Tragis, Juara Dunia Kickboxing Ukraina Gugur Usai Ikut Perang di Mariupol
Maksym Kagal hanya satudari sejumlah atlet olahraga Ukraina yang turun. Berperang melawan invasi oleh Rusia setelah Vladimir Putin mengizinkan adanya operasi militer ke Ukraina.
#Ukraine's world kickboxing champion Maksym Kagal died defending #Mariupol. He was 30 and chose to defend hie country over the sport career.
— Oleksandra ‘Sasha’ Ustinova (@SashaUstinovaUA) March 28, 2022
Glory to Ukrainian Heroes#NoFlyZoneOverUkraine #DefendDemocracy pic.twitter.com/N1kzdhreeq
Sebelumnya sejumlah atlet dan legenda olahraga Ukraina ramai-ramai bergabung dalam perjuangan untuk menyelamatkan negaranya dari invasi Rusia.
Mulai dari juara tinju kelas berat hingga mantan pelatih sepak bola berlomba-lomba pulang ke Ukraina untuk bergabung dalam pasukan sukarelawan yang terdiri dari masyarakat biasa.
Sebut saja, Oleksandr Usyk juara Dunia tinju di dua kelas berbeda, Ia memutuskan bergabung dengan pasukan ‘bela negara’ yang berhasil menyedot banyak animo warga Ukraina.
Dia selama ini juga sangat vokal berkomentar soal konflik yang terjadi antara negaranya dan Rusia, Usyk selalu berterimakasih kepada semua warga Ukraina atas keberaniannya.
“Teman-teman terima kasih, sekali lagi saya ingin berterima kasih kepada semua orang Ukraina yang berani keluar dan membela negaranya. Terima kasih banyak,” ucap Oleksandr.
Kemudian bergeser ke atlet tenis andalan Ukraina yang juga memutuskan turun ke medan perang, mengangkat senjata bertempur melawan tentara Rusia.
Sergiy Stakhovsky, petenis berusia 36 tahun ini pernah mencapai peringkat 31 Dunia. Dia memang atlet yang baik namun dalam urusan berperang, dia mengaku tak terlalu paham.
“Saya tidak akan pernah membayangkan dalam hidup saya bahwa akan melakukan hal seperti ini, bahwa saya akan berada di kota asal saya, berpatroli dengan rompi buatan sendiri, dengan senjata di tangan saya,” jelas Stakhovsky melansir dari Independent.
Berikutnya ada nama, Yuriy Vernydub, pelatih tim asal Moldova FC Sheriff Tiraspol yang memilih meninggalkan pekerjaan sebagai seorang manajer dan memilih kembali ke Ukraina.