Joe Frazier, Petinju Pertama yang Taklukkan Muhammad Ali
INDOSPORT. COM - Joe Frazier pasti tak akan lupa dengan keberhasilannya mengalahkan Muhammad Ali, dalam sebuah laga tinju 8 Maret 1971 silam. Pertarungannya kontra Ali begitu bersejarah, hingga mendapat julukan Fight of the Century.
Pertandingan Frazier vs Ali dilangsungkan di Madison Square Garden, New York. 20 ribu lebih penonton memadati venue laga, yang mana turut dihadiri beberapa orang ternama, seperti, Barbra Streisand, Dustin Hoffman, Sammy Davis Jr, hingga Frank Sinatra.
Wajar jika publik sampai begitu antusias terhadap duel Frazier vs Ali. Kala itu, keduanya belum pernah sama sekali terkalahkan, dan dianggap sangat cocok untuk memperebutkan gelar juara tinju kelas berat profesional.
Ali juga sedang berjuang mengembalikan reputasinya sebagai yang terhebat, setelah gelar juara tinju kelas beratnya dicopot pada 1967. Pencopotan gelar Ali lantaran Ali menolak mengikuti wajib militer Angkatan Darat Amerika Serikat.
Sementara Frazier, sebelum laga tengah memegang gelar juara tinju kelas berat dunia. Frazier ingin membungkam mulut publik yang kerap mengkritiknya tak pantas menyandang gelar jawara.
Laga dimulai, Frazier dan Ali saling mengeluarkan pukulan-pukulan terbaiknya. Situasi perlahan tampak memperlihatkan Frazier yang menguasai pertandingan.
Ronde ke-4, pukulan Frazier sukses membuat hidung Ali mengeluarkan darah. Tapi Ali tak tinggal diam dan coba membalikkan situasi.
Ronde ke-9, Ali mulai bisa mengontrol permainan. Peluang Ali mengalahkan Frazier kembali terbuka lebar.
Pertandingan terus dihiasi dengan pukulan keras kedua petinju. Sampai akhirnya bel tanda ronde ke-15 berakhir dibunyikan.
Pemenang pertandingan lantas diumumkan oleh pihak panita penyelenggara. Frazier kemudian tertawa gembira mendengar hasil pengumuman, sebab dirinya dinyatakan sebagai pemenang, sekaligus sukses memertahankan gelar.
Mengingat laga begitu mendapat sorotan publik, tentu kedua petinju, baik Frazier maupun Ali, mampu mendapatkan bayaran besar. Total uag 2,5 juta dollar AS diterima keduanya, yang notabene merupakan bayaran petinju terbesar di masa itu.