Ring Girls, Pemanis Arena yang Kerap Jadi Kontroversi
FOOTBALL265.COM - Nama Ring Girl cantik One Pride MMA, Siva Aprilia, menjadi pembicaraan banyak orang usai mengalami kejadian tak terduga selepas pertandingan.
Bagian vital tubuhnya tak sengaja tersenggol oleh lengan petarung Adi Paryanto saat hendak tolak pinggang.
Dalam kompetisi Mix Martial Arts (MMA), kehadiran seorang Ring Girl kerap menjadi penyegar tersendiri di tengah pertarungan yang berlangsung panas.
Dengan tubuh yang seksi, tinggi, serta parasnya yang cantik, arena bertarung pun terasa lebih manis. Apalagi mayoritas penonton MMA adalah kaum pria.
Namun, keberadaan para pembawa papan ronde ini juga tak lepas dari kontroversi.
1. Kemunculan
Dalam sejarahnya, Ring Girl pertama kali muncul ke permukaan setelah edisi majalah 'Ring Magazine' tahun 1965 memuat foto model Las Vegas memegang tanda pertandingan tinju.
Wanita-wanita dengan pakaian seksi itu dimaksudkan untuk menarik banyak penonton agar menyaksikan pertandingan.
Lambat laun, sebagian besar promosi arena pertarungan pun menerapkan cara ini di dalam acara mereka, tak terkecuali pada seni bela diri campuran (MMA) di Ultimate Fighting Championship (UFC).
Dilansir dari laman male.co.id, keberadaan Ring Girls sayangnya tak selalu diterima. Mungkin bagi pria hal ini menarik.
Tetapi tidak untuk kalangan tertentu. Salah satunya adalah Malissa Smith, seorang penulis spesialis olahraga tinju.
Dalam artikelnya di tahun 2012 yang dimuat di Troy (New York) Record, ia menyebut praktik ini sebagai "eksploitasi seksual yang mencolok".
2. Bayaran Tinggi
Kontroversi juga menyasar pada bayaran yang diterima para Ring Girls. Secara mengejutkan, gaji mereka sering kali bisa lebih besar daripada atlet yang berjibaku di atas ring.
Salah seorang mantan juara kelas berat UFC, Ronda Rousey, bahkan pernah mengritik hal ini.
"Apakah menurutmu mereka yang berjalan berputar-putar lebih berharga (daripada petarung)? Baik, gadis-gadis ring yang dibayar terlalu banyak, atau para petarung tidak dibayar cukup," singgung Ronda Rousey pada 2015 lalu.
Omongan Ronda ada benarnya. Media Inggris, The Sun, pernah menyebutkan seorang Ring Girl cantik yang bekerja di UFC, Arianny Celeste, dapat meraup uang hingga 17 ribu pound (Rp337 juta) dalam setahun yang mana lebih banyak dari bayaran sebagian petarung UFC.
Padahal, jika ditilik dari tugasnya, pekerjaan Ring Girls hanya berlenggak-lenggok sambil membawa papan ronde mengelilingi ring.
Mungkin, 'godaan' terbesar mereka adalah untuk tetap tersenyum di kala banyak godaan-godaan atau siulan-siulan nakal dari para penonton.
Akan tetapi, bisa jadi hal itu kembali diperdebatkan. Untuk menjadi Ring Girls, seorang wanita pastinya mesti lolos seleksi terlebih dahulu.
Syaratnya jelas, ia harus cantik dan memilliki tubuh sempurna yang mampu memanjakan mata. Tentunya, fakta ini mengharuskan mereka melakukan perawatan tubuh yang maksimal.
Bahkan, para model pun banyak yang beralih profesi menjadi Ring Girls.
Salah seorang promotor tinju, Lisa Elovich, pernah menyebutkan bahwa praktik Ring Girls adalah bagian dari pertunjukkan itu sendiri.
Tak jarang karier model seorang wanita bisa melesat karena Ring Girls.
Sudah banyak wanita-wanita cantik yang mendunia dan memiliki banyak penggemar karena karier Ring Girls, sebut saja Mercedes Terrell, Summer Daniels, Ali Sonoma, Eun Ji Ye, hingga Lee Ji Na.