Mimpi Siang Bolong Muhammad Ali, Tinju di Buckingham Palace dan Ditonton Queen Elizabeth II
FOOTBALL265.COM - Legenda tinju dunia, mendiang Muhammad Ali ternyata pernah memimpikan bisa bertinju di Istana Buckhingham yang menjadi tempat tinggal keluarga kerajaan Inggris. Ia juga bermimpi bisa ditonton langsung Ratu Elizabeth II.
Muhammad Ali yang menjadi ikon tinju kelas berat dunia meninggal pada usia 74 tahun 2016 silam. Ali pernah memberi tahu keluarnganya jika ia memiliki ambisi untuk bertanding tinju di tempat yang dikenal oleh seluruh penjuru dunia.
Ali disebut terpesona oleh Keluarga Kerajaan Inggris dan menganggap Pangeran Charles dan ayahnya, Duke of Edinburgh, sebagai 'gentlemen'.
Impian Ali tersebut tertuang dalam sebuah buku yang ditulis oleh saudara laki-lakinya Rahaman Ali. Rahaman berkata: “Ia sangat mengagumi penggemarnya di Inggris.
“Setiap kali dia terbang ke sana, mereka memeluknya dengan tangan terbuka.
“Muhammad sering bercanda tentang keinginan pergi ke Istana Buckingham. Dia membanggakan kita 'Raja harus ada di Istana dan aku rajanya'.
“Setiap kali Muhammad mengunjungi Inggris, mengunjungi Ratu selalu ada dalam pikirannya.
“Muhammad menghormati raja Inggris, yang dia temui beberapa kali. Bahkan dia pernah mengungkapkan secara pribadi dia ingin bertinju di Istana Buckingham.
“Dia berkata, 'Bisakah Anda membayangkan tinju Muhammad Ali secara langsung, bukan di Madison Square Garden tetapi di Istana Buckingham?' Dan kemudian tertawa terbahak-bahak.
“Disaksikan Ratu dari ringseide adalah mimpinya, tapi kakakku jelas menyadari itu akan sangat mustahil.
Ali pernah berkata. "Saya ingin mengundangnya di sisi ring untuk menonton salah satu pertandingan saya dan disaksikan seluruh keluarga kerajaan."
Selama kariernya yang termasyhur, Ali bertinju tiga kali di London tepatnya di Wembley, Highbury, dan Earl's Court. Dengan dua pertarungan melawan wakil Inggris, Henry Cooper.
Meskipun dia lebih tertarik dengan rugby, tim sepak bola favorit Ali adalah Everton.
Rahaman mengatakan: "Ketika kami berada di Inggris pada Juni 1963, ketika dia melawan Cooper untuk pertama kalinya, kami berbicara dengan beberapa penggemar secara acak di Stadion Wembley yang memberitahunya tentang tim ini."
1. Muhammad Ali dan Perlawanan Terhadap Perang Vietnam
Rahaman, menghabiskan beberapa dekade di sisi Muhammad Ali dan menyaksikan saudaranya memenangkan gelar kelas berat dunia pada tiga kesempatan.
Ali menghabiskan empat tahun puncaknya diasingkan dari dunia tinju karena penentangannya terhadap Perang Vietnam.
Dalam bukunya yang berjudul My Brother, Muhammad Ali, Rahaman mengungkapkan bahwa saudaranya mendapat ancaman dari orang-orang yang akan mengebom rumahnya, menembak mobilnya, atau membunuhnya.
Istri kedua Ali, Belinda, pernah mendapat panggilan telepon tanpa nama yang mengatakan: "Sekarang Muhammad Ali menang, kamu kalah dan bom meledak pada jam 12."
Ancaman tersebut memang palsu, namun Ali siap menghadapi serangan, khususnya upaya penculikan. Dia memiliki ruang rahasia di bawah dapur di kamp pelatihan Deer Lake dan juga memiliki pintu jebakan di bawah meja besar.
Rahaman mengklaim Muhammad Ali memperoleh kekayaan sekitar 48 juta poundsterling pada 1978 atau setara dengan 270 juta poundsterling (Rp5 triliun) jika dikonversi hari ini.
Namun kekayaan bersihnya justru diyakini hanya 2,8 juta poundsterling atau Rp52 miliar.
Sebagian kekayaan telah diberikan Ali untuk amal atau lenyap karena investasi yang buruk atau karena teman-temannya yang telah memanfaatkannya secara finansial.
Saat masih menjadi petinjuu, Ali juga pernah makan malam bersama dengan mantan bintang Manchester United George Best.
Namun ia gagal menyatukan kembali The Beatles pada 1970-an untuk acara amal, tetapi idenya tidak pernah membuahkan hasil.
Rahaman juga membenarkan Muhammad Ali pernah membuang medali emas Olimpiade 1960 Roma yang diraihnya ke Sungai Ohio.
Ali merasa "jijik dan marah" karena ditolak makan di restoran kampung halaman karena warna kulitnya.
Rahaman menambahkan: “Ketika kami sampai di Second Street Bridge, saudara laki-laki saya melemparkan medali kesayangannya di sungai.