x

Revolusi Taktik AC Milan: Terapkan Inverted Fullback, Tiru Rival Sekota?

Selasa, 15 Agustus 2023 13:45 WIB
Editor: Subhan Wirawan
Selebrasi para pemain AC Milan usai Christian Pulisic mencetak gol ke gawang AC Monza pada laga Trofeo Silvio Berlusconi di Stadion Brianteo, U-Power, (Monza), Rabu (09/08/23). (Foto: acmilan)

FOOTBALL265.COM AC Milan terlihat sedang menerapkan taktik baru selama pramusim jelang Liga Italia 23/24, akankah jadi titik balik Rossoneri untuk rajai Serie A musim depan?

Sepanjang jeda musim panas 23/24, AC Milan jadi salah satu tim Liga Italia yang cukup sibuk baik dari sisi transfer pemain ataupun jadwal laga persahabatan.

Untuk urusan transfer pemain, tercatat AC Milan sudah mendatangkan delapan pemain baru dengan nilai mencapai 110 juta euro atau setara dengan Rp 1,9 miliar.

Meski sudah dapat delapan pemain baru, namun manajemen AC Milan masih berhasrat datangkan beberapa pilar anyar lagi sebelum bursa transfer ditutup.

Lini serang dan pertahanan jadi salah satu fokus yang coba dibenahi AC Milan musim panas ini.

Baca Juga

Terbukti, Rossoneri sedang berusaha mendapatkan tanda tangan Armando Broja dari Chelsea serta Andrew Omobamidele milik Norwich City.

Sementara dari jadwal pertandingan pramusim, AC Milan juga cukup padat dan sudah melakoni delapan partai uji coba sejak Juli lalu.

Baca Juga

Dari sejumlah pertandingan yang telah dijalani tersebut, terlihat jika AC Milan telah melakukan sejumlah inovasi pada game plan mereka.

Melansir dari laman Sempremilan, disebutkan bahwa AC Milan yang bermain dengan formasi 4-3-3 sedang menerapkan skema penyerangan yang melibatkan peran inverted fullback.

Peran tersebut membuat para bek sayap AC Milan jauh lebih agresif dan berperan besar dalam membangun serangan Rossoneri.

Baca Juga

1. Era Baru AC Milan

Selebrasi pemain AC Milan Theo Hernandez merayakan gol kedua pada laga Serie A Italia, Sabtu (06/05/23). (Foto: REUTERS/Daniele Mascolo)

Masih dari laporan Sempremilan, saat menghadapi Etoile beberapa waktu lalu terlihat Theo Hernandez mendapat peran sebagai inverted fullback yang sering masuk ke tengah atau meninggalkan pos aslinya untuk membantu serangan.

Peran ini mirip dengan wing back pada umumnya, akan tetapi pergerakan inverted fullback tidak sebatas overlap di sisi pinggir lapangan namun juga bisa merangsek ke tengah atau bergabung dengan central defender saat wing back lain melakukan penetrasi.

Baca Juga

Artinya dengan menerapkan peran inverted fullback, maka AC Milan akan punya keunggulan dari jumlah pemain di lini tengah.

Dalam taktik inverted fullback, para bek sayap tidak diperbolehkan pasif dan hanya menunggu lawan menyerang.

Fullback dalam taktik ini juga harus bisa berperan dalam menyerang. Jika biasanya fullback saat dapat bola hanya passing ke center back atau ke midfielder, sekarang bek sayap tersebut diharuskan bisa maju menggantikan posisi gelandang bertahan, dan mendorong garis pertahanan semakin ke depan.

Dengan formasi awal 4-3-3, kehadiran inverted fullback bisa merubah skema permainan AC Milan menjadi 2-3-2-3 atau bahkan 2-2-5 saat dua bek sayap di sisi kiri dan kanan sama-sama melakukan overlap.

Di laga melawan Etoile beberapa waktu lalu, terlihat Theo Hernandez atau Piere Kalulu sering berada di area tengah permainan AC Milan.

Baca Juga

Kondisi tersebut membuat AC Milan punya banyak opsi untuk alirkan bola, lantaran dua gelandang tengah mereka bakal berdiri bebas tanpa pengawalan.

Skema permainan dengan mengandalkan inverted fullback sejatinya bukan hal yang baru di sepak bola modern, bahkan AC Milan pernah menerapkannya saat masih diperkuat Cafu.

Akan tetapi pergerakan Cafu saat itu tidak sedinamis inverted fullback yang diinginkan Stefano Pioli saat ini.

Di mana sang pelatih ingin memaksa para bek sayap bisa bertugas sebagai gelandang bayangan dan membantu lini tengah menguasai ball possession lebih sering.

Baca Juga

2. Tiru Inter Milan?

Pemain Juventus, Leonardo Bonucci ditempel ketat bek Inter, Alessandro Bastoni di semifinal leg kedua Coppa Italia 2022-2023. REUTERS/Daniele Mascolo

Gaya permainan inverted fullback yang memaksa para pemain bertahan ikut membantu serangan sejatinya juga sudah jadi trademark Inter Milan.

Dalam formasi 3-5-2 miliknya, Inter Milan memang mengandalkan para fullback atau wide midfielder untuk membangun serangan.

Namun selain bek sayap, Inter Milan juga sering mengandalkan para central back untuk mengalirkan bola bahkan ciptakan peluang.

Jika AC Milan menggunakan inverted fullback, maka Inter Milan sudah lebih dulu khatam dengan skema wide center back.

Yakni bek tengah yang ikut membantu serangan dan sering kali bertugas sebagai wingback untuk mengisi celah yang ditinggalkan para wide midfielder.

Sepanjang musim lalu misalnya, Alessandro Bastoni sering jadi bek sayap dadakan untuk mengisi celah yang ditinggalkan Federico Dimarco.

Dengan kehadiran wide center back, maka skema permainan Inter Milan yang awalnya 3-5-2 bisa berubah menjadi 1-5-4.

Menyisakan satu bek tengah sebagai orang terakhir, dua wide center back bakal menjadi full back untuk melakukan serangan dari sisi sayap serta menahan counter tim lawan.

Dua wide center back juga bisa bertugas sebagai gelandang bertahan dan membuat lini tengah Inter Milan tidak kalah jumlah ketika lawan melakukan build up.

Sedangkan wide midfielder yang awalnya berada di area pertahan, bakal maju hingga garis pertahanan lawan dan membuat Inter Milan punya banyak pemain untuk mencetak gol.

AC MilanInter MilanLiga Italia