In-depth

Lomba Enggrang: Olahraga Menyenangkan yang Hampir Punah 'Ditelan' Zaman

Jumat, 17 Agustus 2018 09:01 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
 Copyright:
Sejarah Enggrang

Permainan enggrang yang biasanya menggunakan material bambu, kayu, atau batok kelapa sejatinya merupakan permainan tradisional yang mendapat pengaruh dari budaya China. 

Enggrang sendiri diketahui mulai dimainkan sejak zaman kemerdekaan, dan terus berkembang pada tahun 1960-an di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Meski berkembang di Jawa Barat, enggrang sendiri dimainkan di berbagai provinsi lain di Indonesia. 

Enggrang pun memiliki nama yang berbeda-beda di tiap daerah. Di Lampung disebut Egrang, di Jawa Tengah disebut Jangkungan, di Sumatera Barat akrab disebut Tengkak-Tengkak, dan Ingkau dalam bahasa Bengkulu. 

Dalam Baoesastra (Kamus) Jawa karangan W.J.S. Poerwadarminto terbitan 1939 halaman 113, disebutkan kata enggrang-enggrangan diartikan permainan dengan menggunakan alat yang dinamakan enggrang. Sementara enggrang sendiri diberi makna bambu atau kayu yang diberi pijakan (untuk kaki) agar kaki leluasa bergerak berjalan.

Enggrang juga awalnya digunakan sebagai alat bantu untuk menyusuri banjir. Lalu kemudian berkembang menjadi permainan atau olahraga tradisional dan mulai dilombakan, terutama saat perayaan HUT RI.