Wasit Indonesia Melempem di Dunia Internasional, Kemenpora Prihatin

Jumat, 17 Februari 2017 15:44 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Rizky Pratama Putra/INDOSPORT
Wasit taekwondo asal Indonesia, Rahadewi Neta. Copyright: © Rizky Pratama Putra/INDOSPORT
Wasit taekwondo asal Indonesia, Rahadewi Neta.

Juru Bicara Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto menyebut jika Menpora benar-benar menyoroti minimnya jumlah dan kualitas wasit Indonesia saat ini. Tak banyak wasit Tanah Air yang mendapat kesempatan untuk berkiprah di ajang internasional.

Padahal terkadang Indonesia justru mendominasi cabang olahraga yang dipertandingkan. Seperti bulutangkis, Indonesia tercatat hanya memiliki satu orang wasit kelas dunia yang telah meninggal dunia. Sejauh ini, hanya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dianggap telah memberikan perhatian lebih untuk kualitas para wasit. 


Juru Bicara Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto.

“Kemudian Pak Menteri prihatin dengan jumlah pelatih dan kualitas wasit Indonesia. Kita tahu waktu Olimpiade Rio lalu hanya ada satu wasit Indonesia yang ikut bertugas. Indonesia kan pelanggan tetap, sekarang ada satu yang sekaliber dunia, di cabang bulutangkis tapi itu sudah meninggal,” ujar Gatot.

“Makanya hari ini kami akan kirim surat ke seluruh cabor karena tempo hari menteri hanya baru dengar dari PSSI saja yang baru menggalakkan itu. Kami minta seluruh cabor untuk mengatakan wasit yang berafiliasi dunia ada berapa wasitnya dan pelatih,” tambahnya.


Wasit taekwondo di Olimpiade Rio 2016 asal Indonesia, Rahadewi Neta.

Beberapa waktu lalu Rahadewi Neta, wasit internasional taekwondo asal Indonesia satu-satunya yang bertugas di Olimpiade Rio 2016 mengeluhkan mengenai kurangnya perhatian pemerintah. Neta menyayangkan perpecahan di kubu federasi yang justru membuat kiprahnya internasional diabaikan.

“Untuk menjadi wasit, perjuangannya sama seperti menjadi atlet, kita harus kualifikasi di luar negeri mengambil ranking dunia. Padahal dengan adanya wasit Indonesia di tingkat internasional itu sangat menguntungkan bagi atlet kita, karena kami paham peraturan sehingga peluang untuk mereka dicurangi akan berkurang,” ujarnya.

1