In-depth

Gelar Pahlawan Nasional untuk Olahragawan, Sudah Saatnya?

Minggu, 10 November 2019 18:18 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Grafis: Yanto/Football265.com
Gelar Pahlawan Nasional untuk Olahragawan, Sudah Saatnya? Copyright: © Grafis: Yanto/Football265.com
Gelar Pahlawan Nasional untuk Olahragawan, Sudah Saatnya?

FOOTBALL265.COM - Wacana pemberian gelar pahlawan nasional untuk atlet atau olahragawan kembali menghangat dan digaungkan di Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November ini.  

Tepat hari ini tanggal 10 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pahlawan. Hari bersejarah yang dilatari pertempuran arek-arek Suroboyo melawan penjajah ini dipilih sebagai lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menggapai kemerdekaan. 

Semangat Hari Pahlawan pun tak hanya merasuk di lingkup sosial-politik. Semangat keberanian para pahlawan juga faktanya lekat dengan olahraga.  

Olahraga dan sikap kepahlawanan memang sangat lekat karena para atlet yang berjuang keras kerap kali dianggap sebagai pahlawan untuk timnya atau pun negara yang mereka wakili.

Hal ini pulalah yang kita kenal ada dari sederet pahlawan yang telah gugur melawan penjajahan dan memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Semua kontribusi yang telah mereka berikan kini kita hargai dengan predikat Pahlawan Nasional.

Konsep yang sama namun berbeda bidang juga kita temui di olahraga di mana terdapat pengorbanan, kontribusi, dan daya juang patriotisme. 

Tak jarang para pahlawan olahraga juga mengangkat harkat dan martabat bangsa. Lalu pertanyaannya, layakkah merekah diberi penghargaan pahlawan nasional?

Wacana Nyata

Menpora terpilih, Zainudin Amali, baru-baru ini melemparkan wacana menarik perihal gelar pahlawan nasional untuk pahlawan di bidang olahraga. 

Menurut Zainudin, pemberian gelar pahlawan nasional untuk pahlawan di bidang olahraga, terkhusus olahragawan, bukanlah hal yang tak mungkin. 

Menurut Zainudin, selama itu memenuhi kriteria dan melewati penilaian Kementerian Sosial dan presiden, maka mungkin saja seorang atlet atau pahlawan olahraga menjadi pahlawan nasional. 

Ternyata, Zainudin tak sendiri. Pada 2015 lalu, mantan Menpora, Imam Nahrawi, pun pernah mengusulkan hal serupa. 

Di Indonesia sendiri saat ini belum ada seorang pahlawan nasional berlatar belakang atlet atau olahragawan. Jika pun ada, itu datang dari tokoh yang bergerak di bidang olahraga seperti Ir. Soeratin (pendiri PSSI). 

Baru-baru ini, seorang jurnalis dari Sumatera Barat bernama Ruhana Kuddus mendapatkan gelar yang selama ini identik dengan kalangan militer atau pun sipil di bidang politik, sosial, dan ekonomi itu.

Gelar pahlawan Ruhana Kudduslah yang menimbulkan pertanyaan apakah sudah saatnya pula seorang atlet atau pahlawan olahraga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. 

Terpenuhinya Kriteria

Berdasarkan persyaratan yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, tercantum sejumlah kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi pahlawan nasional. 

Di antaranya adalah seorang WNI, memiliki integritas moral dan keteladanan, berjasa terhadap bangsa dan negara, berkelakuan baik, setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara. 

Di dalam syarat khusus, selain kriteria konteks penjajahan, disebutkan pula bahwa pahlawan nasional adalah mereka yang pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa

Dalam syarat khusus, tercantum pula bahwa seseorang yang dianugerahi pahlawan nasional adalah mereka yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa. 

Jika kita telaah lebih dalam, sejatinya banyak dari syarat-syarat ini yang telah dipenuhi oleh para pahlawan olahraga. Di Indonesia cukup banyak pahlawan olahraga yang berjasa besar mengangkat harkat martabat bangsa serta menyatukan bangsa. 

Walau tak mengangkat senjata, mereka berjuang sesuai dengan bidang mereka dalam mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. 

Misalnya saja di dunia bulutangkis. Tentu kita masih ingat bagaimana perjuangan Susy Susanti saat merebut medali emas Olimpiade di Barcelona tahun 1992. 

Itu merupakan medali emas pertama yang diraih Indonesia di ajang Olimpiade. Oleh karena medali itu, Indonesia  tak lagi dipandang sebelah mata oleh dunia. 

Dunia bulutangkis sendiri banyak menghasilkan pahlawan olahraga. Semisal Rudy Hartono yang mengharumkan nama bangsa di dunia internasional. 

Atau pun Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang memberikan medali emas Olimpiade Rio 2016 jelang kemerdekaan RI serta pebulutangkis-pebulutangkis legendaris lainnya yang membawa Indonesia menjadi juara dunia dan sekaligus menyatukan bangsa Indonesia dengan perjuangannya di lapangan. 

Di dunia tinju misalnya, ada pula nama Chris John yang merebut berbagai rekor juara dunia kelas bulu. Chris John sampai saat ini tercatat sebagai peringkat kedua dalam daftar petinju yang paling sering mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu sepanjang masa. 

Dalam sepak bola ada nama-nama legendaris seperti Iswadi Idris dan juga beberapa pelatih legenda yang pernah menangani Indonesia. 

Pada dekade 40 sampai 50-an, sepak bola Indonesia sebenarnya pernah mengenal seorang pemain bernama Raden Maladi. Beda dengan lainnya, Raden Maladi terbilang komplet. 

Tak hanya tangguh sebagai kiper Timnas Indonesia, ia juga turut mengangkat senjata dalam pertempuran. Perjuangannya pun berlanjut saat menjadi Ketum PSSI tahun 1950-1959 dan Menpora RI.

Di masanya, ia berjasa dalam memuluskan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962. 

Lazim di Luar Negeri

Berbeda dengan Indonesia, di sejumlah negara di luar negeri, pemberian gelar pahlawan nasional bagi olahragawan adalah hal yang niscaya. 

Di Brasil, ada seorang atlet lompat galah bernama Thiago Braz yang diberi gelar pahlawan nasional usai merebut medali emas Olimpiade 2016 cabang atletik pertama setelah 22 tahun puasa medali di cabang tersebut. 

Bergeser ke Venezuela, ada pula seorang atlet anggar bernama Ruben Limardo yang diberkan gelar pahlawan nasional usai menyumbang medali emas Olimpiade London 2012. Medali emas Limardo adalah yang kedua bagi Venezuela. 

Indonesia pun sejatinya bisa meniru langkah sejumlah negara di atas. Bukan bermaksud mengurangi kesakralan gelar Pahlawan Nasional, namun patut diamini bahwa olahraga saat ini merupakan sarana paling ampuh dalam mengangkat harkat dan martabat negara di muka Internasional. 

Selain itu, Indonesia juga bukan negara raksasa dalam bidang olahraga. Maka dari itu, pemberian gelar bagi mereka yang berhasil mengangkat Indonesia di bidang olahraga tentunya terasa wajar saja dilakukan.