Bintang NBA Ini Pernah Punya Pengalaman yang Sama dengan George Floyd

Kamis, 4 Juni 2020 22:35 WIB
Penulis: I Made Dwi Kardiasa | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
 Copyright:

FOOTBALL265.COM - Insiden rasisme kepada George Floyd rupanya pernah dialami oleh pemain NBA dari tim Houston Rockets, Thabo Sefolosha. Dirinya pun sempat menyebut pernah berurusan dengan polisi setempat.

Sudah berusia 36 tahun, Sefolosha merupakan seorang pemain NBA veteran asal Swiss yang sudah berkarier selama 14 tahun. Kini tergabung bersama Rockets, pebasket ini harus rela menunggu penangguhan musim akibat pandemi Corona.

Melihat tindakan polisi rasis yang berujung pada tewasnya Floyd pada 25 Mei lalu nampak membangkitkan kenangan terburuk shooting guard dari Rockets ini. Sefolosha bersaksi jika dirinya juga sempat menjadi korban kasus serupa pada 2015 silam.

"Sejak saya putuskan untuk tinggal disini selama lebih dari 14 tahun, Menurut saya tiap penduduk kulit hitam di Amerika mengalami hal serupa. Tindakan itu sebagai bentuk perundungan terburuk karena menggunakan penyalahgunaan kekuatan," ucap Sefolosha dilansir CNN.

Lima tahun lalu tepatnya pada 8 April 2015, Sefolosha yang bermain untuk tim NBA, Atlanta Hawks berurusan dengan polisi karena dianggap terlibat aksi penusukan. Menurut laporan ada tindakan kriminal dengan korban luka-luka yakni Chris Copeland selaku forward Indiana Pacers dan dua wanita di luar klub malam New York.

Sefolosha dan rekannya, Pero Antic, menjadi tangkapan bukan karena terlibat penusukan itu, melainkan dianggap tidak kooperatif akibat tindakan tidak tertib serta menghambat penyelidikan. Pelanggaran ringan itu diperparah dengan aksi para polisi yang lakukan kekerasan hingga dua pemain NBA ini mengerang kesakitan.

Anehnya Antic yang notebene pria kulit hitam bisa langsung bebas, sementara Sefolosha harus menghadapi hakim yang mengumumkan dirinya tak bersalah. Walaupun sudah membayar 4 juta dolar (Rp56 miliar), bintang NBA ini harus rela melewati sisa musim karena patah pada fibula dan ligamen.

"Segalanya berlangsung sangat cepat, saya tak menduga mereka bisa lakukan hal jauh berbeda berdasarkan perbedaan warna kulit. Mereka hanya melakukan tindakan berdasarkan ego tanpa melihat kebenaran, benar saja kelakuan itu hanya serupa tindakan perundungan yang lebih besar," tutupnya.

Serupa dengan Sefolosha, Floyd pun menjadi korban kebiadaban Polisi yang melakukan pencekikan lewat leher sehingga berujung kematian. Derek Chauvin yang menjadi tersangka membuat publik tersulut amarah dan melakukan aksi demonstrasi besar-besaran di Amerika Serikat yang berlangsung hingga saat ini.