FOOTBALL265.COM - Lifter Deni mendapat tindakan tegas dari Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Indonesia (PB PABSI) setelah kerap melakukan tindakan indisipliner.
Tindakan tersebut membuat Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Indonesia memutuskan untuk mencoret dan memulangkan Deni dari pemusatan latihan nasional (Pelatnas) angkat besi Olimpiade 2020. Hal itu tertuang dalam surat resmi bernomor 051/PB PABSI/III/2020 tertanggal 4 Maret.
“Sehubungan dengan dasar tersebut di atas dengan ini PB PABSI memulangkan lifter Deni dari pelatnas ke daerah untuk dibina kembali, khususnya dalam kedisiplinan dan etika kesopanan," demikian pernyataan surat keputusan yang ditandatangani Wakil Ketua PB PABSI Djoko Pramono dilansir dari Antara.
Dengan dikeluarkannya surat tersebut, Deni sudah tidak bisa mengikuti pelatnas angkat besi lagi dan dikembalikan ke pengurus provinsi Bengkulu.
Tak hanya itu, kesempatan dia untuk tampil di Olimpiade 2020 Tokyo pun sudah tertutup. Padahal, peraih emas SEA Games 2019 Filipina itu merupakan salah satu lifter yang disiapkan PABSI menuju Olimpiade.
Saat ini Deni berada di peringkat ke-13 kualifikasi Olimpiade kelas 67kg. Deni pun merasa kecewa atas keputusan federasi yang memulangkannya.
Namun nasi sudah menjadi bubur, mau tak mau ia hanya bisa menerima alasan terkait sikapnya yang tak disiplin dan kerap tak menaati peraturan pelatnas.
"Siapa yang tidak kecewa. Atlet lain yang cari tiket (Olimpiade) belum tentu gampang, ini yang sudah setahap lagi tidak bisa main. Tapi kalau saya dianggap tidak disiplin, saya terima. Berarti juara saja tidak cukup tanpa disiplin," ujar Deni.
Setelah tercoret dari pelatnas Olimpiade, Deni mengaku akan mengalihkan fokusnya ke Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua.
“Saya tetap fokus untuk PON. Ini bukan akhir segalanya. Terus yang tadi dibilang double job itu masih saya lakukan karena saya punya keluarga,” ujarnya.
Sebelumnya, PB PABSI hanya memberikan peringatan keras kepada Deni hingga akhirnya mengeluarkan surat keputusan pemulangan tersebut.
Deni dikeluarkan karena dianggap tak mau mengikuti aturan pelatnas di Mess Kwini dengan membawa istrinya. Pekerjaan sampingan yang dilakoni Deni sebagai instruktur di salah satu tempat kebugaran di Jakarta juga ditengarai menjadi salah satu penyebab ia tidak fokus dalam latihan.