Para Pelatih Top Korban 'Kutukan' Kai Havertz, Terbaru Ada Hansi Flick!
FOOTBALL265.COM – Dalam tiga tahun terakhir, Kai Havertz dilabeli sebagai ‘kutukan’ bagi pelatih-pelatih top yang melatihnya baik di level klub dan tim nasional.
Terbaru adalah Hansi Flick yang menjadi korban ‘kutukan’ Kai Havertz usai dipecat oleh Timnas Jerman akibat rentetan hasil buruk.
Hansi Flick dipecat setelah Jerman urung mendapat kemenangan di lima laga terakhirnya, di mana yang terakhir Der Panzer dibekuk di kandangnya sendiri dengan skor 1-4 oleh Jepang.
Dalam kekalahan dari Jepang itu, Havertz menjadi salah satu sorotan karena tampil di bawah standar ketimbang rekan-rekannya di Timnas Jerman.
Bahkan media ternama Jerman, Bild, memberikan rating 6 atau nilai terburuk saat Havertz dimainkan sebagai penyerang tengah dalam formasi 4-3-3.
Rating rendah itu berbanding terbalik dengan penyerang lainnya seperti Leroy Sane dan Serge Gnabry yang mendapat rating lebih baik ketimbang dirinya.
Sontak nama Havertz pun digadang-gadang sebagai biang kerok pemecatan Hansi Flick yang baru berjalan selama dua tahun saja di Timnas Jerman.
Dari pemecatan Hansi Flick ini, Havertz pun kemudian disebut membawa kutukan bagi para pelatih top. Kutukan ini nyatanya sudah berlangsung sejak 2021 lalu.
Kutukan yang dimaksud adalah kesulitan bagi para pelatih saat mencari posisi yang tepat bagi Havertz kala memainkannya sebagai starter, sehingga tak bisa memberikan dampak apik dalam permainan dan berujung hasil buruk.
Ya, belakangan posisi bermain Havertz menjadi pertanyaan karena kerap dipasang sebagai pemain nomor 9 atau penyerang dan kemudian sempat dipasang sebagai pemain nomor 8 atau gelandang.
Bahkan pemain berusia 24 tahun itu pernah dimainkan sebagai winger kanan dan juga bermain sebagai gelandang tengah oleh para pelatihnya.
Lalu, siapa saja para pelatih yang pernah terkena ‘kutukan’ Kai Havertz yang berujung pemecatan selain Hansi Flick? Berikut rangkuman INDOSPORT.
1. 1. Frank Lampard
Frank Lampard menjadi pelatih pertama yang terkena ‘kutukan’ Kai Havertz. Ia dipecat tepat enam bulan setelah kedatangan eks Bayer Leverkusen itu ke Chelsea.
Usai tampil gacor di Leverkusen, Lampard mencoba memainkan Havertz sebagai gelandang nomor 8 dalam formasi 4-3-3 untuk menemani Mason Mount. Sayangnya eksperimen itu tak berhasil.
Lalu Lampard pun mencoba Havertz di pos penyerang dalam beberapa kesempatan. Lagi-lagi eksperimen itu tak membuahkan hasil.
Alhasil kebingungan menentukan posisi pemain termahal Chelsea itu membuat Lampard kehilangan kursi kepelatihannya akibat dipecat pada Januari 2021.
2. Thomas Tuchel
Thomas Tuchel menjadi pengganti Lampard di Chelsea dan dihadapkan pada tugas berat untuk menentukan posisi Havertz di Starting Line Up.
Di enam bulan awal kepelatihannya, Tuchel pun menemukan posisi yang tepat bagi Havertz, yakni pemain nomor 9 atau penyerang, yang berakhir dengan keberhasilan Chelsea menjuarai Liga Champions.
Tapi kesuksesan itu tak dibarengi penampilan apik Havertz yang menyumbangkan sedikit gol saja. Bahkan di musim 2021/2022, Tuchel tak melihat kompatriotnya itu memberikan banyak sumbangsih di pos penyerang dengan hanya mencetak 14 gol dari 47 laga.
Alhasil pada awal musim 2022/2023, Havertz yang kerap dimainkan hanya mampu mencetak 1 gol dari 7 laga yang berujung rentetan hasil buruk dan pemecatan Tuchel.
3. Graham Potter
Usai Tuchel mangkat, kursi kepelatihan Chelsea digantikan oleh Graham Potter. Sama seperti pendahulunya, pelatih Inggris itu mempercayai Havertz di pos nomor 9.
Tapi kepercayaan ini tak berbuah manis. Dalam 30 pertandingan Chelsea di segala ajang yang dipimpin oleh Potter, Havertz hanya mencetak 8 gol saja.
Meski mendapat dukungan dari kehadiran Joao Felix, Havertz tetap tak bisa bersumbangsih banyak, sehingga hal tersebut berimbas pada hasil buruk yang didapatkan Chelsea.
Tak ayal, hasil buruk itu berujung dipecatnya Graham Potter, dan Havertz pun kemudian berpisah dengan Chelsea untuk bergabung Arsenal pada musim panas 2023.