3 Playmaker dari Jepang yang Sukses di Liga Italia Ini Bisa Jadi Panutan Daichi Kamada
FOOTBALL265.COM - Daichi Kamada menjadi pemain asal Jepang yang tengah mendapat sorotan, karena kini bergabung ke salah satu raksasa Liga Italia (Serie A), Lazio.
Sebelum bergabung ke Lazio pada bursa transfer musim panas 2023, Daichi Kamada sempat menjadi rebutan Inter Milan dan AC Milan.
Bahkan AC Milan sempat dilaporkan sudah menjadwalkan tes medis dan tanda tangan kontrak untuk pemain berpaspor Jepang tersebut. Sayang, rencana tersebut gagal.
Situasi ini dimanfaatkan oleh klub rival AC Milan, Inter Milan. Hal ini didukung kemampuan Daichi Kamada yang diyakini membuatnya dengan mudah masuk dalam skema sang pelatih, Simone Inzaghi.
Namun, transfer ini lagi-lagi berpotensi gagal. Pasalnya, Nerazzurri lebih memilih mennghabiskan uang untuk mencari kiper pengganti Andre Onana dan Samir Handanovic.
Di tengah sengkarut ini, Lazio tiba-tiba muncul sebagai peminat anyar Daichi Kamada. Klub asal kota Roma tersebut bahkan disebut telah melayangkan proposal untuk pemain asal Jepang tersebut.
"Lazio telah mengirim proposal baru untuk Daichi Kamada, dengan kontrak berduasi dua tahun dan opsi perpanjangan setahun. Negosiasi tengah berjalan, menanti lampu hijau," cuit jurnalis kenamaan, Fabrizio Romano pada awal Agustus 2023 lalu.
Sementara itu, menurut Football Italia, Lazio disebut punya keuntungan dibandingkan tim-tim lain karena faktor sponsor. Sponsor apparel mereka adalah Mizuno, yang notabene perusahaan produsen olahraga dari Jepang.
Kedatangan Daichi Kamada ke Lazio menjadikan dirinya sebagai alarm berbahaya bagi AC Milan dan Inter Milan. Pasalnya mereka sudah membuat gelandang asal Jepang tersebut merasa di PHP.
Agar bisa sukses di kompetisi Liga Italia, Daichi Kamada sepertinya harus melihat kiprah para pendahulunya. Berikut INDOSPORT telah merangkum tiga pemain Jepang yang sukses di Liga Italia (Serie A):
1. Hidetoshi Nakata
Yang pertama ada Hidetoshi Nakata, di mana dirinya menjadi pemain asal Jepang tersukses di Liga Italia. Ia bergabung ke AS Roma pada bursa transfer musim dingin 1999-2000 silam.
Baru setengah musim bergabung AS Roma, Hidetoshi Nakata langsung membawa i Giallorossi meraih Scudetto. Hal itu membuat namanya semakin melambung di Eropa.
Dua musim memperkuat AS Roma, Nakata kemudian hengkang ke sesama klub Liga Italia, Parma. Ia juga langsung menjadi bagian saat klub tersebut juara Coppa Italia 2001-2002.
Selanjutnya, sang gelandang dipinjamkan ke Bologna pada pertengahan musim 2003–2004. Selepas itu, Nakata kemudian bergabung ke Fiorentina.
Musim kedua bersama Fiorentina pada 2005-2006 silam, Hidetoshi Nakata pindah ke Lig Inggris dengan status dipinjam Bolton Wanderers sampai gantung sepatu.
1. 2. Shunsuke Nakamura
Shunsuke Nakamura merupakan salah satu legenda sepak bola Asia asal Jepang yang pernah sukses berkarier di kompetisi Liga Italia.
Saat ini, Shunsuke Nakamura sudah berusia 45 tahun. Ia pensiun pada akhir musim 2022 lalu, di mana klub terakhir yang dibela yakni Yokohama FC di Meiji Yasuda J2 League.
Sebelum berkarier di Eropa, Shunsuke Nakamura sempat menjadi pemain top di kompetsi kasta tertinggi Liga Jepang atau J1 League.
Pada 2000 silam menjadi musim terbaiknya karena sukses dianugerahi J.League Most Valuable Player (MVP) untuk kontribusinya.
Pada tahun berikutnya, ia mencatatkan 31 penampilan dan mencetak 5 gol di semua kompetisi, termasuk 6 penampilan dan 2 gol di Piala J.League 2001, yang dimenangkan Marinos.
Karena penampilan hebatnya, banyak klub besar Eropa termasuk Real Madrid berminat memboyong sang gelandang ke Eropa.
Akan tetapi, Shunsuke Nakamura secara mengejutkan justru bergabung dengan tim promosi Liga Italia (Serie A), Reggina.
Masih menjadi misteri apa yang dilakukan klub tersebut sehingga bisa dapatkan jasa sang pemain. Namun kedatanan Nakamura membuat klub kebanjiran orderan jersey.
Tim berjuluk Amaranto itu pun suskes menjual 250 ribu jersey Shunsuke Nakamura hanya dalam waktu lima bulan saja.
Saat bergabung Reggina pada 2002 silam, Nakamura langsung diberikan nomor punggung 10. Tidak hanya sebatas populer, Nakamura juga membuktikan kualitas dengan memborong tiga gol dalam tiga laga awal secara beruntun.
Di musim perdananya, kontribusi 32 penampilannya dengan tujuh gol mampu membuat Reggina terhindar dari jurang degradasi. Nakamura juga sukses menjadi pelayan sempurna bagi duo Emiliano Bonazzoli dan David Di Michele.
Dari tujuh gol yang dicetak oleh Nakamura mayoritas dilakukan dari sepakan bola mati. Ia memang terenal dengan tendangan bebas melengkung ala Tsubasa.
Bersama Reggina, Nakamura total tercatat memainkan 81 laga di semua ajang dengan mencetak 11 gol serta 3 assist selama tiga musim. Ia kemudian hengkang ke Celtic pada 2005 silam.
3. Keisuke Honda
Terakhir ada Keisuke Honda, salah satu legenda Jepang yang pernah bergaung ke klub raksasa Liga Italia (Serie A), AC Milan.
Klub Eropa pertama yang diperkuat oleh Keisuke Honda yakni VVV-Venlo yang berkompetisi di Eredivisi pada bursa transfer musim dingin 2008 silam.
Sayang, musim pertamanya di VVV-Venlo tidak berjalan mulus karena timnya harus turun kasta ke divisi dua, Eerste Divisie.
Akan tetapi, pada musim keduanya bersama VVV-Venlo, Honda menjadi salah satu pemain penting yang membawa klub tersebut kembali ke kasta tertinggi Liga Belanda. Ia berhasil mencatatkan 36 penampilan dengan mencetak 16 gol.
Setelah membawa VVV-Venlo kembali ke Eredivisi, Honda kemudian pindah ke Rusia untuk membela CSKA Moscow. Ia langsung berhasil meraih berbagai prestasi dengan menjuarai Russian Premier League, Russian Cup, dan Russian Super Cup.
Setelah tiga musim bermain di CSKA Moskow, raksasa Liga Italia (Serie A), AC Milan memboyongnya dengan status free transfer pada musim 2014-2015.
Di AC Milan, Honda mencapai kualitas terbaiknya sebagai pemain sepak bola profesional. Ia mampu membawa Rossoneri meraih Supercoppa Italiana pada musim 2016.
Empat musim membela AC Milan, Honda tercatat bermain sebanyak 81 pertandingan dengan mencetak 9 gol dan 12 assist.