FOOTBALL265.COM – Belum lama ini, legenda basket NBA milik Chicago Bulls, Michael Jordan telah merilis film dokumenter tentang dirinya.
Harus diakui jika seluruh penggemar basket bahkan bukan tak mungkin penyuka olahraga lainnya tentu banyak yang penasaran dan tertarik untuk menyaksikannya.
Wajar saja, pasalnya selama masih aktif bermain Michael Jordan memang memiliki daya tarik yang mampu menyedot perhatian banyak orang agar menyukai olahraga basket.
Hal ini juga terjadi pada junior yang juga merupakan salah satu rival dari Jordan, yakni alm. Kobe Bryant.
Sama seperti Michael Jordan, saat masih aktif bermain, Kobe Bryant juga mampu membuat olahraga basket banyak diminati oleh sejumlah kalangan.
Tak heran saat kematiannya pada akhir Januari 2020 lalu menggemparkan dunia basket, bahkan hingga seluruh cabang olahraga di planet bumi ini turut merasakan kehilangannya.
Situasi inilah yang membuat sejumlah pihak berencana untuk membuatkan Kobe Bryant film dokumenter yang serupa seperti Michael Jordan.
Meski banyak pebasket berlabel bintang yang muncul di NBA, namun harus diakui jika Michael Jordan dan Kobe Bryant bagaikan ikon di olahraga basket.
Hal yang sama juga terjadi pada era modern masa kini, di mana ada empat pebasket yang mampu membuat olahraga basket, khususnya NBA menjadi tetap hidup dan masih digemari oleh banyak orang.
Siapa sajakah mereka? Berikut ulasannya:
Kawhi Leonard
Bagi pencinta basket NBA sejati, sosok yang satu ini mungkin sudah cukup lama dikenal, terlebih saat dirinya melambungkan namanya bersama San Antonio Spurs dan pernah menjadi juara di tahun 2014.
Namun bagi mereka yang awam atau baru mengikuti perkembangan basket, nama Kawhi mungkin baru diketahui saat ia secara mengejutkan sukses membawa Toronto Raptors keluar sebagai juara NBA di musim 2018-2019 kemarin.
Pebasket yang akrab dipanggil Kawai ini memang terkenal cerdik dalam mencari celah, serta mempunyai tembakan yang akurat.
Tercatat, per musimnya Kawhi Leonard mampu mencetak 18,6 points, 6,4 rebounds, dan 2,7 assists per pertandingan di setiap musim.
Puncak keemasannya di tahun 2019 kemarin, di mana dirinya mampu memiliki torehan tertinggi dengan mencetak 26,9 point per pertandingan.
Tak hanya itu, pemain yang kini memperkuat LA Clippers itu juga selalu menjad motor serangan bagi tim yang ia bela.
Baik saat masih di Spurs, Raptors, maupun kini di Clippers. Pebasket yang berposisi sebagai small forward ini benar-benar piawai dalam mengalirkan serangan ke lini pertahanan lawan dengan baik.
Wajar saat transfer musim panas kemarin, banyak tim yang berminat kepadanya, tak terkecuali rival sekota timnya sekarang, LA Lakers.
Tekadnya dalam memberikan kemenangan tim yang ia bela dan semangatnya yang tinggi membuatnya layak untuk dibuatkan film di masa depan.
James Harden
Siapa yang tidak tahu dengan sosok pebasket tangguh milik Houston Rockets ini? Ciri fisiknya pun sangat mudah dikenali, yaitu janggutnya yang tebal sehingga ia pun mendapat panggilan akrab The Beard.
Dibandingkan dengan Kawhi Leonard, pemain yang berposisi sebagai shooting guard ini memang belum pernah merasakan gelar juara sama sekali.
Mengawali karier bersama Oklahoma City Thunder di tahun 2009 lalu, Harden sudah mempunyai satu gaya permainan yang menjadi ciri khasnya, yaitu cepat dan agresif.
Pada tahun 2012, James Harden pindah ke Rockets dan di sinilah ia semakin melambungkan namanya di dunia NBA.
Namun sepertinya Dewi Fortuna masih belum memihak kepadanya, karena setiap kali berhasil mencapai puncak final antar wilayah timnya selalu kandas.
Rata-rata, The Beard setiap musimnya mampu mencetak 25,1 point, 5,3 rebounds, dan 6,3 assist per pertandingan.
Pencapaian tertingginya adalah di tahun 2018 di mana dirinya mampu mencatatkan 36,1 point per pertandingannya.
Tak hanya itu, beberapa kali juga James Harden sempat mencetak lebih dari 40 poin, 50 poin, bahkan hingga 60 poin.
Mencetak banyak poin mungkin hal yang wajar jika melihat dari posisi James Harden, meski demikian pada kenyataannya Harden juga bisa memainkan di sejumlah posisi seperti point guard ataupun power forward.
Di Rockets, bisa dikatakan Harden nyaris tak memiliki tandem yang sepadan yang mampu membantunya agar bisa meraih gelar juara.
Di tahun 2017 barulah Rockets mendatangkan Chris Paul, namun sepertinya Paul juga dianggap belum berikan kontribusi yang maksimal.
Di musim 2019-2020 ini, Rockets pun menukar Chris Paul dengan mantan tandem Harden dari Oklahoma City Thunder, yakni Russell Westbrook.
Keduanya sempat menunjukkan kinerja yang maksimal meski di awal musim sempat kurang konsisten, sayang hingga memasuki pertengahan musim dan babak playoff kompetisi harus terhenti karena adanya pandemi virus corona.
Namun satu hal yang perlu diingat, James Harden selalu tampil maksimal dengan seluruh staminanya agar bisa memberikan kemenangan bagi Houston Rockets.
Bahkan, di saat timnya tertinggal cukup jauh dari sejumlah lawan di NBA, Harden tak menurunkan semangatnya untuk mengejar ketertinggalan meski pada akhirnya Rockets gagal raih kemenangan.
Harus diakui juga jika sosok James Harden memiliki daya tarik tersendiri yang mampu memikat banyak orang untuk menyaksikan olahraga basket.