3 Penyebab Persija Jakarta Krisis Keuangan di Liga 1 2023/24
FOOTBALL265.COM - Persija Jakarta dikabarakan mengalami kesulitan finansial. Hal inipun diakui oleh Presiden Persija Jakarta, Mohammad Prapanca.
Bak tersambar petir di siang bolong tim sebesar Persija Jakarta diterpa masalah finansial. Permasalahan ini pun membua neraca keuangan tim berjuluk Macan Kemayoran ini sedikit terganggu.
Memang permasalahan finansial yang menerpa Persija Jakarta mulai ke cium yang di mana Persija Jakarta bergerak pasif dalam perburuan pemain di awal Liga 1 2023-2024.
Bahkan untuk penggunaan pemain asing, Persija Jakarta hanya menggunakan lima pemain asing dari enam slot yang diperbolehkan dalam Liga 1 2023-2034.
Memang dalam perjalanan di putaran Liga 1 2023-2024 permasalahan finansial yang menerpa Persija Jakarta masih bisa membuat Persija Jakarta bertarung di Liga 1 2023-2024.
Namun kini kabar tersebut sudah diakui oleh Presiden Persija, Mohamad Prapanca yang mengaku Persija Jakarta sempat mengalami kesulitan finansial.
“Alhamdulillah kesulitan itu ada. Tapi Alhamdulillah kami dapat meyakinkan sponsor-sponsor baru yang bisa dilihat,” ucap Prapanca.
Memang neraca Persija Jakarta dikabarkan kini sudah mulai seimbang seiring mendapatkan tambahan dana segara dari datangnya sponsor baru.
Kabar baik inipun dikabarkan oleh Prapanca saat perayaan hari ulang tahun Persija Jakarta ke-95.
“Hari ini pada HUT ke-95 Persija, ada satu sponsor lagi yang masuk. Jadi, mudah-mudahan, ini bisa memperkuat finansial kami hingga akhir musim," tambah Prapanca.
Meski sudah mulai menemukan kestabilan neraca keuangan, setidaknya INDOSPORT mencoba membedah permasalahan yang membuat Persija Jakarta mengalami kesulitan.
Berikut adalah tiga penyebab Persija Jakarta diterpa badai finansial.
1. Ditinggal Sponsor
Permasalahan yang pertama membuat Persija diterpa masalah finansial tak lain tak bukan jumlah sponsor yang berkurang di Liga 1 2023-2024 dibandingkan Liga 1 musim lalu.
Permasalahan sponsor pun diakui oleh Prapanca yang membuat neraca keuangan Persija Jakarta sedikit bergoyang,
“Sebenarnya tidak perlu ditanya. Semuanya kelihatan. Yang ada di jersey itu kurang banyak," ucap Prapanca.
2. Menjadi Tim Musafir
Tak hanya permasalahan sponsor yang berkurang, Prapanca juga menjabarkan permasalahan lain yang membuat neraca keuangan Persija Jakarta terganggu.
Yakni Persija Jakarta yang kerap bermain di beda-beda stadion membuat kondisi finansial Persija Jakarta terganggu.
Persija Jakarta memang kerap terkendala penggunaan stadion. Seperti kendala pemakaian Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat dan Jakarta International Stadium (JIS).
Dengan tidak bisa menggunaka kedua stadion tersebut,Persija Jakarta memang harus mengungsi ke Bekasi dengan bermain di Stadion Patriot Candrabhaga.
“Kedua, kami tidak mempunyai stadion yang pasti. Ketimbang dengan klub lain, satu-satunya, klub besar sekelas Persija itu tidak memiliki stadion tetap," ungkap Prapanca.
"Kami selalu dibuang. Padahal Persija klub besar. Di SUGBK seperti ini, di JIS seperti ini. Saat itu ya," tegas dia.
3. Program Persija Jakarta Berantakan
Dengan menjadi tim yang tidak memiliki kepastian bermain di stadion yang diinginkan memberikan efek besar untuk neraca keuangan Persija Jakarta.
Prapanca mengatakan hal itu mengganggu semua program Persija Jakarta yang sudah disiapkan bersama para sponsor.
“Sehingga, program dan rencana pada musim ini berantakan. Malangnya lagi, ada beberapa sponsor utama keluar. Itu kan harus berjibaku," terangnya.
Kini meski semua permasalahan sudah bisa dilalui, Prapanca pun memiliki harapan besar untuk Persija Jakarta.
Pada 2024, Prapanca ingin situasi ekonomi Persija Jakarta lebih stabil. Untuk itu, pihaknya berencana untuk berkandang di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, setelah Piala Dunia U-17 2023.
"Tentunya untuk tahun depan, kami berusaha semaksimal mungkin mengoptimalkan perolehan-perolehan finansial kami pada musim depan," imbuh Prapanca.
"Mudah-mudahan setelah Piala Dunia U-17 2023, Persija bisa memakai JIS di BRI Liga 1," tutur Prapanca.