“Berdasarkan prestasi saat ini, emas bis akita raih dari taekwondo, wushu, pencak silat, binaraga dan cabor lainnya. Kami menemukan lebih dari 58 persen atlet siap bertanding di SEA Games perdananya,” kata Menpora, dilansir dari Bernama.

Lebih lanjut saat disinggung mengenai target lebih rendah kali ini dibandingkan dengan pencapaian di edisi sebelumnya, ia mengatakan hal tersebut menyusul total 72 medali.

Yakni 25 emas, 18 perak dan 29 perunggu dari 68 nomor di 27 cabor yang diraih atlet Malaysia pada edisi 2019.

“Di antara medali yang kami ‘kehilangan’ adalah dari squash, bowling rumput yang masing-masing menyumbangkan 4 emas, skating (2 emas), senam ritmik (3 emas individu), breakdance (1 emas) dan beberapa cabor lainnya,” tambahnya.

Selain itu total ada 22 cabor seperti berlayar, berkuda, hoki, rugby dan ski air yang biasanya menyumbangkan medali di SEA Games, namun kali ini tak dipertandingkan sehingga targetnya menurun.

Ia lebih lanjut mengatakan bahwa pandemi Covid-19 juga menjadi alasan mengapa Malaysia tak mematok target terlalu tinggi, dan 36 emas dianggap sudah realistis.

Sementara itu, Kemenpora Indonesia sendiri memasang target bahwa kontingen Garuda bisa menembus 4 besar di SEA Games 2022.

Melansir dari Antara, Menpora Zainudin Amali mengatakan target peringkat 4 besar tersebut bisa dicapai dengan perkiraan perolehan 79 medali emas.

Meski demikian, Kemenpora sedang finalisiasi berapa jumlah kontingen dan cabor yang akan diikuti di SEA Games 2022.