Perputaran Uang Skandal Match Fixing di IBL Tembus Belasan Miliar

Rabu, 22 November 2017 18:09 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Galih Prasetyo
© Muhammad Adi Yahya/Football265.com
Ketum PB Perbasi, Danny Kosasih dengan Kabid Hukum PB Perbasi, George Fernando Dendeng gelar konferensi pers terkait match fixing IBL. Copyright: © Muhammad Adi Yahya/Football265.com
Ketum PB Perbasi, Danny Kosasih dengan Kabid Hukum PB Perbasi, George Fernando Dendeng gelar konferensi pers terkait match fixing IBL.

Dunia bola basket Indonesia gempar. Kompetisi Indonesian Basketball League (IBL) 2017 terindikasi adanya pengaturan skor atau biasa disebut match fixing.

Sejumlah delapan pemain plus satu ofisial kemudian mendapat sanksi dari Perbasi. Hukumannya bervariatif. Ada yang dua sampai lima tahun.

Mereka yang terlibat adalah delapan pebasket klub JNE Siliwangi Bandung. Yaitu, Ferdinand Damanik (lima tahun), Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Herlusdityo, Untung Gendro Maryono (masing-masing empat tahun), Fredy, Vinton Nolan Surawi, Robertus Riza Raharjo (tiga tahun).

Setelah skandal ini mencuat, PB Perbasi menggelar konferensi pers. Hadir Danny Kosasih selaku Ketua Umum dan Kabid Bidang Hukum, George Fernando Dendeng pada Rabu (22/11/17) di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Dendeng kemudian membocorkan nominal uang yang diterima oleh para pemain. Jumlahnya mencapai ratusan juta per pertandingan.

“Besar. Sampai ratusan juga. Per pertandingan dibagi ke sembilan orang. Mereka kerja tim. Pengandaian, 900 juta rupiah dibagi 9 orang? Besar sekali. Lebih baik berhenti saja. Untuk melindungi pimpinan klub, yang mau keluar uang setiap tahun, membayar mereka,” kata George.

© Muhammad Adi Yahya/Football265.com
Ketum PB Perbasi, Danny Kosasih dengan Kabid Hukum PB Perbasi, George Fernando Dendeng gelar konferensi pers terkait match fixing IBL. Copyright: Muhammad Adi Yahya/Football265.comKetum PB Perbasi, Danny Kosasih dengan Kabid Hukum PB Perbasi, George Fernando Dendeng gelar konferensi pers terkait match fixing IBL.

Skandal tersebut terjadi pada IBL 2017. Ada delapan seri yang digelar. Bila setiap serinya Siliwangi Bandung memainkan dua partai, maka 18 kali pelaku match fixing mendapat guyuran ratusan juta.

Jumlahnya bisa mencapai angka belasan miliar. Uang panas tersebut kemudian dibagikan kepada delapan pebasket yang mengakui menerima sogokan itu.

“Mereka melakukan ini untuk kepentingan pribadi. Bukan karena disuruh oleh orang di belakangnya. Mereka menerima sejumlah dana dari bandar-bandar yang mengatur mereka,” ujar George.