.
"Kami rasa hukuman kartu merah sudah cukup. Dalam kejadian, Fortes melakukan hal itu juga karena terprovokasi oleh pemain lawan dan tidak ada tingkah buruk lainnya yang membuat gaduh. Sehingga tambahan hukuman dua pertandingan sangat disayangkan," paparnya.
Gilbert Agius kemungkinan besar melakukan pembicaraan khusus dengan calon pengganti Diarra. Pos gelandang bertahan ini sangat penting mengingat Borneo FC memiliki deretan gelandang tangguh.
Dalam duet bersama Alfeandra Dewangga, Diarra tak sekadar memutus serangan lawan, namun juga membantu stabilisasi lini tengah. Peran ini hampir mirip dengan keahlian Luthfi Kamal, meski secara postur tak sebesar Diarra.
Tiga poin menjadi harga mati yang harus diraih agar posisi papan atas tetap aman. Dalam empat laga awal Liga 1 2023-2024, PSIS sukses mengamankan tujuh poin.