Kualitas Serangan AC Milan Kembali Dipertanyakan Usai Hanya Menang 1-0 Atas Fiorentina
FOOTBALL265.COM - AC Milan memang sukses meraih kemenangan saat menjamu Fiorentina di Liga Italia (Serie A), tetapi efektivitas mereka dalam menyerang masih dipertanyakan.
AC Milan berhasil meraih kemenangan saat menjamu Fiorentina di pertandingan lanjutan Liga Italia pekan ke-13 di Stadion San Siro pada Minggu (26/11/23) dinihari WIB.
Bermain di depan publiknya sendiri, AC Milan menang tipis 1-0 berkat gol tunggal Theo Hernandez dari titik putih di penghujung babak pertama.
Sebelum itu, AC Milan mendapat peluang di menit ke-23. Bola sepakan Christian Pulisic di tepi kotak penalti bisa dibendung kiper Fiorentina, Pietro Terracciano.
AC Milan kembali mengancam delapan menit berselang. Kali ini giliran percobaan sepakan rendah Davide Calabria yang bisa diblok Terracciano.
Jelang berakhirnya babak pertama, AC Milan mendapat hadiah penalti menit ke-45+2 karena Pulisic dijatuhkan Fabiano Parisi di kotak terlarang.
Theo Hernandez yang maju sebagai eksekutor penalti sukses menjalankan tugasnya dengan sempurna. Skor 1-0 bertahan hingga babak pertama usia.
Memasuki babak kedua AC Milan dan Fiorentina tak mampu menciptakan gol selanjutnya, skor itu bertahan hingga bubaran.
Dengan hasil ini AC Milan masih betah di peringkat ke-3 klasemen Liga Italia dengan koleksi 26 poin sedangkan Fiorentina berada di tempat ke-6 engan 20 poin.
Usai pertandingan, peforma AC Milan kembali disorot oleh publik terutama kualitas sengatan serangan mereka meski berhasil mengamankan tiga poin.
1. Kualitas Sengatan Serangan AC Milan Bermasalah
AC Milan saat ini sedang dalam krisis kualitas penyerangan usai sejumlah pemain andalannya mengalami cedera, terutama yang bernaluri menyerang.
Saat ini AC Milan kehilangan hingga 10 pemain karena berbagai alasan mayoritas akibat cedera, satu di antaranya sedang menjalani sanksi hukuman kartu merah.
Dari 10 pemain tersebut ada tiga pemain penting di lini depan yang menepi, mereka adalah Noah Okafor, Rafael Leao dan Olivier Giroud.
Hilangnya mereka sangat terasa hingga memberikan dampak buruk terhadap performa tim di lapangan dalam beberapa laga terakhir termasuk melawan Fiorentina.
Dilihat dari catatan pasca laga, AC Milan memang sangat buruk dalam hal menekan lawan karena cuma bisa menghasilkan 9 tendangan ke arah gawang, 6 di antaranya tepat sasaran.
Berbanding dengan 21 tendangan milik Fiorentina dimana 4 di antaranya tepat mengarah gawang tuan rumah. AC Milan memang bisa mencetak 1 gol tetapi itu dihasilkan dari penalti, bukan open play.
Luka Jovic yang dipasang sebagai ujung tombak didukung tiga pemain bernaluri menyerang di lini kedua, Samuel Chukwueze, Yunus Musah, dan Christian Pulisic, bermain buruk.
Dilansir dari laman FBref, statistik xG dari para pemain di atas tidak ada satupun yang bisa menyentuh angka 1. Jovic hanya 0.5, lalu Chukwueze 0.1, Pulisic 0.1 dan Musah 0.0.
Expected goals atau xG adalah kemungkinan gol yang dicetak oleh seorang pemain dari berapa peluang yang dia ciptakan. Secara sederhana xG bisa dikatakan sebagai gol yang diharapkan.
Data xG tentu saja berguna dalam memperlihatkan efektivitas sebuah serangan atau bertujuan untuk mengukur kualitas sebuah peluang yang tercipta. xG memperhitungkan kemungkinan dari setiap peluang untuk menjadi sebuah gol.
Setiap peluang akhir atau tendangan masing-masing memiliki nilai xG antara nol sampai dengan satu - dengan nol artinya peluang tersebut tidak mungkin menjadi gol, sementara satu peluang itu pasti menjadi gol.
Artinya para pemain lini depan AC Milan di laga melawan Fiorentina tak ada yang bisa menciptakan peluang berbahaya untuk menjadi gol.
Menariknya, Theo Hernandez yang notabenenya adalah seorang bek sayap justru menciptakan xG cukup tinggi di skuad AC Milan melawan Fiorentina yaitu 0.8, tingginya itu berkat ia bisa membuat 1 gol dari titik putih. Sekali lagi dari titik putih.
Ulangi Kesalahan Seperti Lawan PSG
Permasalahan lini depan AC Milan juga sudah terlihat ketika dibekuk oleh PSG di pertemuan pertama babak penyisihan grup Liga Champions beberapa waktu lalu.
Kala itu AC Milan kalah dengan skor 3-0. Persoalan terbesar Rossoneri adalah penyelesaian akhir. Dengan gaya bermain sangat langsung, mereka cukup banyak menghasilkan peluang di laga itu.
Menurut FBref, kualitas peluang atau expected goals (xG) AC Milan mencapai 4,1. Angka tersebut merupakan tertinggi kedua di grup, hanya kalah dari PSG (4,6 xG).
Di atas kertas, AC Milan dengan besaran xG itu idealnya menghasilkan empat gol jika efisien. Absennya Giroud karena sanksi hukuman kartu merah sangat berpengaruh.
Mereka tak mempunyai striker cadangan yang sama tajamnya. Striker gaek itu sejauh ini sudah menciptakan 8 gol dan 3 assist dari 15 pertandingan di semua kompetisi.
Tak heran jika Stefano Pioli sangat ingin mendatangkan pemain tambahan berposisi sebagai penyerang murni, pada bursa transfer musim dingin nanti. Mau tidak mau harus, jika tidak mereka bisa terlempar jauh dari empat besar.