Pihak IBL sampai saat ini masih tarik-ulur soal kuota tim yang akan bermain di kompetisi basket tertinggi nasional pada Januari 2017. Sempat mengatakan hanya 10 tim, Direktur Utama IBL, Hasan Gozali kemudian menyebut akan membuka peluang untuk 12 tim.
Sekarang baru sembilan klub yang memastikan akan mengikuti kompetisi tersebut. Mereka adalah, Satria Muda, Pelita Jaya, Garuda Bandung, CLS Knights Surabaya, Bandung Utama, Hang Tuah, Pasific Caesar Surabaya, Satya Wacana Salatiga, Bimasakti Nikko Steel Malang.
Sedangkan M88 Aspac Jakarta, NSH Jakarta, Stadium Happy 8 Jakarta, belum dapat kepastian akan ikut IBL atau tidak. Hal tersebut karena terhambat dengan proses administrasi pendaftaran.
Jika pihak IBL tetap kukuh hanya menyediakan 10 kuota, Aspac punya kemungkinan tidak ikut bermain di kompetisi bola basket paling bergengsi di tingkat nasional. Pasalnya, Aspac barangkali kalah di proses bidding (penawaran) dalam memperebutkan satu kuota yang tersisa. Sebab, IBL membuka batas minimal penawaran di angka yang relatif tinggi, yakni Rp. 300 juta.
Apabila benar terjadi, wajar saja banyak pihak menyebut-nyebut hal itu adalah awal dari matinya kancah basket Indonesia.
Berikut ini, INDOSPORT merangkum konsekuensi yang harus kita terima bila Aspac tidak ikut IBL: