eSports

Gara-gara 'Pay to Win', Pro Player Kritik Game eSports FIFA 20

Kamis, 31 Oktober 2019 16:28 WIB
Penulis: I Made Dwi Kardiasa | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© EA.COM
Gara gara 'pay to win', pro player mengkritik game eSports FIFA 20. Copyright: © EA.COM
Gara gara 'pay to win', pro player mengkritik game eSports FIFA 20.

FOOTBALL265.COM - Istilah kebijakan 'pay to win' atau membayar untuk menang bukanlah hal asing dalam dunia game eSports, termasuk FIFA 20. Siapa sangka, hadirnya layanan ini sempat membuat seorang pro player merasa kesal.

Dilansir laman berita Dexerto, baru-baru ini pro player FIFA 20 bernama Ivan 'BorasLegend' Lapanje merasa kecewa dan melayangkan kritik kepada pengembang game seri FIFA karena kebijakan membayar 6 ribu dolar AS (Rp84 juta) jika ingin berkompetisi di tingkat lanjut.

Melalui media Twitter, BorasLegend pun mengunggah beberapa alasan mengapa tidak sependapat dengan cara FIFA memberikan kesempatan pemain untuk ikut serta pada kompetisi eSports internasional.

Padahal, hadiah yang diperebutkan pada kompetisi FIFA 20 internasional bertajuk Global Series Qualifiers hanya mencakup 50 ribu dolar AS (Rp701 juta) dan hanya untuk pemenang. Sementara yang kalah justru akan merugi karena telah menghabiskan uang untuk membeli kartu impian.

FIFA sendiri merupakan game bergenre simulasi sepak bola terpopuler sepanjang masa. Memiliki mode Ultimate Team membuat game besutan EA ini memungkinkan gamers untuk membuat tim impian dengan pemain-pemain kondang dari klub sepak bola berbeda dalam bentuk kartu.

Inilah yang menjadi dasar munculnya kompetisi eSports dengan mengumpulkan kartu pemain dengan berbagai rating berbeda untuk membuat tim sempurna. Namun untuk mendapatkan kartu terbaik, gamers diharuskan menggunakan kocek dengan harapan mendapat kartu terbaik.

Apalagi, menurut kebijakan baru, menyatakan kompetisi Global Series Qualifiers tahun ini mengharuskan pemain harus memiliki rata-rata rating tim 86 tanpa ada satu pemain pun yang berada di rating 75 ke bawah.

Tak ayal hal ini memaksa gamers harus membeli lagi kartu-kartu pemain dengan harapan bisa mendapat rating tinggi. Hal ini tentu bakal menguras uang dan bisa merugikan gamers.