Jadi Penyelamat AC Milan, Rafael Leao Justru Kena Nyinyir Pelatih Legendaris Rossoneri
FOOTBALL265.COM - Arrigo Sacchi, eks pelatih klub Liga Italia (Serie A), AC Milan, menyebut Rafael Leao menjadi titik lemah Rossoneri musim ini.
AC Milan akhirnya berhasil kembali ke jalur kemenangan. Rossoneri, julukan AC Milan, sukses membungkam tim tamu, Verona, dengan skor 1-0 dalam lanjutan Liga Italia 2023/2024 pekan ke-5, Sabtu (23/09/23).
Gol kemenangan AC Milan dicetak oleh Rafael Leao pada menit ke-8. Ini sekaligus merupakan gol ke-3 Rafael Leao di Liga Italia musim ini, yang dicetaknya hanya dalam 5 pertandingan.
Pertandingan ini juga spesial bagi Rafael Leao karena untuk pertama kalinya dirinya memakai ban kapten. Sayang, sang pemain tak bermain penuh karena ditarik oleh Stefano Pioli pada menit ke-80.
Namun, meski menjadi kapten dan mencetak gol penentu kemenangan, Rafael Leao justru kena nyinyir eks pelatih AC Milan, Arrigo Sacchi.
Pelatih legendaris Rossoneri tersebut blak-blakan menyebut ketergantungan pada Rafael Leao sebagai titik lemah AC Milan pada musim ini.
"Saya tidak terlalu bahagia karena melihat Milan masih masih berjuang. Saya tidak terkesan dengan hasilnya, meski mengalahkan Verona tidak pernah mudah," ujar Arrigo Sacchi, dikutip dari Football Italia.
"Masalah utama tim Pioli adalah bahwa mereka tidak cukup kolektif. Menjadi kolektif berarti memiliki 11 pemain yang aktif, baik dengan maupun tanpa bola."
"Leao, dengan aksinya di lapangan, jarang mau mundur ke belakang. Dengan kurangnya partisipasi sang pemain dalam kerja tim, Milan tidak pernah bisa kolektif."
"Kalau Anda ingin mengalami kemajuan, dengan menjadikan sepak bola Eropa sebagai tolok ukur, maka penting bagi setiap pemain untuk terlibat dalam proyek. Mereka mesti tahu bagaimana mengorbankan diri mereka demi tim," tuturnya.
1. Rafael Leao, Titik Lemah Rossoneri
Lebih lanjut, Arrigo Sacchi dibuat geram dengan kelakukan pemain AC Milan yang dinilainya tidak punya tujuan.
"Laga melawan Verona menunjukkan bahwa kelemahan AC Milan sangat banyak. Para penyerang tidak mau mundur saat diserang, sedangkan para bek malah memainkan bola panjang saat memegang bola," tuturnya.
"Apa yang ingin mereka lakukan sama sekali tidak jelas. Kelihatan kalau ada kebingungan di lapangan, dan ini adalah tanggung jawab Pioli untuk memberikan perintah yang jelas."
"Pioli perlu merasa yakin dengan ide yang akan diterapkan untuk para pemain. Memang, Leao mencetak gol yang indah. Tapi, dia benar-benar "menggendong" Milan, dan ini adalah satu kelemahan," tuturnya.
Kolektivitas, menurut Arrigo Sacchi, adalah satu hal yang harus diperbaiki AC Milan jika ingin menjadi tim yang lebih baik di masa depan.
"Milan mesti bermain seperti akordeon. Mereka harus tahu bagaimana mengawali dan mengakhiri dalam momen yang tepat. Kolektivitas ini bisa memaksimalkan talenta pemain, bukan mengungkung mereka," tuturnya.
"Kalau, di sisi lain, tidak ada kolektivitas, talenta pemain tidak ada gunanya. Ini adalah pelajaran yang harus dimengerti semua tim. Tapi, di Italia, saya melihat hanya sedikit yang memahaminya."
"Kekalahan saat Derby Milan memicu sederet masalah di lingkungan AC Milan. Ini normal. Bagaimana cara mengatasinya? Tentu dengan kerja keras, latihan, dengan usaha."
"Semua pemain harus memberikan versi terbaik mereka. Semuanya mesti memberikan jiwa pada apa yang mereka lakukan," pungkasnya, tegas.
Selanjutnya, AC Milan akan menghadapi dua pertandingan berturut-turut melawan Cagliari dan Lazio, sebelum bertandang ke kandang Borussia Dortmund untuk melakoni matchday 2 Liga Champions 2023/2024.