In-depth

Tragedi Berdarah Olimpiade Munchen 1972, Pembantaian 11 Orang Israel Termasuk Para Atlet

Selasa, 6 September 2022 22:49 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Reuters/Leonhard Foeger
Suasana peringatan 50 tahun tragedi pembantaian di Olimpiade Munchen 1972. Foto: Reuters/Leonhard Foeger. Copyright: © Reuters/Leonhard Foeger
Suasana peringatan 50 tahun tragedi pembantaian di Olimpiade Munchen 1972. Foto: Reuters/Leonhard Foeger.
Peringatan 50 Tahun

Baru saja, digelar peringatan 50 tahun Munich Massacre Olimpiade Munchen 1972, yang turut dihadiri Presiden Jerman saat ini, Frank-Walter Steinmeier.

Dalam pernyataannya, ia sangat menyesalkan tragedi kemanusiaan tersebut, yang seharusnya tidak boleh terjadi di ajang multi-event olahraga maupun di mana pun di muka bumi ini.

Apalagi, Olimpiade adalah tempat berkumpulnya atlet-atlet terbaik dari seluruh penjuru dunia, yang berkompetisi dengan menjunjung nilai-nilai positif seperti kerja keras, persahabatan, dan sportivitas.

Namun sayangnya hal-hal apik tersebut justru ternoda oleh aksi segelintir oknum tidak bertanggung jawab nan keji, yang tega menghilangkan nyawa orang lain dengan mudahnya.

Meski insiden pembunuhan atlet di Olimpiade Munchen 1972 tidak terjadi semasa pemerintahannya, Frank-Walter Steinmeier tetap meminta maaf atas nama negaranya, Jerman, yang gagal sebagai tuan rumah.

“Saya malu. Sebagai kepala negara dan atas nama Republik Federal Jerman saya meminta maaf atas perlindungan yang tidak maksimal kepada para atlet,” ucapnya seperti diwartakan Reuters.

“Kami juga harus bertanggung jawab sebagai tuan rumah yang tidak bisa mencegah hal yang harusnya bisa dicegah,” tambahnya lagi.

Setelah insiden ini, IOC pada akhirnya menggelar moment of silence secara resmi di event Olimpiade, sesuai permintaan keluarga korban.

Hanya saja, keputusan tersebut diambil baru-baru ini setelah penantian panjang keluarga selama bertahun-tahun.

Moment of silence untuk para atlet yang tewas di Munchen 1972 digelar saat upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 tahun lalu.