4 Pebasket Non Amerika Terbaik di Ajang NBA: Ada dari Asia
FOOTBALL265.COM - Dalam perhelatan NBA, tidak jarang ada pemain basket yang tak berasal dari luar Amerika Serikat dan berhasil menorehkan tinta emas.
Sebagai negara asal olahraga basket, Amerika Serikat tidak berhenti menelurkan banyak pemain-pemain bintang yang jago dalam olahraga yang memasukkan bola ke dalam keranjang itu.
Sebut saja seperti Michael Jordan, Dennis Rodman, LeBron James, Kareem Abdul-Jabbar, Scottie Pippen, Stephen Curry, hingga almarhum Kobe Bryant.
Sebelumnya, NBA sendiri memang dikhususkan untuk pemain-pemain tulen Amerika Serikat. Namun, setelah menjadi fenomena global pada 1980 silam, mulai banyak pemain-pemain asing yang ikut bergabung.
Berawal dari banyaknya orang-orang negara lain yang menuntut ilmu di Amerika, perlahan-lahan mereka juga mulai ikut tertarik mempelajari basket.
Hingga akhirnya, kini banyak pebasket-pebasket profesional yang mulai mencoba peruntungan menjadi pebasket di NBA. Beberapa di antaranya bahkan mampu tampil gemilang dan meraih berbagai prestasi.
Berikut ini redaksi berita olahraga INDOSPORT coba merangkum sejumlah pebasket non Amerika Serikat yang berhasil tampil gemilang di kancah NBA:
1. Marc Gasol
Marc Gasol mengawali langkahnya sebagai pemain basket profesional dengan memperkuat klub yang sama dengan Lionel Messi, yakni FC Barcelona dan kemudian pidah ke CB Girona.
Lima tahun melintang di kompetisi basket Spanyol, pria kelahiran 29 Januari 1985 itu mencoba peruntungannya dengan merantau ke Amerika Serikat.
Memphis Grizzlies pun ia pilih sebagai pelabuhan pertamanya untuk menjajal kerasnya persaingan di NBA yang saat itu dihuni nama-nama besar seperti Kobe Bryant dan LeBron James.
Setelah 11 tanpa gelar juara dan hanya tiga kali masih NBA All-Star, Marc Gasol pun memutuskan untuk hengkang dari Griezzlies dan bergabung dengan klub asal Kanada, Toronto Raptors.
Secara mengejutkan, Gasol dan koleganya berhasil terus melangkah hingga ke partai final. Berhadapan dengan Golden State Warriors, Gasol pada akhirnya berhasil meraih cincin juara lewat enam game.
1. 2. Giannis Antetokounmpo
Saat didraft oleh Milwaukee Bucks pada pilihan ke-13 pada 2013 lalu, mungkin tidak ada yang menyangka jika Giannis Antetokounmpo akan menjadi salah satu pebasket non Amerika tersukses di NBA.
Pemain asal Yunani yang bisa di posisi power forward dan small forward ini menjelma menjadi salah satu kunci Milwaukee Bucks rutin melangkah hingga babak playoff.
NBA musim 2019/20 sendiri menjadi salah satu tahun terbaik dalam karier pebasket kelahiran 6 Desember 1994. Meskipun tidak membawa Bucks juara, namun ia berhasil terpilih sebagai MVP, yang berarti sudah dua tahun berturut-turut ia meraihnya.
Tidak hanya itu, pebasket yang agak sulit untuk diucapkan namanya ini juga berhasil mengungguli Anthony Davis sebagai Defensive Player of The Year NBA 2019-2020.
3. Pau Gasol
Marc Gasol bukan satu-satunya pebasket asal Spanyol yang punya tinta emas dalam perjalanan kariernya sebagai pebasket di NBA.
Pasalnya ada nama Pau Gasol yang lebih dulu meraih prestasi bergengsi di NBA meski statusnya bukan pebasket asal Amerika.
Pau mengawali langkahnya di NBA dengan memperkuat Memphis Grizzlis. Tujuh tahun hanya meraih gelar NBA Rookie of The Year dan NBA All-Rookie First Team, ia pun memilih hengkang ke LA Lakers.
Satu tim bersama Kobe Bryant, Pau pun merasakan puncak kariernya di NBA. Bersama Lakers, pebasket berpostur 2,16 meter ini mampu dua kali berturut-turut meraih gelar juara NBA (2009 dan 2010).
Setelah lepas dari Lakers, Marc sempat memperkuat sejumlah klub seperti Chicago Bulls, San Antonio Spurs, dan Milwaukee Buck. Namun saat ini ia tercatat tak memperkuat klub mana pun.
4. Yao Ming
Tidak banyak orang asia yang mampu menembus NBA. Bukan tanpa sebab, mengingat postur tubuh rata-rata orang asal asia seringnya tidak terlalu tinggi.
Namun, semua berubah dengan kedatangan pebasket asal China, Yao Ming. Dengan tubuh setinggi 2,29 meter, Yao Ming langsung mendapat predikat pebasket tertinggi saat menandatangani kontrak bersama Houston Rockets pada 2002 silam.
Postur tubuh tinggi sendiri bukan satu-satunya senjata andalan Yao Ming saat tampil di NBA bersama Rockets. Sosok yang kini menjadi Presiden CBA (asosiasi basket China) juga memiliki akurasi tembakan yang tinggi.
Selama 9 tahun memperkuat Rockets, Yao Ming dianugrahi predikat NBA All-Star sebanyak delapan kali. Ia juga menjadi salah satu pencetak poin andalan Rockets dengan rata-rata 19 poin per game dari total 486 penampilan.
Berkat kerja kerasnya tersebut, Rockets sendiri memberi penghormatan kepada Yao Ming dengan mempensiunkan jersey bernomor 11 yang saat itu selalu digunakan olehnya.