Rindu, Sudah 21 Tahun Tidak Melihat Wakil Indonesia di Cabor Tinju Olimpiade
FOOTBALL265.COM - Sudah tiga edisi Olimpiade terakhir Indonesia tak pernah mampu meloloskan wakilnya untuk cabang olahraga tinju.
Pesta olahraga multi event terbesar di dunia, Olimpiade Tokyo 2020 kurang dari beberapa hari lagi akan segera dimulai tepatnya pada 23 Juli hingga 08 Agustus 2021 mendatang di Jepang.
Sejatinya Olimpiade Tokyo 2020 dihelat pada tahun lalu namu karena pada saat itu sejumlah negara tengah dilanda pandemi virus corona atau Covid-19, membuat Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengundurnya ke tahun 2021.
Total Indonesia mengirim 77 orang terdiri dari 28 atlet plus satu cadangan, 25 tim ofisial, dan 23 orang personel tim head quarter Chief de Mission.
Sebelum menuju Negeri Sakura, mereka terlebih dahulu harus menjalani serangkaian tes kesehatan diantaranya vaksinasi Covid-19, swab PCR hingga karantina.
Rencananya, keberangkatan kontingen akan dibagi menjadi empat tahapan. Bulutangkis yang meloloskan 11 atlet akan berangkat lebih dulu untuk menjalani latihan terakhir di Kumamoto pada Kamis (08/07/21).
Selain bulutangkis, wakil Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020 tersebar di cabang olahraga atletik, menembak, dayung, panahan, surfing, renang dan angkat besi.
Satu cabang olahraga yang menjadi sorotan adalah tidak adanya wakil Indonesia untuk cabor tinju. Ini kali keempat edisi Olimpiade Merah Putih tidak mengirim wakilnya di tinju.
Terakhir kali Indonesia meloloskan wakilnya di tinju pada Olimpiade Sydney tahun 2000 lalu atau 21 tahu silam. Alasan hal tersebut terjadi karena kegagalan atlet tinju Indonesia lolos dari babak kualifikasi tinju Olimpiade Tokyo 2020.
1. Penyebab Tidak Ada Wakil Tinju
Empat petinju Indonesia yang diterjunkan untuk merebut tiket Olimpiade Tokyo 2020 adalah Maikhel Robert Muskita (75 kg putra), Aldoms Suguro (52 kg putra), Lucky Mira Agusto Hari (57 kg putra), dan Silpa Lau Ratu (57 kg putri).
“Keempat petinju ini didampingi pelatih asal Kuba, Roberto Barbaro dan Hermensen Bertolens Ballo, dan mereka sudah tiba di Yordania, Sabtu (29/2) pagi,” ungkap Ketua Umum PP Pertina, Johni Asadoma kepada wartawan.
Berlaga di Princes Hamzah Sports Hall, Amman, Yordania, pada Maret 2020 lalu empat petinju di atas gagal melangkah jauh hingga semifinal.
Padahal, itu syarat minimal untuk lolos ke Tokyo. Maikhel sejatinya punya peluang paling besar. Namun, perjalanan dia kandas di babak delapan besar.
Pada babak tersebut, Maikhel kalah 0-5 oleh petinju Mongolia Byamba Erdene Otgonbaat. Jika menang, dia bisa lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Dengan hasil tersebut, maka dipastikan Indonesia harus kembali absen di cabang olahraga tinju Olimpiade untuk empat kalinya yakni Olimpiade 2004, Olimpiade 2008, Olimpiade 2012 dan Olimpiade 2016.
Sebagaimana diketahui, Indonesia pernah mencatatkan sejarah meloloskan petinju ke ajang olimpiade, yakni Ferry Moniaga (Kelas Layang) pada Olimpiade Munchen (1972), Johni Asadoma pada Olimpiade Los Angeles (1984).
Albert Papilaya (Kelas Menengah) pada Olimpiade Barcelona (1992), Hermensen Ballo pada Olimpiade Atalanta (1996) dan Olimpiade Sydney (2000), serta La Paena Masara (Kelas Layang) pada Olimpiade Sydney (2000). (aln)