SEA Games 2019 Banyak Masalah, Begini Respons Presiden Filipina

Rabu, 27 November 2019 12:52 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Fox Sports Asia
Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste terlantar di SEA Games 2019. Copyright: © Fox Sports Asia
Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste terlantar di SEA Games 2019.

FOOTBALL265.COM – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengaku sangat kecewa dengan buruknya persiapan penyelenggaraan pesta olahraga se-Asia Tenggara, SEA Games 2019, oleh panitia penyelenggara (PHISGOC).

Dilansir dari laman Rappler, kekecewaan terhadap persiapan SEA Games 2019 itu disampaikan Duterte melalui Juru Bicara Kepresidenan, Salvador Panelo, Selasa (26/11/19). Panelo mengungkapkan di harapan awak media saat berada di Busan, Korea Selatan.

“Presiden tidak senang setelah mendengar berbagai masalah di SEA Games 2019: penundaan, tuduhan atlet tidak diberi makan dengan layak, atlet tidak dijemput dan diantar ke hotel dengan tepat waktu. Dia sangat kecewa,” kata juru bicara tersebut.

“Selain itu berbagai tuduhan yang diberitakan di media membuatnya tidak senang. Dia ingin ada penyelidikan (terkait masalah ini),” tambah Panelo.

Duterte sendiri secara tidak langsung menyalahkan pihak PHISGOC dan ketuanya, Alan Peter Cayetano, karena sudah mengganggu acara olahraga dua tahunan yang akan dibuka hari Sabtu, 30 November besok.

Akan tetapi apabila penyelidikan mulai dilakukan, maka PHISGOC dan ketuanya akan jadi pihak pertama yang terlibat di dalam menyebabkan masalah-masalah persiapan SEA Games 2019.

Sebagaimana diketahui, masalah persiapan SEA Games mulai muncul ketika kontingen sejumlah negara kontestan tiba di Manila, Filipina sejak akhir pekan lalu. Timor Leste, Thailand, Kamboja dan Myanmar dianggap paling dirugikan.

Timor Leste mengalami hal pahit karena harus menunggu 2,5 jam di bandara karena bus belum datang. Setelah bus datang, ternyata tujuan hotel mereka salah dan para pemain harus kehilangan waktu untuk beristirahat.

Kemudian Thailand ditempatkan di hotel yang lokasinya jauh dari tempat latihan. Myanmar juga mengalami nasib sial karena harus diangkut bus umum dan berdesak-desakan dengan penumpang lain.

Para pemain Kamboja harus rela tidur di lantai hotel karena kamar belum dipersiapkan. Belum lagi dengan pasokan makanan dan minuman yang disediakan pihak hotel yang terbatas dan tidak memenuhi nutrisi.

Meski pihak PHISGOC menyatakan meminta maaf dan siap bertanggung jawab, kejadian ini tetap akan jadi pukulan serius agar mereka memperbaiki pelayanan sesegera mungkin.