In-depth

5 Kerugian IBL Indonesia dengan Mundurnya Stapac Jakarta

Selasa, 27 Agustus 2019 15:39 WIB
Editor: Yohanes Ishak
© INDOSPORT
Logo IBL dan logo Stapac Jakarta. Copyright: © INDOSPORT
Logo IBL dan logo Stapac Jakarta.

FOOTBALL265.COM - Stapac Jakarta telah resmi mengundurkan diri dari kompetisi basket tertinggi Tanah Air, IBL Indonesia per musim 2019/20.

Sebelumnya, Stapac memang tengah mengajukan surat pengunduran diri sejak tengah Agustus atau tepatnya 16 Agustus 2019 lalu.

Alasan kuat mengapa mereka ingin mundur dari IBL adalah karena demi kebaikan dan kemajuan Timnas Basket Indonesia dalam persiapan FIBA World Cup 2023 mendatang.

Minimnya pemain yang dilaporkan hanya tersisa tiga orang dalam roster mereka, juga menjadi salah satu faktor jika pemilik Stapac Jakarta, Irawan Haryono atau yang biasa akrab dipanggil Kim Hong mengaku tak siap untuk bersaing di IBL Indonesia 2019/20 mendatang.

Ya, cukup banyak penggawa Stapac yang masuk Timnas Basket Indonesia dan juga Timnas Basket 3x3 Indonesia yang beberapa diantaranya merupakan pilar utama tim.

Tak hanya itu, beberapa penggawa lainnya seperti Isman Thoyib, Fandhika Ramadhani, dan Oki Wira telah memutuskan untuk gantung sepatu.

© Arif Budi Setyanto/INDOSPORT
Bintang Stapac Jakarta, Oki Wira Sanjaya, di IBL Gojek 3x3 Yogyakarta. Copyright: Arif Budi Setyanto/INDOSPORTBintang Stapac Jakarta, Oki Wira Sanjaya telah resmi gantung sepatu di akhir musim 2018/19.

Belum lagi bintang muda mereka, Agassi Goantara harus melanjutkan pendidikan kuliahnya di Spanyol, serta Ruslan yang mengalami cedera serius dan harus jalani pemulihan dalam waktu cukup lama.

Dengan demikian, Stapac Jakarta pun memilih untuk tak ikut dalam kompetisi IBL Indonesia 2019/20.

Tak hanya menjadi kabar yang menyedihkan bagi basket tanah air, tetapi juga ada beberapa kerugian yang bagi IBL Indonesia yang telah dirangkum dengan mundurnya Stapac Jakarta. Apa sajakah itu? Berikut ulasannya:

Jumlah Peserta Makin Sedikit

© INDOSPORT
Logo IBL Copyright: INDOSPORTLogo IBL Indonesia.

Saat memasuki era modern, kompetisi basket paling tinggi di Tanah Air memiliki 12 tim yang meramaikan dunia basket Indonesia.

Namun, pada akhirnya berkurang menjadi 10 setelah CLS Knights Surabaya memutuskan untuk berkecimpung di kompetisi Asean Basketball League di tahun 2017 dan bubarnya Stadium Jakarta pada tahun 2018 (Stadium akhirnya merger dengan Aspac yang menjadi nama Stapac Jakarta).

Saat memasuki pertengahan tahun 2019, dunia basket Indonesia kembali dikejutkan dengan bubarnya tim Bogor Siliwangi setelah mereka dianggap tak mampu memenuhi persyaratan dari IBL Indonesia.

Situasi ini membuat tim peserta IBL Indonesia menjadi 9 tim saja dan kini genap menjadi 8 setelah Stapac Jakarta memutuskan untuk mengundurkan diri. Dengan demikian, jumlah tim peserta di IBL Indonesia per musim 2019/20 semakin sedikit.

Kurang Persaingan

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Perebutan bola antara pemain Satria Muda dan Stapac. (Herry Ibrahim) Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTPerebutan bola antara pemain Satria Muda dan Stapac di Final IBL 2018/19 kemarin. 

Bagi pencinta basket Tanah Air, mungkin sudah terbiasa jika melihat persaingan di IBL dari tahun ke tahun di dominasi oleh Satria Muda Pertamina Jakarta dan Stapac Jakarta. Namun seiring berkembangnya waktu, IBL semakin kompetitif dengan meningkatnya persaingan dalam perebutan juara.

Dengan adanya CLS Knights Surabaya dan juga Pelita Jaya Jakarta yang seakan menjadi hadir menjadi perusak dominasi Satria Muda dan Stapac.

Dengan tidak adanya CLS Knights dan Stapac Jakarta jelas membuat persaingan di IBL Indonesia akan semakin berkurang.

1