Final IBL Indonesia: Satria Muda vs Pelita Jaya, Arki vs Prastawa
Arki Dikania Wisnu (Satria Muda)
Bagi Arki Dikania Wisnu, final musim ini menjadi final ketujuh sepanjang kariernya. Dari 6 penampilan sebelumnya, pemain kelahiran Amerika Serikat ini sukses menjadi juara sebanyak 3 kali, seluruhnya bersama Satria Muda.
Sepanjang musim ini, Arki yang kini berusia 33 tahun sukses mengemas 240 poin, 66 assist, 116 rebound, dan 20 steal.
Aksi gemilang Arki Dikania Wisnu musim ini pun menuai pujian dari Yudha Saputera, bintang Indonesia Patriots. "Memang dia kuat sekali. Sangat tahu timing untuk melakukan drive atau passing. Waktu kami melawan Satria Muda, kak Arki yang membuat sulit,” ujar Yudha seperti dilansir situs resmi IBL.
“Jiwa kepemimpinannya di lapangan juga hebat. “Bagi saya Arki itu wise sekali keputusannya. Dia tahu kapan harus nembak atau passing. Saya rasa itu senjata paling mematikan yang dimiliki kak Arki,” ujar Yudha.
Pujian lain datang dari kapten Prawira Bandung, Diftha Pratama. “Arki luar biasa, mental, skill, kekuatannya dan basketball IQ nya. Still the one of the best players in this league,” katanya.
Andakara Prastawa (Pelita Jaya)
Mengawali karier bersama Aspac, Andakara Prastawa atau yang akrap disapa Pras kini menjadi andalan Pelita Jaya. Final musim ini pun menjadi final ketiga bagi Pras. Menariknya, di dua final sebelumnya ia selalu berhasil menjadi juara, ketika masih bersama Aspac.
Musim ini, Prastawa yang berusia 28 tahun berhasil mencetak 225 Poin, 80 Assist, 54 Rebound, dan 41 steal.
Penampilan apik Andakara Prastawa dalam membawa Pelita Jaya ke final pun mendapat pujian dari bintang Indonesia Patriots, Yudah Saputera. “Kak Pras bagi saya itu sulit ditebak permainnannya. Gerakannya selalu patah-patah dan punya kemampuan baik di inside atau outside,” ujar Yudha seperti dikutip dari situs resmi IBL Indonesia.
“Menurut saya, setiap kak Pras melemparkan tembakan tiga angka, 80 persen pasti masuk. Dia memang segila itu,” ujar Yudha.
“Prastawa jago banget. Anak ajaib,” puji R. Azzaryan Pradhitya, kapten Bima Perkasa Jogja. “Dia punya tembakan tajam, penetrasi ke dalam yang susah dijaga, insting scoringnya tinggi,” puji Adhit.