Corbin Hart, dari Ambang Maut Akhirnya Menuju Paralimpiade Tokyo
Corbin Hart dibawa ke rumah sakit dan para tenaga medis di sana khawatir luka yang ia alami bakal berujung pada infeksi. Pada akhirnya, cara terbaik adalah melakukan amputasi.
Setelah mendapat penanganan, Hart pun mulai pulih. Ia pelan-pelan kembali menemukan tujuan hidup dan memperjuangkannya, termasuk salah satunya tampil di Paralimpiade Tokyo 2020.
Ia berhasil lolos kualifikasi pada bulan Mei lalu dengan finis di posisi tujuh, mencatatkan waktu 43,78 detik.
Nah, sebelum terjun sebagai atlet para-canoe, Hart mengaku sebagai sosok yang sangat rajin bekerja. Hari-harinya hanya diisi dengan orientasi mencari uang sebanyak-banyaknya.
“Saya bekerja enam hari dalam sepekan dan selalu bekerja jauh dari rumah. Saya melakoni shit pagi, shift malam, rasanya memang membosankan,” ucapnya.
Dedikasi tinggi yang dimliki Corbin Hart terhadap pekerjaan bahkan sempat membuatnya kembali ke kantor setelah kondisi kesehatannya membaik.
Akan tetapi, perlahan ia sadar bahwa ia ingin mengambil tantangan baru dalam hidupnya. Dari sinilah kisahnya sebagai atlet paracanoe dimulai. Awalnya, Hart mencoba mendayung kayak usai mendapat saran dari kawannya.
Kemudian, hasratnya untuk menciptakan prestasi di dunia olahraga pun membuncah. Ia bahkan sudah menetapkan cita-citanya untuk berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020.
Hanya saja, awalnya ia mengaku kagok dan aneh lantaran harus menyesuaikan posisi tubuh saat mendayung. Akan tetapi, berkat bantuan fisioterapi ia bisa sudah tidak kesakitan lagi meski saat ini memiliki satu kaki.
Selain itu, keluarganya pun juga memberi dukungan penuh, bahkan rela bangun di tengah malam demi memberi dukungan kepada Hart yang berkompetisi untuk lolos kualifikasi Paralimpiade Tokyo 2020.
Meski bermimpi bisa meraih kemenangan, Hart mengaku akan lebih memprioritaskan tampil maksimal sambil menikmati kompetisi. Ia ingin membuat hatinya bahagia lantaran bisa melakukan hal hebat setelah mengalami cobaan berat dalam hidup.