In-depth

7 Fakta Nikola Jokic, NBA Finals MVP 2023 dan Bintang Denver Nuggets yang Bersahaja Banget!

Rabu, 14 Juni 2023 20:39 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© REUTERS/Isaiah J. Downing
Pebasket Denver Nuggets, Nikola Jokic di laga NBA antara Denver Nuggets vs Miami Heat. (Foto: REUTERS/Isaiah J. Downing) Copyright: © REUTERS/Isaiah J. Downing
Pebasket Denver Nuggets, Nikola Jokic di laga NBA antara Denver Nuggets vs Miami Heat. (Foto: REUTERS/Isaiah J. Downing)
2. Triple-Doubel Tercepat NBA

Dalam sebuah laga melawan Milwaukee Bucks di 2018, Jokic mencatatkan rekor luar biasa yakni triple-double tercepat dalam sejarah NBA hanya dalam tempo 14 menit dan 33 detik memecahkan ukiran Jim Tucker dalam 17 menit pada 1975 silam.

Saat ini center yang di-draft oleh Denver Nuggets pada 2014 itu sudah jadi pemain yang akrab dengan statistik triple-double dengan total 105 yang menempatkannya di posisi ketujuh tabel all-time NBA.

Mengingat usianya masih 28 tahun, sangat mungkin bagi Jokic untuk melewati rekor tertinggi saat ini yang dipegang oleh Russel Westrbook (198).

Namun Westbrook pun masih aktif bermain di NBA saat ini jadi menarik untuk menanti siapakah nantinya yang akan jadi Mr. Triple-doublle sesungguhnya.

3. Lewatkan Momen Draft-nya Sendiri

Kebanyakan pemain muda akan merasa tegang saat seremoni draft karena penentuan bisa atau tidaknya mereka menembus NBA ditentukan di saja. Namun Nikola Jokic berbeda karena ia malah tertidur saat namanya dimumkan bakal masuk roster Denver Nuggets pada draft 2014.

Namanya dipanggil di urutan 41 ronde kedua dan saat itu di Serbia sudah pukul empat pagi. Jokic yang kelelahan karena latihan di pagi sebelumnya pun memilih untuk memeluk gulingnya ketimbang duduk menonton TV dan baru tahu jika ia menjadi pemain NBA via ribuan pesan yang masuk ke ponselnya ketika bangun.

Saat ini rendahnya nomor draft Jokic justru jadi sumber banyak rekor salah satunya adalah pemain pertama dalam sejarah pick ronde dua yang menjadi MVP.

4. Sempat Benci Basket

Karena kelebihan berat badan, wajar jika Jokic kecil pada awalnya tidak suka berolahraga termasuk bermain basket. Hanya saja perintah sang ayah untuk menjajal tidak berani ia tolak dan akhirnya pria yang kini punya satu putri itu melakukannya meski sembari diiringi air mata.

Hanya saja setelah bermain Jokic sadar jika ia punya bakat. Bahkan meskipun jadi bocah paling gendut, ia dijadikan point guard dan menjadi dirijen permainan timnya kala itu.

Kemudian pubertas 'menghantam' dengan keras dan Jokic menjadi semakin tinggi dan menjadi Jokic yang kita kenal saat ini. Big man dengan handling dan visi terbaik sepanjang masa.