Wushu Diharapkan Tetap Dipertandingkan di PON 2020
FOOTBALL265.COM - Pemerintah pusat melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga resmi mengumumkan pengurangan jumlah cabor yang akan dipertandingakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 di Papua.
Awalnya PON 2020 akan pertandingkan 47 cabor, namun pada rapat terbatas Kemenpora, KONI, dan PB PON akhirnya dikurangi menjadi 37 cabor saja.
Itu berarti ada 10 cabor yang terdegradasi dan batal dipertandingkan di ajang olahraga multi event yang digelar tahun depan itu.
Dengan pengurangan jumlah cabor pada PON 2020, tentu sangat merugikan bagi KONI daerah khususnya pengurus cabor yang terdegradasi nanti. Apalagi target medali yang sudah dicanangkan sejak jauh-jauh hari harus kembali diubah.
Tidak hanya itu, sejumlah daerah pasti sudah mengucurkan dana besar untuk pembiayaan atlet selama di daerah, mulai dari latihan rutin, mengikuti event, hingga try out ke luar negeri.
Menanggapi hal itu Pengurus Provinsi (Pengprov) Wushu Indonesia (WI) Sumut. Ketua WI Sumut Darsen Song berharap kepada pemerintah pusat dan PB PON agar wushu tidak masuk dalam daftar cabor yang dicoret.
“Kami berharap yang sudah sering menorehkan prestasi untuk Indonesia ya maunya pemerintah pusat, KONI pusat, dan semua pihak-pihak terkait harus bagaimana mengamankan supaya wushu tetap dipertandingkan di PON 2020,” ucap Darsen, Kamis (05/09/19).
Menurut Darsen, wushu merupakan cabor andalan utama bagi Sumut untuk mempersembahkan medali emas terbanyak dalam beberapa pelaksanan PON.
Bahkan, cabor wushu tidak hanya menjadi andalan bagi Sumut untuk meraih prestasi di setiap event nasional, bahkan level internasional.
“Menurut saya wushu sudah banyak membuat Indonesia bangga di pentas internasional. Jadi, maksud saya jangan karena kondisi sesuatu daerah saja, tetapi pemerintah pusat dalam hal ini KONI pusat dan kementerian pemuda dan olahraga, harus bisa memperhatikan bahwa wushu itu sudah sering mengibarkan merah putih di even-even internasional,” ungkap Darsen.
Jika nantinya wushu benar dicoret pada PON 2020, menurut Darsen tidak hanya merugikan bagi daerah dan Indonesia. Justru yang paling dikhawatirkan adalah mental dan spirit para atlet dari berbagai daerah yang sudah lama melakukan pelatda di daerah menjadi down.
Bahkan lanjut Darsen, jika wushu batal dipertandingkan di PON 2020, maka pelaksanaan Pra PON 2019 menjadi sia-sia. Padahal, Pra PON selain ajang kualifikasi PON, ini juga sangat penting untuk melihat talenta atlet yang bisa diproyeksikan menuju pelatnas.
“Pra PON sudah tiga perempat dan tinggal seperempat kemungkinan diseleksi kedua di Jawa Tengah Oktober nanti. Harapnnya wushu tetap dipertandingkan di PON 2020,” tutupnya.